*Kiat Memperbaiki Komunikasi Pengasuhan Anak*
Berubah pelan-pelan yuk dengan cara :
*1. Bicara jangan tergesa-gesa*
— yuk sempatkan ngobrol santai sama seluruh anggota keluarga supaya apa yang kita sampaikan nyampe. Mulai mengurangi cara bicara yang terburu-buru. Kita juga nggak suka kan kalo disuruh-suruh sama bos ini itu dengan terburu-buru, ngerasa tertekan kan… Nah begitu juga anggota keluarga kita.
*2. Belajar Untuk mengenali diri kita dan kenali lawan bicara kita*
— yuk mulai belajar kenal diri sendiri, setelah itu baru deh kenali lawan bicara kita siapapun itu.
*3. Ingat: setiap individu itu UNIK*
— STOP membandingkan satu sama lain. Kita juga nggak mau kan suatu saat anak kita membandingkan kita dengan orang tua lainnya. Gimana perasaan kita kalo pas kita banding-bandingin anak kita dengan anak lain tau-tau si anak bilang “ya udah dia aja yang jadi anak mama”. atau gimana perasaan kita saat anak bilang “aku nggak suka punya orang tua kaya mama papa yang galak cerewet, aku mau punya orang tua kayak temenku yang baik, lembut, sayang sama anaknya. Aku mau tinggal sama mereka aja!” Hmm sakit kan kalo kita dibandingin sama anak sendiri…
*4. Pahami bahwa kebutuhan dan keinginan itu berbeda!*
— Ayo belajar memilah lagi mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan.
*5. Baca bahasa tubuh*
-– Tindakan itu bisa lebih berarti daripada sekedar kata-kata
Daripada kita nyerocos nasehatin anak yang lagi sedih, lebih baik kita kasih pelukan sayang. Orang yang lagi terpuruk biasanya susah diajak menyerap kalimat. Tindakan biasanya lebih berarti buat mereka. Kalo sudah tenang baru ngobrol bareng.
– Bahasa tubuh tidak pernah berbohong
orang yang lagi sedih pasti keliatan dari bahasa tubuhnya meski mulutnya bilang kalo dia lagi nggak sedih. Nah daripada percaya sama mulutnya, lebih baih percaya sama bahasa tubuhnya. Aku jadi inget, ceritanya ada pengantin baru nih, kan kalo istri ngambek suka manyun tuh. suaminya tanya, “kamu marah ya?”. Biasanya si istri bakal bilang nggak, tapi dengan bibir yang makin manyun. Nah buat suami2, nggak usah percaya sama mulutnya si istri yang bilang nggak marah padahal bibirnya udah manyun 5cm gitu. Mending istrinya diberi perhatian, sambil disayang, ditanya kenapa sih kok bibir nya manyun, lagi kesel sama siapa… Tar lama-lama istrinya pasti curhat *wanita kan seneng curhat*. Jadi nggak cuma anak kecil aja yang butuh disayang-sayang dan diperhatiin, kita orang gede aja seneng kok ya kalo diperhatiin hehe…
*6. Dengarkan perasaan*
— jangkau rasa lawan bicara dengan menyelami perasaannya. ajak bicara seolah-olah kita juga ikut ngerasain. Misal: “oh tadi kamu disekolah berantem sama temen ya nak. wah kesel banget dong… terus duit jajan nya ketinggalan di rumah dan nggak bisa jajan disekolah ya nak. hmmm pasti kamu jadi laper banget ya disekolah. ya udah sini sayang, mama udah siapin makanan kesukaan kamu nih, makan yang banyak ya biar laparnya hilang…”. Jadi belajar selami perasaan anak seolah-olah kita ada di posisinya.
*7. Hindari 12 gaya populer*
— contoh gaya ini sudah jelas ya ada di atas. Jadi sebisa mungkin hindari komunikasi gaya ini. Akibat terlalu sering berkomunikasi dengan 12 gaya ini, akibat buat si anak adalah: anak tidak percaya pada perasaanya sendiri sehingga tidak PD.
*8. Tentukan: Masalah siapa?*
— pertama, telaah masalah anak atau masalah orang tua? Setelah itu, kita tentukan apa sebaiknya dibantu atau dibiarkan saja? Hidup adalah pilihan dan pilihan, maka anak perlu dilatih untuk mampu memilih, mengambil keputusan sendiri, dan mempertanggungjawabkannya.
*9. Mendengar aktif*
— Dengarkanlah anak kita dan posisikan diri kita pada posisinya.
*10. Sampaikan Pesan saya*
— Daripada ngomel panjang lebar dan menunjuk kamu begini kamu begitu, lebih baik bilang “mama/papa kesal kalau kamu tidak membereskan mainan karena kalau nanti mainannya hilang kamu kamu juga yang sulit mencarinya. Nah intinya, katakan apa perasaan kita, tapi disertai dengan sebab dan akibatnya.
Yuk Beralihlah pada *Amazing Communication*, yaitu bicara bahasa anak dengan memahami bahasa tubuh dan mendengar aktif.
Tak perlu lagi menarik urat dan menguras emosi saat berkomunikasi dengan anak.
Ubah 15 komunikasi tradisional yang biasa Ayah Bunda lakukan kepada Anak:
– Memerintah
– Mengancam
– Menceramahi
– Menginterogasi
– Memberi cap
– Membandingkan
– Menyalahkan
– Mendiagnosis
– Memberi solusi
– Mengalihkan
– Menyindir
– Menghibur
– Menjamin
– Membohongi
Tujuan pengasuhan jadi lebih mudah tercapai.
Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang *mandiri, rajin belajar, taat beribadah, homat pada orangtua, dan tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif*. In shaa Allah...
*WAHAI ORANGTUA JANGAN KAU RUSAK PSIKOLOGIS ANAK-ANAKMU DENGAN LIDAHMU.*
BERUBAH ATAU KALAH & MENYESAL ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
no sara
no bully
always keep smail