Seringkali ketika anak tantrum kitanya ikut tantrum. Wajar, emosi itu menular. Oleh sebab itu harus bisa kontrol emosi agar orang disekitar kita mau mencontoh kita. 😍
.
Dalam proses menjadi trainer emosi tentunya kita harus dalam kondisi netral ya Bunda, antara *amygdala dan PFC* bekerja bersamaan. 😘
.
.
Bagaimana proses dalam melatih emosi orang lain terutama anak kita?
.
1. *Tenang*
Kita harus memahami bahwa orang dihadapan kita sedang emosional, *amygdala hijeck* oleh sebab itu maklumi saja jika dia emosional, jangan dimarahi balik, malah percuma. Karena PFCnya tidak bekerja dg baik. 😘
.
2. *Empati*
Karena lawan bicara kita sedang emosional, maka kita harus menggunakan sisi emosi kita dengan berempati dengan dia. Mengatakan "Kamu itu salah." Atau "Udah ikhlaskan aja." Adalah pilihan yang buruk karena emosionalnya akan menyerang ke Anda. 😉
Jadilah orang yang mengerti tentang dirinya dan penderitaannya.
.
3. *Beri Kesempatan Meluapkan Emosi*
Sering sekali muncul kata2 "Udah jangan nangis" justru hal seperti ini membuat dia menjadi bom yang bisa meledak sewaktu2 karena pola pelepasan emosinya terbatas. Gak ada yang salah kok dengan menangis. Itu salah satu karunia Tuhan. 🌷
.
4. *Bantu Dia Mengidentifikasi Perasaannya*
Masih ingat kan di audio terapi saya yang lalu saya minta mengidentifikasi perasaan yang muncul. Karena ini penting sekali untuk mengaku pada diri sendiri tentang apa yang sedang dirasakan. *Jujur pada diri sendiri itu penting dalam proses penyembuhan.*
.
Pada anak2 kita harus membantu dia mengidentifikasinya.
Contoh dia menangis, kamu sedang sedih atau marah?
Kamu mau menangis sendiri atau ditemani Bunda?
Apa yang bisa Bunda bantu?
.
Disini kita menunjukkan empati kita pada anak. Tapi usahakan jangan ada kontak fisik terlebih dahulu. Memberikan sentuhan pada anak ketika sedih akan membuat dia ingat kesedihannya saat disentuh.
.
5. *Beri Warna Emosi*
Memperkenalkan emosi bisa melalui warna, misalnya merah untuk marah, pink untuk bahagia, biru untuk sedih. Dengan begitu anak lebih mudah mengidentifikasi emosinya saat ini. 😘
.
6. *Beri Apresiasi*
Yups, setelah anak meluapkan emosinya dengan baik, maka saatnya kita harus memberinya penghargaan. 🌷
Kita sendiri tau mengelola emosi membutuhkan perjuangan, begitu juga bagi anak2 kita. Jadi ajak lah dia keluar berdua. 💝
.
7. *Stop Menjadi Detektif*
Saat keluar bedua, jangan menjadi detektif yang mencari tau masalah anak kita lho. Bisa2 dia malah _badmood_ dg sikap kita. Biarkan dia nyaman dulu dengan kita, biarkan dia benar2 melepaskan emosinya.
.
Jika dia sudah nyaman dengan kita, gak perlu jadi detektif kok untuk bisa mengorek informasi 👨👩👧👦
.
Selamat Praktek. 😍😘
Sabtu, 17 Juni 2017
Menjadi Trainer Emosi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
no sara
no bully
always keep smail