Jumat, 04 Agustus 2017

[MANAJEMEN RUMAH TANGGA]


.
Agar Kita Memahami Mengapa Ibu Berubah Menjadi GARANG
.
.
.
.

Tiba-tiba saja ummi sedikit garang. Sepertinya anak-anak dan suami semakin hafal bila ummi seperti ini. Itu artinya ummi akan kedatangan tamu. Pekerjaan mengajar homeschooling, mengelola usaha dan beres-beres rumah yang biasanya dilakukan dalam rentang waktu seharian penuh, sekarang harus dipadatkan agar selesai sebelum tamu datang.

Ummi: "Ayo naaak please sehari aja ummi minta tahan dulu tangannya. Duduk manis baca buku aja. Ummi janji abis tamu datang, boleh eksplore lagi. yang penting tamunya sempet lihat rumahnya rapi dulu.

Kira-kira kalimat seperti itu yang disampaikan ummi bila sedang persiapan menjamu tamu. Adakalanya tamu singkat datang hanya sampai ruang tamu. Ruang tamu dijaga selalu rapih sehingga tidak perlu persiapan khusus dalam menyambutnya. Namun ada kalanya kerabat dekat seperti mertua dan saudara bertamu kerumah. Sudah pasti akan memasuki wilayah yang lebih privat selain ruang tamu. Sebagai perempuan tentu sangat manusiawi. Saya ingin memuliakan tamu dengan rumah yang lebih layak disebut rumah. Hahahaha. Biasanya rumah saya kembali layak disebut rumah hanya pada malam hari setelah kami semua bekerja bakti.

Bagimana tidak garang, hari itu saya sudah memadatkan semua jadwal agar rumah beres sebelum ashar. Padahal homeschooling tetap berjalan. Ada anak yang membuat es krim dengan taburan mises sampai berantakan. Selesai menegur sambil membereskan yang kotor, anak-anak pergi ke ruangan yang terdapat kandang hamster. Maka bertaburanlah serbuk kayu hamster disekitar kandang.

Kalo sudah terburu waktu, desibel suara pun meningkat untuk melibatkan mereka dalam bertanggung jawab. "haduuuuh ini siapa yang berantakin lagi?? tolong dooong tahan sebentar ajaaaa.. ini tamu mau datang!!!" Jika terburu waktu, sang ibu pun berubah menjadi pahlawan pembasmi kekacauan. Bersigap bergerak tanpa banyak melibatkan demi satu tujuan. "Rumah rapi sebelum waktunya"

Setelah selasai menjadi garang, saya kemudian merenung dan memanggil suami.

Ummi: "Pah sekarang aku mengerti kenapa banyak ibu-ibu yang sering marah dan stress dengan pekerjaan rumah tangga. Sebenernya mereka itu stress dengan target mereka sendiri. Coba deh pah, kalo ummi sedang tidak ada tamu kan santai. Yang penting semua selesai malam hari. Semua anak terlibat bertanggung jawab. Tapi kalo seperti begini, ummi mengejar target ummi sendiri. alhamdulillah ummi gak pasang target tinggi soal standar rumah"

Bagi saya menikmati rumah itu berarti memanfaatkan sepuas-puasnya segala sudut rumah untuk kepentingan kebaikan. Artinya saya memilih tema bahagia tersediri soal keadaan rumah. Ada ruang buku dan mainan yang sangat penuh dengan resource belajar anak. Ruangan ini sering sekali berantakan bahkan terkadang tidak terkejar selesai di bereskan di malam hari bila kondisi homeschooling sangat padat. Baru diwaktu tertentu kami kerja bakti merapihkannya. Ada ruang tengah yang selalu penuh dengan mainan di siang hari. Karena anak yang belum mendapat giliran belajar akan bermain atau membengkel di ruang ini. Ada dapur yang sering kotor dan lengket karena ada anak yang sangat senang eksplorasi dengan membuat makanan. Ada kamar yang sangat berantakan dengan mainan dan buku, karena saya sering sekali menyelenggarakan sekolah sambil menyusui bayi.

Cara menikmati rumah memang sebuah pilihan. Ada banyak keluarga yang sangat menikmati saat setiap sudut rumah sangat rapi dan tanpa debu. Sehingga mereka memilih cara lain untuk menyalurkan energi anak-anak mereka. Ada yang memberikan sudut khusus untuk berantakan dan menciptakan beberapa ruangan tetap rapi untuk memuliakan tamu. Namun ada juga yang memilih memberikan anak TV dan gadjet agar suasana rumah tetap bersih dan rapi. Pernah seorang kerabat berkomentar saat main ke rumah dan melihat lantai penuh dengan mainan anak dan meja penuh dengan hasil jamuan makanan. "Aduh kalo tante XXX kesini pasti liat meja dan lantai yang berantakan stress banget" katanya. Hahahaha dalam hati saya berkata "Aduh untung aja tamunya gak liat keadaan rumah kami sebelumnya. Padahal segini sudah diberesin banget sebelum mereka datang". Saya pun bertanya pada beliau "Memangnya anaknya gak pernah main pakai mainan?" Beliau menjawab "Gak pernah liat mainan sih kalo kita datang kesana, anaknya biasanya nonton atau main hp. Gak tau juga sih ya, tapi tiap kita datang kesana sih lagi main hp atau nonton"

Memang mudah sekali menjaga kerapihan dan kebersihan rumah. Mengunci anak di dalam kamar dengan multimedia. Insya Allah rapi! Apalagi menyuapi mereka makan. Bersih!!! Dalam keadaan memiliki tamu penting urusan bisnispun, dalam durasi beberapa waktu saya meminta anak bermain di kamar dalam keadaan pintu tertutup. Sehabis tamu pulang, kamar luar biasa hancur lebur.

Saya sering menghibur diri pada suami "Pah nanti ada masanya rumah kita rapi dan kita hanya duduk berdua minum teh bersama. Tapi saat itu mungkin kita sangat merindukan mereka pulang kampung ke rumah" Sudahlah.... saya memilih mendifinisikan bahagia saya dengan cara tersediri. Karena ada banyak pasangan yang meiliki rumah rapi dan bersih sedang merindukan suasana seperti saya hari ini. Mereka merindukan kehadiran buah hati. Mungkin bila saat itu tiba ia tak lagi merindukan rumah rapi dan bersih tanpa gelak tawa dan tangisan yang heboh.

*Ternyata agar diri tidak sampai menuju diagram menjadi garang itu mudah sekali. Sesuaikan standar dengan keadaan diri.* Sesuaikan standar dengan definisi kebahagiaan yang lebih abadi. Kecuali bila kita memilih bahagia hidup dalam rumah yang sangat rapi dan bersih namun satu per satu penghuninya pergi dan tak terlalu merindukan untuk berlama-lama bertemu. Hanya karena dulu kita terlalu garang karena ingin rumah yang rapi. Percayalah kelak kita semua akan menghuni sebuah rumah yang sepi dan tanpa kegaduhan. Hidup sendiri dan hanya ditemani amal yang telah kita lakukan selama hidup di dunia ini. Sepi sendiri tanpa keributan anak-anak, dan hanya amat sangat merindukan doa-doa mereka.

Ref Kiki Barkiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

no sara
no bully
always keep smail