Sabtu, 08 Desember 2018



Tips Mengajak Suami Belajar Parenting
.
.
Suami saya tidak mau belajar parenting, Bubu. Saya jadi seperti berjuang sendiri.
.
Ada yang merasa seperti diatas? 😍😘
.
Kali ini Bubu akan membahas cara bersinergi dengan pasangan (bisa juga dengan keluarga lain) dalam proses pendidikan anak.
.
Kasus ini buanyak banget terjadi di lingkungan saya. Hampir setiap hari adaaaaaaa aja yg konsultasi seperti ini.
.
Oke, ketika kita menempuh cara baru dalam sebuah proses, pro dan kontra pasti ada. Kalau gak ada gak mantep. Karena disini Allah sedang memberi tantangan kita "kuat gak sih kamu?" Jika kita kuat, jika kita tahan, naik satu level deh diri kita.
.
Bagaimana jika omongan negatif ini muncul dari orang terdekat kita? Dari suami, orangtua? Mertua? Banyak yang akhirnya menjadikan omongan ini sebagai stressor, diomongin negatif langsung down? Ada? Saya pernah kok.. itu fase "perkembangan" mental saya.. ;) (tuh kan, ada rencana Allah dari kejadian di masa lalu sehingga saya bisa cerita disini :* )
.
So, how how how?
Pertama kita harus menguatkan diri kita dulu. Kalau kita masih mudah oleng gimana kita mau menguatkan orang lain? Kuatkan diri kita dengan sebuah misi yang kuat. AKU INGIN ANAKKU SUKSES DI DUNIA DAN DI AKHIRAT. Kemudian buat cabang2 dibawahnya, sukses dunia akhirat harusnya seperti apa MENTALnya? Bagaimana ATTITUDEnya?
.
Udah jadi? Datang ke orang2 yg berseberangan dengan kita. Kalau suami, puaskan dulu egonya seperti kata Kak Candra, setelah itu tembakan pertama :
Mas, aku punya bayangan anak-anak kita akan bla bla bla. Kalau mas bagaimana? Apa impian mas untuk anak-anak kita?
.
Kalau saya dulu harus meluluhkan hati kakek nenek Baba. Saya katakan : Buk, aku pengen Baba nanti jadi orang yang sehat fisik dan psikisnya, dia harus sukses di dunia maupun di akhirat, dan itu pengen saya mulai dari sekarang buk.
.
Respon beliau-beliau biasanya adem adem dulu. Mungkin beliau mikir "beneran gak nih?"😂
.
Next day, tunjukkan Misi kita. "Buk, ini lho daftar tugasku. Aku harus bisa ini agar Baba sehat fisik dan psikis nya. Ibuk seneng dan bangga kan kalau cucu ibuk sehat dan berprestasi? Aku MINTA TOLONG ya buk BANTU AKU semampu ibuk untuk mendidik Baba agar tangguh dulu deh (bapak ibu saya sering beri kelonggaran buat Baba yg berpotensi membuat dia manja)."
.
Untuk suami juga begitu. Beri peran yang jelas. Bapak-bapak tuh kadang lempeng gak peka. Jadi contoh ngomongnya gini : " Mas/Yank,Beib,Cinta, aku buat kayak gini, ini Misi ku dalam mendidik anak. Tugasku sekarang ini mendidik dia agar menjadi tangguh, jadi AKU MINTA TOLONG ya Mas, BANTU AKU mengajarkannya untuk menjadi anak yang tangguh. AKU KHAWATIR kalau kita tiba2 meninggal, bisa meninggal juga anak kita karena tidak bisa bertahan hidup. Kamu lebih menguasai Ketangguhan daripada aku Mas, jadi AKU BUTUH KAMU Mas 😘." Katakan ini sambil menatap matanya dan memegang tangannya. Disini Bunda harus kuat dan mantap.
.
Kenapa harus memakai kata minta tolong? Tidak semua orang suka diperintah. Bayangin kita ngomongnya "Mas kamu harusnya ngajarin anak kita ketangguhan biar dia kuat menjalani hidup."
Tercabik-cabik lah ego suami.. perang deh.. 😖
.
Pasangan dan anak kita adalah refleksi diri kita. Berbuat baiklah maka mereka akan berbuat baik juga pada kita.
.
Selanjutnya, tunjukkan kegiatan kegiatan positif Bunda selama belajar parenting. Tunjukkan betapa nyamannya kita dengan pola pengasuhan kita saat ini.
.
Stop ngomong meminta suami atau kakek nenek belajar parenting.
Tapi tunjukkan betapa besar manfaat belajar parenting.
.
Kenapa?
Karena manusia lebih mudah mengikuti gerakan orang lain daripada kata-kata.
.
Salam hebat penuh semangat..
.
dari Bubu Baba dan Kak Candra Adhi Wibowo
Untuk Keluarga Hebat Indonesia





Mengasuh Anak agar Lebih Percaya Diri (Part 2)

Oke, lanjutan dari materi hari rabu nih ya. Yang belum baca materi sebelumnya bisa cek di : https://www.facebook.com/konsultasiibudananak/posts/781471072197305?__tn__=K-R

7. Tips ketujuh adalah jangan menjelek-jelekkan hasil kerja anak walaupun dalam rangka bercanda. Yang namanya suasana hati siapa yang tau. Bisa aja niat bercanda kita malah dianggap serius dan membuatnya patah hati.

8. Belajar dari kesalahan. Jangan buru-buru membujuk anak untuk baik-baik saja ketika dia gagal atau melakukan kesalahan. Kesalahan yang sudah dia perbuat merupakan pelajaran berharga untuk masa depannya.

Mungkin awalnya anak akan merasa sedih dan menangis. Biarkan proses itu berjalan sescara alamiah. Ingat, anak kita itu manusia, dia memiliki perasaan. Jangan mengajarkan pura-pura baik-baik saja dalam kondisi tidak baik-baik saja. Itu artinya mengajarkan pada anak untuk menahan emosi, yang mungkin akan meledak ketika sudah nggak kuat menampung.

Jadi beri waktu dan kesempatan dia untuk meluapkan kesedihannya. Pastika kita berada di dekatnya untuk memberi dukungan moral, menunjukkan bahwa orangtuanya tetap ada walaupun dia gagal.

Nah setelah dia sudah selesai meluapkan perasaanya, ajak anak untuk melakukan mendapatkan pelajaran dari kegagalan ini. Lakukan evaluasi dan revisi agar kegagalan yang sama tidak terulang lagi. Setelah itu rayakan kegagalan itu, hahaha. Bukan, lebih tepatnya rayakan keberanian si anak untuk berusaha semaksimal mungkin.

9. Beri anak tantangan-tantangan baru. Beri dia misi kecil-kecilan yang sekiranya dapat dia lakukan. Misal beli garam atau yang udah gede minta untuk berbelanja di pasar dengan berbekal catatan. Kalau Baba biasanya diminta ayahnya beli bensin. Nah kalau saya beda lagi tantangannya.

Setiap Baba minta mainan, saya menantang dia, bisa nggak mainan ini buat belajar? Terakhir dia beli kelereng dan saya minta dia buat lintasan kelereng. Apakah berhasil? Belum, tapi saya suka melihat usahanya untuk membuat pola lintasan kelereng.

Kalau di luar rumah, tantangannya beda lagi. Saya melatih Baba berkomunikasi dengan orang lain. Ingat kan Baba itu cadel? Nah tantangannya adalah gimana caranya ngomong agar lawan bicara paham dengan ucapannya. Ya walau harus beberapa kali pengucapan, dia berhasil kok.

Tantangan terbaru Baba adalah tentang latihan konsep kepemilikan, sudah baca? Kalau belum, silahkan dibaca di postingan sebelum postingan ini ya.

10. Ajarkan anak tentang apa yang anda ketahui. Sering-seringlah bercerita tentang pengalaman hidup Anda selama ini. Saya biasanya cerita pengalaman waktu sekolah, waktu kuliah, pasien di rumah sakit. Begitu juga dengan Kak Can yang juga cerita tentang pengalaman hidup. Dan ketika kami mendapat ilmu baru, kami biasakan untuk melakukan diskusi di depan Baba, yang otomatis didengar juga oleh Baba.

Efeknya adalah Baba jadi sering bercerita tentang ilmu atau pengalaman baru yang dia dapatkan. Setelah itu kami melakukan diskusi ringan, biasanya Baba akan bertanya banyak hal yang saya usahakan untuk menjawab secara logis dengan bahasa yang mudah dia pahami.

Beri kesempatan dia untuk berbicara walaupun itu hal yang tidak nyata, itu adalah proses pelatihan kepercayaan dirinya juga lho.

11. Jadilah pendukung setia ketika anak merasa kesulitan. Bagi saya, dukungan keluarga adalah kekuatan yang sangat besar. Walau tanpa kata, pelukan sudah cukup menenangkan. Setuju?

Ketika Baba merasa kesulitan bahkan sampai ingin menangis, saya duduk di depannya dan tersenyum, “Bunda yakin kamu bisa menyelesaikan ini. Ayo Sayang.” Begitu kata semangat yang saya ucapkan untuknya.

Itulah kenapa orangtua harus memiliki manajemen emosi yang baik, tentu saja agar mampu memberi energi positif pada anak. Orang yang positif dapat membuat orang lain menjadi lebih positif. Energi dapat menular dengan cepat, baik positif maupun negatif. Sebaiknya pilihlah energi positif.

12. Beri contoh bagaimana menjadi seorang yang percaya diri. Semua praktek diatas akan lebih baik jika kita sebagai orangtua memberi teladan sebagai orang yang percaya diri.

Gimana caranya Bubu?

Contohnya nih ketika ada kegiatan rapat sekolah, RT atau arisan PKK, jadilah anggota yang aktif. Atau sering melakukan diskusi dengan suami. Akan lebih baik lagi jika kita mengajak anak untuk bertemu dengan orang hebat di wilayah kita. Misalnya bertemu dengan walikota, atau pengusaha yang paling dihormati di wilayah tersebut atau tokoh agama yang berpengaruh. Ajak anak melakukan hal-hal hebat dimana orangtua yang menjadi tokoh utama.

Dengan melakukan hal-hal demikian, figur otoritas kita akan naik di depan. Anak akan mengidolakan kita dan insya Allah akan mengikuti kepercayaan diri kita.

Siap pratek?
Tes dulu, ada yang sudah praktek materi part 1?
Share dibawah yaaa...

Dari Bubu Baba dan Kak Candra Adhi Wibowo
Untuk Keluarga Hebat Indonesia


Mengurai benang merah masalah

.

Alhamdulillah sudah sampai di materi terakhir nih setelah selama 9 hari berturut-turut kita memaksa diri keluar dari zona nyaman. Dari yang sebelumnya males-malesan belajar tentang anak dan keluarga, di program KHI ini kita belajar dan praktek materi-materinya.

.

Sebenarnya apapun masalah yang kita hadapai, selalu ada benang merahnya, selalu ada pola dan solusinya, hanya saja kadang kita sebagai orangtua terlalu malas untuk belajar ilmu-ilmu baru atau memang sudah mencari solusi namun tak juga kunjung ketemu.

.

Saat ada masalah-masalah datang nanti, jangan fokus ke kondisi saja, karena akan membuat kita semakin tertekan dan kesulitan mengamati pola masalah dan solusi yang ada. Kendalikan pikirannya dengan cara mengendalikan emosi yang ada. Cara mengendalikan emosi adalah dengan mengubah fokus kita, mulai dari kata-kata dan bayangan-banyangan buruk yang ada dalam pikiran.

.

Kita harus urai benang merah masalah kalau mau masalah-masalah yang ada cepat selesai. Jangan pikirkan solusi besarnya dulu, lebih baik fokus dengan apa yang bisa dilakukan saat ini. Fokus benerin hal-hal kecil yang mengarahkan kita semakin dekat dengan solusi.

.

Saran saya, jangan praktek sendiri tanpa didampingi praktisi, karena tidak efisien dan makan waktu yang lama. Lebih baik pilih salah satu praktisi yang sudah terbukti ahli di bidangnya dan kita belajar sebagai muridnya. Dengan guru pembimbing, langkah dan waktu kita menjadi lebih efisien dan efektif.

.

Misal saya ingin belajar bulutangkis saya akan belajar dari juara bulutangkis, bukan hanya orang yang bisa bulutangkis saja. Guru-guru dalam kehidupan ini tidak harus selalu ketemu secara fisik, namun dengan perkembangan teknologi, kita juga bisa belajar dari guru-guru kita melalui video, buku, program pembelajaran, seminar.

.

Meski begitu, tetap luangkan waktu untuk bertemu secara fisik, minimal makan siang bersama. Melalui obrolan-obrolan yang terjadi biasanya kita akan mendapatkan ide-ide baru untuk menyelesaikan masalah kita.

.

Masalah tidak akan menjadi masalah lagi ketika menemukan benang merah solusinya dan dibimbing oleh orang yang lebih ahli.
Long Distance Parenting
Pengasuhan Jarak Jauh

Tidak semua orangtua bisa tinggal serumah dengan anak-anaknya. Siapa sih yang mau berjauhan dengan anak dan keluarga? Mayoritas akan menjawab nggak mau. Namun kadang masalah finansial dan pendidikan membuat mereka menempuh jalan ini.

Berjauhan dengan anak bukan berarti nggak bisa tetap dekat dengan anak. Ada banyak cara membuat perpisahan sementara ini tidak menyakiti perasaan anak. Silahkan disimak.



Beri Penjelasan.

Berpisah dengan anak bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terutama bagi ibu. Apalagi jika anak masih kecil, ia membutuhkan sosok orangtua lengkap yang menemani perkembangannya. Tapi jika kondisi memaksa untuk berpisah, bagaimana lagi.

Yang perlu dipersiapkan pertama adalah kondisi mental anak. Jangan sampai anak merasa perpisahan ini karena orangtua tidak mencintainya lagi. Kalau anak berontak, nangis, marah, kecewa, itu semua wajar.

Beri penjelasan pada anak kenapa harus berpisah sambil tenangkan si anak. Dan buat kesepakatan-kesepakatan apa saja yang dapat dilakukan ketika berpisah nanti, terutama dalam hal komunikasi. Jam berapa akan quality time dan dengan menggunakan media apa?



Samakan Pola Asuh dengan Wali

Ini untuk anak yang ditinggal kerja oleh orangtuanya, jangan sembarangan menyerahkan pengasuhan. Pilih orantua pengganti atau wali yang benar-benar bisa menerima dan menyayangi anak kita. Buat juga kesepakatan pengasuhan dengan mereka. Jangan lupa untuk menjaga hubungan baik dengan wali dengan mempersering komunikasi. Selalu pantau perkembangan anak melalui walinya. Begitu pula bagi anak yang sekolah di asrama atau di pondok pesantren, tetap jaga komunikasi.



Komunikasi Intensi dengan Anak

Lakukan komunikasi via voice call atau video call, paling tidak 3x dalam sehari. Yang pertama di pagi hari, yang kedua saat anak sudah pulang sekolah, yang ketiga sebelum mereka tidur. Selelah apapun, jaga komunikasi dengan anak agar mereka tidak merasa dibuang atau diabaikan begitu saja.

Jika sampai anak merasa begitu, lambat laun anak hanya menganggap kita sebagai mesin ATM berjalan karena ikatan emosional tidak terbentuk.

Apapun yang terjadi, orangtua harus tau meskipun pihak wali sudah memberikan perhatian dan kasih sayang pada mereka.



Anak tetap Prioritas

Jika suatu ketika anak sedang sakit,usahakan untuk pulang dan berikan motivasi kepada anak. Kalau bisa jadwalkan seminggu sekali atau sebulan dua kali untuk menjenguk anak. Tapi sesuaikan dengan jarak juga ya.

Beri penjelasan ke anak kenapa orangtua tidak bisa sering pulang, jelaskan tentang harga tiketnya, waktu tempuhnya juga. Jelaskan juga padanya tentang birokrasi kantor saat mengajukan cuti.

Gimana kalau ortu nggak bisa jenguk dalam waktu beberapa bulan Bubu?

Ajak anak untuk datangi ortu kalo gitu. Yang penting selalu ada pertemuan dengan kedua orangtuanya. Dengan begitu anak akan merasa masih memiliki orangtuanya dan orangtuanya masih mencintainya..

Bagi yang anaknya sekolah di asrama atau di pondok, saat datang berkunjung bawakan juga makanan yang disukai oleh anak-anak. Karena biasanya anak tidak boleh membawa ponsel, kita bisa meminta anak menulis kegiatan sehari-hari dalam jurnal yang bisa kita baca ketika jadwal bertemu.



Konsistensi

Yang namanya kerja itu tentu capek ya, tapi kita harus menepati janji pada anak mengenai hal-hal di point pertama. Janjian dengan orangtua membuat anak bersemangat karena memiliki sesuatu yang dinantikan, yaitu bercerita dengan orangtuanya.

Jadi ketika lelah melanda, sebaiknya mandi dulu agar kembali segar untuk menerima celoteh penuh cinta anak-anak kita. Dengan menepati janji seperti ini, anak akan tenang dan memiliki kejelasan kapan dia akan “bertemu” dengan orangtuanya lagi.



Berikan Kejutan

Lakukan hal-hal diluar apa yang sudah dijanjikan. Misalnya mengirimi anak surat yang disemprot parfum orangtuanya, mengirimkan foto fisik orangtua yang sedang bekerja, atau mengirimkan hadiah yang disukai anak.

Yang perlu saya tekankan, pengiriman hadiah yang disukai anak jangan dijadikan penebusan rasa bersalah karena ninggalin anak. Kehadiran Anda tidak bisa digantikan oleh apapun di dunia ini, jadi jangan samakan dengan mainan ya.

Untuk yang mau kirim kejutan pada anak yang sekolah di asrama atau di pondok, pastikan tidak menyalahi aturan yang berlaku ya. Pastikan sudah berkonsultasi dengan penanggungjawab disana agar anak tidak mendapat masalah.

Nah jika yang LDP adalah ayahnya, kita bisa meminta anak memilihkan hadiah kejutan juga untuk Ayah.



Quality Time

Ketika jadwal bertemu tiba, buat hari itu adalah momen berkesan. Jangan minder karena jarang bertemu dengan anak secara fisik, karena mempererat hubungan dengan anak itu kaitannya dengan kualitas dari pertemuan itu sendiri. Banyak kok yang ketemu setiap hari malah uring-uringan sama anak.

Jauhkan ponsel atau pekerjaan saat quality time tiba. Nah kalo ini boleh dijadikan ajang penebus dosa karena jauh-jauhan dari anak. Hehehe.



Selamat Praktek Semuanya.

Insya Allah minggu depan kita akan membahas tentang Teknik Meningkatkan Ikatan Cinta dengan Keluarga.



Oh iya, hasil pendidikan Konsep Kepemilikan Baba tadi pagi, Alhamdulillah misi berjalan sukses, malah saya disisain 1 kue pukis. 😍🎉




Mencegah masalah besar datang menimpa keluarga kita

.

Sebagai pasangan suami istri tentu tidak terlepas dari problematika tentang ketidaksamaan pola pemikiran, karena memang takdirnya berbeda. Begitu juga dengan anak, tentu saja juga jauh berbeda, karena mereka masih anak-anak.

.

Kalau kita sebagai seorang pribadi yang tidak dapat mengendalikan diri, tentu riak-riak kecil ini akan menjadi pemicu munculnya masalah yang lebih besar. Tidak ada rumah tangga yang tidak memiliki masalah. Kalau tidak memiliki masalah dalam rumah tangganya, biasanya karena belum sadar saja bahwa itu masalah.

.

Sebagai manusia biasa tentu kita kadang emosinya meluap berlebihan. Jika hal ini dibiarkan terus terjadi, khawatirnya akan mempengaruhi stabilitas keluarga dan lebih penting kejiwaan diri kita sendiri.

.

Sebenarnya apa sih yang membuat masalah-masalah besar datang dalam keluarga kita?

.

Silahkan dituliskan, lalu beri arti baru untuk mencegah masalah yang lebih besar datang. Misal sebagai contoh,

.

Mertua terlalu cerewet, kita beri arti baru bahwa itu bentuk perhatian namun salah caranya

Suami cuek, kita beri arti bahwa suami adalah hasil pola asuh keluarganya yang kadang kurang tepat

Anak rewel, kita beri arti sebagai bagian dari pembelajaran praktek dari Tuhan agar kita mampu menyelesaikan masalah secara cepat

.

Banyak hal yang ada dalam keluarga memerlukan keahlian kita untuk memberi arti baru yang positif. Ketika arti yang kita berikan positif, tindakan kita mengarah ke hal positif, sebaliknya ketika arti yang kita berikan negative, pola tindakan kita pasti akan cenderung mengarah ke hal-hal yang negative.

.

Nah sekarang waktunya praktek, cari 2 kejadian yang harus kita berikan arti positif untuk kemajuan diri kita dalam keluarga. Ketika kita sudah sering mempraktekkan ini, kecpatan untuk memberikan arti baru menjadi lebih cepat.

.

Dampak paling menonjol adalah kita tidak mudah baper ketika mendapati kejadian yang tidak sesuai dengan pemikiran kita, lebih mudah maklum dan lebih bijaksana menemukan solusinya.

Senin, 02 Juli 2018

TAK TIK TIK TOK


Aaaaisyah bojoku jatuh cinta..
Papapapada jamilah..
.
Saya mendengar lagu itu dari para bocah yang lagi ngumpul.. saya yakin betul mereka belum punya bojo alias pasangan karena kalau dari penerawangan mata batin saya (hahaha) mereka masih SD lah kira-kira.
.
Setelah itu saya mengetahui tentang aplikasi TIK TOK. Dan semakin kesini penggunanya semakin banyak dan wow, semakin membuat saya merasa gimana ya. Hati saya tercubit saat memikirkan TIKTOK sampai nggak bisa sedih saat memikirkan kepulangan Jerman, Argentina dan Portugal atau saat mengetahui Italia gak main di Piala Dunia.
.
Wahai anak muda, jangan keburu membully saya ya. Saya tau apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan, apa yang kamu butuhkan. Percaya deh, saya terlahir ke dunia mulai dari bayi, melewati masa ABG dan remaja, nggak serta merta dikarbit langsung jadi dewasa. Saya pernah berada di posisi kalian, hanya saja dulu saya sibuk menjadi Sailormoon atau pura-pura jadi Power Ranger bareng teman-teman yang cowok sampai harus dijewer dulu baru masuk rumah. Atau sibuk narik tebu dari truk yang lewat. Hahaha.
.
Oke, kembali ke zaman now dengan berbagai tekhnologi yang menakjubkan. Setiap anak membutuhkan satu hal ini, tak peduli kapanpun jamannya. Hal itu adalah perhatian dan role model. Itu lah yang sedang kalian cari dari TIKTOK wahai dedek-dedek emesh.
.
Nah karena yang jadi teman saya disini kebanyakan sudah menjadi orangtua, jadi saya ngomong ke para ortu aja deh.
.
Kalau kita menghujat TIKTOK, jelas salah. Saya lihat ada pengguna dari luar negeri yang bisa membuat video yang luar biasa keren banget sampai saya harus nahan napas. Nggak sekedar gerakin tangan dan monyongin bibir. Beda, Gaes! Kreatif bingits lah pokoknya. Disitu doi menjadikan aplikasi ini sebagai sarana menyalurkan kreatifitas.
.
Nah masalahnya banyak yang memakai aplikasi ini dengan cara yang, mohon maaf ya dedek emesh, kakak (jiah kakak haha) harus ngomong, kadang kalian mengabaikan harga diri kalian dalam membuat video.
.
Untuk kesekian kalinya, saya sebagai mantan ABG, paham sekali kebutuhan para ABG. Mereka butuh perhatian dari orang lain untuk menguatkan eksistensi mereka. mereka ingin menunjukkan “Ini lho aku!” “Aku keren lho, look at me!” dan berbagai ungkapan lainnya. Nah sayangnya yang lagi viral adalah TIKTOK, sehingga mereka berlomba-lomba membuat video yang bisa menarik perhatian banyak orang, terkenal dan menjadi ANAK HITS ZAMAN NOW.
.
Nah, karena yang sedang ngehits adalah main TIKTOK, jadi mereka butuh role model dalam dunia perTIKTOK-an. Dan ini dimanfaatkan dengan baik secara bisnis sehingga muncullah Meet and Greet berbayar. Padahal Meet and Greet sama saya di pasar besar gratis lho, bonus cipika cipiki bagi yang perempuan, hahaha.
.
Saya nggak mau nyalahin panitia, karena mereka memanfaatkan moment. Saya nggak nyalahin para ABG karena saya pernah merasakan ledakan hormone di masa ABG yang membuat saya nekat jalan-jalan ke kolam renang tanpa ijin orang tua Cuma karena dikomporin teman. Saya nggak nyalahin orangtuanya juga karena tentu banyak yang lebih senior dari saya.
.
Disini saya hanya berbagi ilmu sebagai mantan ABG tentang bagaimana kita sebagai Orangtua Hits Zaman Now dalam bertaktik menghadapi fenomena TIKTOK. Are you ready?
.
Kenali kebutuhan anak kita. Itu penting banget. Misalnya kita lagi makan di depot, lagi diet rendah garam karena riwayat tekanan darah tinggi, pengennya makan sayur sop, eh malah dikasih gule kambing. Wah ya nggak mau donk, kecuali lagi nekat atau khilaf, hehehe.
.
Yang udah ikut kelas Holiday Syndrome insya Allah bisa kan ngetes kebutuhan anak? Nah bagi yang belum, jangan khawatir akan saya kasih tau juga. Mayoritas anak butuh perhatian dari orang lain, terutama dari keluarga intinya. Jika dari keluarga inti dia nggak dapat, ya WAJAR aja sih kalau doi sampai nyari perhatian di luar rumah, bahkan sampai PACARAN.
.
Hampir semua manusia butuh untuk diperhatikan agar eksistensinya tetap terjaga dengan baik. Minimal mengucapkan terima kasih atas hal baik yang dilakukan oleh anak kita. Ucapkan dengan tulus “Kamu hebat ya bisa bla bla bla.” “Keren lho kamu bisa bla bla bla.” “Bunda bangga sama kamu.” Mayoritas dari manusia beraaaaaat banget untuk mengakui kehebatan orang lain, sama suami aja malu-malu mau kasih pujian. Ayo lah, kasih apresiasi dan perhatian pada pasangan dan anak kita, minimal pada mereka deh.
.
“Anak ayah cantik banget sih.” Anak ayah ganteng banget ya.” Bapak harus bisa ngomong gitu ke anak, wajib! Nggak usah ditawar. Mau gimanapun juga, njenengan adalah salah satu sponsor utama atas kelahiran anak ini, jadi sudah menjadi tanggungjawab bersama dalam mendidik anak. Nggak hanya donator dalam hal financial, anak juga memiliki kebutuhan emosional dan spiritual yang harus, HARUS, kita sebagai orangtua penuhi.
.
Itu baru dari 1 kebutuhan, udah panjang ya. Hehehe. Kebutuhan yang kedua adalah Role Model alias contoh atau teladan. Berhubung para ABG ini lagi demen TIKTOK, menganggap mereka yang terkenal di TIKTOK itu keren dan pengen dianggap keren juga oleh orang lain di dunia perTIKTOKan, maka mereka mengidolakan para selebritis TIKTOK dan berusaha meniru.
.
Kenapa ini bisa terjadi? Karena anak kehilangan figure orang keren atau hebat untuk ditiru. Mereka nggak tau, orang hebat yang harus ditiru itu kayak gimana sih? Untuk yang muslim, mungkin bisa memperkenalkan Nabi Muhammad sebagai teladan. Tapi jangan bilang “Nabi Muhammad adalah teladan kita dan harus kita contoh.” Enggak seperti itu, logika mereka nggak masuk.
.
Lalu bagaimana caranya Bubu?
Tentu dengan kita sebagai orangtua yang meneladani Nabi Muhammad. Contoh nih, Nabi Muhammad adalah sosok yang jujur, nah kita pun harus jadi seorang yang jujur, dan kita jelaskan pada mereka kita jujur karena Allah dan sebagai wujud meneladani Nabi Muhammad. Simpelnya, kita kasih contoh ke anak kita bagaimana bersikap yang baik.
.
Selain itu, jika kita sudah menemukan potensi terpendam anak, ajak dia bertemu dengan orang-orang hebat yang sesuai dengan potensi dia. Misal nih, dia jago ngomong, ajak dia ketemu dengan pembawa acara TV yang setidaknya pernah dia lihat di TV. Sehingga dia akan fokus mengasah potensinya dan dia sudah memiliki bayangan, hebat versi dia itu kayak gimana sih? Jadi nggak akan ikut-ikutan hebat versi teman-temannya.
.
Serius nih Bubu?
Saya nulisnya dengan penuh keseriusan sambil nunggu MotoGP lho. Hehehe.
.
Sebagai mantan ABG yang pernah bandel juga, hehehe. Kenakalan kami kadang Cuma karena kami merasa kurang diperhatikan. Jangan bilang sudah sangat memperhatikan anak lho ya, karena sebagai obyek, bisa saja si ABG nggak ngerasain apa-apa. Jadi perbaiki kualitas komunikasi dengan anak yang beranjak remaja. Mereka sedang butuh banget peran kita sebagai orangtua untuk menemaninya masuk ke level kehidupan yang lebih tinggi.
.
Mereka mungkin akan sangat menyebalkan, tapi percaya deh sama mantan ABG yang nulis artikel ini, si ABG juga merasa sebal dengan dirinya sendiri dan dengan adanya lonjakan hormonal yang mboh wes gimana nyebutnya, itu adalah momen menyebalkan. Dan satu-satunya obat dari hal yang menyebalkan itu adalah pelukan penuh kasih sayang dari keluarga.
.
Peluk mereka, katakan bahwa mereka sangat berharga.
.
Dari Bubu Baba dan Kak Candra Adhi Wibowo
Untuk Keluarga Hebat Indonesia
.
Salam Hebat Penuh Semangat

Minggu, 20 Mei 2018

Semua Tentang Kita


.
Semoga keluarga kita selalu dalam keberkahan Tuhan dan semakin berbahagia.
.
Selama ini, menurut pengalaman saya, masalah yang palingggg sering terjadi dalam dunia parenting, khususnya suami dan istri adalah tentang pola pengasuhan anak tipe "setan dan malaikat" 😈👼🏿
.
Anak menganggap salah satu orang tuanya berperan sebagai setan dan satunya lagi sebagai malaikat, tempatnya untuk berlindung dari orang tua yang dianggap sebagai setan.
.
Hal ini yang menyebabkan masalah terus berlarut dan pertengkaranpun biasanya tidak dapat dihindarkan, padahal sebabnya sepele, karena cara pengasuhan anak yang tidak sama.
.
Eh...maaf mohon maaf salah, bukan cara pengasuhan yang tidak sama. 😱
.
Penyebab awalnya sebenarnya bukan karena masih beda cara pengasuhan, beda kadar kesungguhan dalam mendidik anak ataupun karena beda pengetahuan.
.
Namun karena cara berSIKAP yang salah terhadap suami atau istrinya. 👨‍👩‍👧‍👦
.
Mungkin banyak orang menganggap masalah tak kunjung selesai atau prestasi tak kunjung naik, karena kita tidak cukupnya KERJA KERAS, PENGETAHUAN, KEDEKATAN dengan orang yang lebih sukses dan keberuntungan.
.
Namun sepanjang pengalaman saya sejauh ini, ada satu hal penting, setelah ijin TUHAN untuk mempercepat proses naiknya prestasi dan selesainya masalah kita adalah cara kita berSIKAP.
.
Kalau SIKAP kita BAIK, kita akan LEBIH MUDAH DIBANTU orang lain.
.
Kalau sikap kita tidak baik, cenderung memandang rendah orang lain, semau kita sendiri dan hanya mengikuti ego kita, sama halnya kita sedang menggali kuburan kita sendiri. Orang males bantu kita, meskipun kita sedang butuh bantuan.
.
Dan "tanah" yang kita gali akan diijinkan Tuhan digunakan sebagai tempat berdirinya orang yang kita anggap rendah, kita remehkan, yang kita sikapi dengan tidak baik tadi.
.
Yang pada akhirnya orang dengan sikap baik tersebut akan lebih tinggi dari pada kita.
.
"Karena kadang belajar itu bikin males, sekarang ayo kita main".
.
Di bawah ini sebenarnya adalah sebuah permainan dalam seminar, namun saya harap, kita dapat mengambil hikmahnya.
.
Kita coba hitung jika huruf-huruf ini kita anggap mempunyai nilai sebagai berikut :
A=1 B=2 C=3 D=4 E=5 F=6 G=7 H=8 I=9 J=10 K=11 L=12 M=13 N=14 O=15 P=16 Q=17 R=18 S=19 T=20 U=21 V=22 W=23 X=24 Y=25 Z=26
.
Ayo mainnnnn !!!!!
.
.
H-A-R-D-W-O-R-K ( Kerja Keras )
8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%
.
K-N-O-W-L-E-D-G-E ( Pengetahuan )
11+14+15+23+12+5+4+7+5 = 96%
.
L-O-B-B-Y-I-N-G ( Pendekatan )
12+15+2+2+25+9+14+7 = 86%
.
L-U-C-K ( Keberuntungan )
12+21+3+11 = 47%
.
dan
.
A-T-T-I-T-U-D-E ( Sikap )
1+20+20+9+20+21+4+5 = 100%
.
Ada satu nilai yang dapat kita ambil hikmahnya dari praktek kita kali ini.
.
Bahwa kesuksesan seorang bukan HANYA terletak pada KERJA KERAS, PENGETAHUAN, KEDEKATAN dengan orang sukses ataupun karena KEBERUNTUNGAN, hehehe..😈😈😈😆😁
.
Melainkan terletak pada “SIKAP" kita terhadap orang lain.
.
Sekarang tolong renungkan sejenak, bagaimana cara kita berSIKAP selama ini terhadap orang lain? kalau masih ada yang salah, segera perbaiki!
.
MAU LEBIH MUDAH DIBANTU ORANG LAIN?
PERBAIKI SIKAP KITA!
.
Ini sudah saya praktekkan sejak awal karir saya di dunia usaha, karena ya punya nya modal adalah kesungguhan hati dan sikap baik. Almarhum bapak saya yang MENELADANKAN SIKAP ini.
.
Jadilah TELADAN SIKAP untuk anak-anak kita. Terus konsisten belajar dengan materi-materi terbaru yang menyenangkan di grup Keluarga Hebat Indonesia, gratis!
.
Semoga pengalaman saya ini bermanfaat,
SALAM HEBAT, PENUH SEMANGAT!

Bukan tentang relasi tapi prestasi!


.
Dulu di awal-awal karir, saya mengira bahwa orang-orang sukses melalui relasinya, sampai saya nulis pola menjalin relasinya dalam buku pertama saya.
.
Namun saat ini, menurut saya hal itu sudah tidak relevan lagi, karena zaman sudah berubah. Cara untuk mencapai kesuksesanpun sudah berubah, tidak harus memulai dengan relasi.
.
Bayangin ya, betapa berat dan berapa banyak sumber daya yang kita keluarkan untuk mendapatkan relasi-relasi yang berkualitas.
.
Sudah cukup saya saja yang melakukan cara-cara itu, karena sangat menguras, tenaga, pikiran, uang, waktu bahkan hati kita, hehehe
.
Sejak beberapa tahun yang lalu akhirnya saya sadar, bahwa untuk mencapai kesuksesan apapun karir kita, setelah ijin Tuhan yang harus diraih adalah prestasi.
.
Karena dengan prestasi yang sesuai dengan bidang kita, relasi-relasi yang berkualitas akan mendatangi kita, bahkan saya merasakan mereka sudah seperti keluarga saya sendiri, bisa saling membantu dalam kebaikan.
.
Jangan hanya ajarkan anak untuk mencapai kesuksesan nilai diatas kertas.
.
Teladankan kepada anak-anak kita tentang prestasi yang berdampak untuk orang banyak, apapun pekerjaan kita.
.
Jangan hanya ajarkan anak hidup untuk kebaikan dirinya sendiri. Ajarkan juga untuk membuat karya yang bermanfaat untuk kehidupan orang lain.
.
Saya yakin, jika anak-anak kita penuh dengan prestasi, relasi-relasi yang berkualitas tinggi akan mendatangi mereka.
.
Tugas kita saat ini adalah mempersiapkan kemampuan anak kita untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupannya.
.
Selamat mengukir prestasi,
Salam Hebat, Penuh Semangat!

*Ego dan idealisme yang tidak pada tempatnya*


Selamat pagi keluarga hebat Indonesia, alhamdulillah kita bisa merasakan hari pertama Ramadhan lagi, rejeki dari Tuhan yang harus kita syukuri..
.
Kesempatan kali ini saya pengen berbagi pengalaman tentang pola pengasuhan dalam mempersiapkan karir anak kita sejak dini.
.
Mengapa hal ini penting?
.
Karena setuju ataupun tidak setuju, diakui tidak diakui, bahwa dengan karir yang baik, kemungkinan kehidupan anak kita lebih sejahtera dan bahagia akan lebih meningkat, tentu dengan ijin Alloh, aamiin.
.
Cara mendidik anak ini harus kita latihkan sejak dini, karena #pinterajagakcukup! Yang sudah gabung di grup parenting saya pasti udah paham banget dan membuktikan hasilnya :D
.
Anak kita harus religius, sehat, cerdas, bahagia, sejahtera dan sukses!
.
Oke langsung aja, mari kita siapkan karir anak sejak dini!
.
Mulai saat ini, biasakan anak-anak untuk masuk ke komunitas-komunitas anak-anak berprestasi atau orang-orang sukses, meskipun usianya diatas anak kita, jangan khawatir,...gak jadi masalah.
.
Saya kasih bocoran dikit deh....
.
Sebagai catatan, pergaulan saya selama ini 80% selalu di atas saya, secara kemampuan, semangat, cara berpikir dan kesuksesannya. Saya mengikhlaskan diri saya menjadi murid beliau-beliau.
.
Ini yang jarang dilakukan banyak anak muda, terlalu menuruti ego dan idealisme yang tidak pada tempatnya. Memang darah muda seperti saya ini susah untuk dikendalikan aslinya, namun saat itu saya berpikir, bahwa kualitas diri saya lebih penting.
.
Mendidik anak tidak cukup dengan membuat anak mendapatkan nilai 100/ A di atas kertas saja. Karir anak harus kita siapkan sejak dini. Pola asuh kita harus bener, karena waktu anak kita tidak bisa kita ulangi lagi.
.
Manfaatnya apa Kak Cand?
.
Insya Alloh manfaatnya akan dirasakan anak dan bapak ibu saat mau kelulusan sekolah.
.
Dia tidak akan kebingungan seperti temannya yang lain, mau jadi apa.., pernah lihat kan anak-anak yang corat-coret dan robak-robek baju seusai pengumuman kelulusan????!!!
.
Nah itu masih gak jelas atau "nggrambyang" bahasa jawanya, masa depan dan karirnya.
.
Karena kita orang tua hebat, anak kita harus sangat jelas tujuan hidupnya. Siapkan karir anak kita melalui pergaulannya, sejak dini. Selalu ingat, jumlah orang-orang hebat itu selalu lebih sedikit dari pada orang biasa dan orang gagal.
.
Semoga ini bermanfaat,
SALAM HEBAT, PENUH SEMANGAT!

TIPS JITU KOMUNIKASI DENGAN ANAK


Banyak orang tua yang khawatir terhadap tayangan televisi, kadang-kadang tidak berpihak pada pemenuhan hak anak.
.
Hak mendapatkan informasi, hak mendapatkan pendidikan, hak untuk mendapatkan bimbingan untuk berperilaku baik, karakter yang positif, tetapi kenyataan nya...
.
anak kita bisa tau ciuman, pacaran, artis yang cerai dan sebagainya...dari televisi
.
Ini mungkin koreksi bagi kita semua, untuk memperhatikan apapun yang kita lakukan bukan hanya sekedar hiburan, tapi juga ada unsur edukatif, pembentukan karakter bagi anak-anak yang notabene akan menjadi calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang.
.
Namun saya kira, disisi lain peran orang tua juga sangat penting sekali.
.
Sejatinya anak-anak butuh SAHABAT. Nah, kalau tidak ada sahabat di dalam keluarga, yang sebetulnya adalah ayah dan bundanya, nanti anak akan mencari sahabat di luar rumahnya
Nah, di luar rumah belum tentu orang yang dipilih anak sebagai sahabat itu adalah orang yang mengerti anak...., atau yang kemudian mengarahkan ke arah yang lebih positif.
.
Jadi, saya selalu berprinsip menjadi orang tua, "JANGAN PERNAH MIMPI PUNYA ANAK-ANAK PENURUT, kita akan FRUSTRASI!"
.
Zaman sekarang, anak-anak informasi yang masuk bukan hanya dari orang tua tapi dari internet, dari gadget dan dari segala hal yang ada diluar keluarganya, ada banyak sekali....dari lingkungan
.
Mimpikanlah punya anak yang MANDIRI dan BISA BEKERJA SAMA.
.
Oh iya..., biasakanlah menggelar "sidang umum MPR" di dalam keluarga kita, MAJELIS PERMUSYAWARATAN RUMAH.
.
Jadi, rapat keluarga minimal seminggu sekali, duduk bersama lalu membicarakan semua masalah, termasuk aturan-aturan keluarga juga dibicarakan, yang itu semua berlaku untuk seluruh keluarga. Mulai ayah, ibu dan anak juga...
.
Namun dalam prosesnya kadang timbul masalah dalam mengkomunikasikan beberapa hal di dalam keluarga.
.
Saran saya, gunakan kata, "menurut pendapatmu gimana...." harus selalu ada dialog yang seimbang, bukan yang otoriter, "ya pokoknya gak boleh..."
.
Kata "pokoknya" itu sudah saatnya harus kita tinggalkan!
.
Akan lebih bijak jika kita memberikan jawaban dari pertanyaan anak kenapa gak boleh melakukan sesuatu hal atau melihat tayangan tertentu dengan jawaban yang lebih bijaksana,
.
"Mungkin belum saatnya buat kalian, karena kalian masih SD, dunianya dunia bermain dan berteman.."
.
Jadi, supaya anak-anak kita juga merasakan, bahwa orang tuanya memberikan sesuatu demi kepentingan terbaik bagi anak, bukan sekedar emosi bagi orang tua, yang sifatnya Bossy terus ke anak, dan akhirnya anak harus nuruttt terus ke orang tua.
.
Lalu bagaimana kalau sudah terlanjur kejadian?
.
Bagaimana cara membimbing anak dengan kekuatan kata-kata?
.
Bagaimana agar anak berkembang sesuai dengan usianya?
dan yang paling penting adalah tentang....
.
Rahasia cara berkomunikasi terbaik demi suksesnya pengasuhan anak kita dalam keluarga..
.
Ingat ya,
”KUNCI PENGASUHAN YANG SUKSES ADALAH KOMUNIKASI YANG BAIK”
.
Bagaimana komunikasi ayah dan anak-anak?

*Haru Biru Rumah Tanggaku Bab 6*


Diana POV
.
Seminggu terakhir ini Albert benar-benar disibukkan oleh berbagai tugas dari kantor. Bahkan janji untuk ke Disneyland belum bisa direncanakan, entah kapan kami bisa berlibur. Jujur, aku merasa sedih dan kecewa karena Albert belum memenuhi janjinya padaku.
.
Aku tau, Albert bekerja keras karena dia membawa nasib banyak kepala keluarga yang menggantungkan nafkah dari perusahaan yang dikelolanya. Tapi tak bisakah dia mengambil cuti tiga hari saja untuk menemaniku ke Disneyland?
.
Kadang aku ingin egois dan menuntut perhatian suamiku. Tapi melihat betapa seriusnya dia dalam mempelajari semua data perusahaan yang bahkan kadang membuatnya tertidur di ruang kerjanya, aku kagum atas kinerja suamiku.
.
Seharusnya aku tau saat menerima lamarannya dulu, aku harus siap untuk diduakan dengan yang namanya pekerjaan karena memang sejak sebelum kami menikah, bahkan sejak kami kuliah, Albert adalah seorang pekerja keras dan serius.
.
Apa yang membuatku jatuh cinta padanya? Aku berusaha mengingat apa yang membuatku menerima Albert sebagai suamiku. Ku pejamkan mataku berusaha memanggil semua file memori masa laluku bersama Albert.
.
Tiba-tiba pipiku basah, air mataku jatuh. Aku menggigit bibir agar aku tidak terisak. Aku takut Albert mendengar suara tangisanku dari ruang kerjanya yang ada di sebelah kamar tidur kami.
.
“Hiks..” Satu isakan lolos. Aku segera menutup wajahku dengan bantal agar tak ada isakan tangis lain yang lolos dari bibirku.
.
Mengingat semua perhatian Albert membuatku semakin mencintainya, membuatku semakin merindukannya. Dan kemudian sebuah pikiran bodoh membuatku terisak-isak.
.
“Albert, do you really love me? Please, look at me.” Bisikku lirih.
.
.
.
Cerita diatas adalah cuplikan dari Novel Parenting Haru Biru Rumah Tanggaku.
.
Novel parenting kok isinya cinta-cintaan?
Novel ini bercerita tentang suami istri yang berusaha memperbaiki hubungan cintanya. Dan perlu kita ingat, kualitas hubungan suami dan istri berimbas pada kualitas tumbuh kembang anak-anak, secara fisik maupun psikis.
.
Dari kita lah anak mengenal tentang cinta dan kasih sayang. Jadi, sudah sewajarnya bukan kita memberikan hubungan harmonis dalam keluarga? Dimulai dari membentuk hubungan harmonis dengan pasangan kita.
.
PO Novel Haru Biru Rumah Tanggaku terakhir besok ya. Dalam Novel sudah termasuk tes identifikasi diri kita dan pasangan kita beserta tips-tips untuk meningkatkan kualitas hubungan suami istri.
.
Bab dalam Novel :
Kenali Aku Dulu (Tes Terlampir)
Apakah kita sudah dewasa?
Romantis dikit dong, Sayang
Adakah Cinta Yang Tulus?
Moody Wife
Do You Really Love Me?
Aku Mencintaimu, Sayang (Tes Terlampir)
Cintai Aku Apa Adanya
Kembali ke Fitrah Kita
Let’s Take A Break, Honey
.

Selasa, 24 April 2018

Haru biru rumah tangga ku ( Part 4)

Haru Biru Rumah Tanggaku (Part 4)
.
.
Mobilku sampai di depan rumah Dimas. Aku sebenarnya nggak enak kalau mengganggunya, tapi aku tak tau harus kemana. Aku ingin agar Winda menenangkan diri, dan juga aku takut terbawa emosinya. Kalau aku tak salah ingat, minggu ini adalah minggu pra menstruasi Winda, tau sendiri kan bagaimana wanita menjelang kedatangan tamu. Ini adalah tamu Winda yang sangat tidak kusukai karena aku sering menjadi korban.
.
Tanpa sadar aku tersenyum mengingat bulan lalu aku terpaksa mengantarkan popoknya Winda yang ketinggalan di mobil ke dalam kantornya. Aku lupa nama benda itu, lebih mudah ku sebut popok saja. Aku bertanya kenapa sampai butuh ini? Memangnya tadi nggak pakai? Dia menjawab, lagi keluar banyak. Jujur ini membuatku khawatir dia kehabisan darah, jadi saat pulang kantor aku menawarinya transfusi darah. Mungkin ini ide yang konyol, karena Winda tertawa lepas.
.
Setelah ku tekan bel pagarnya, pembantunya membukakan pintu pagar. Lusia, istri Dimas yang sedang hamil tua membukakan pintu. “Hai, cowok. Kusut banget tuh muka.” Kata Lusia yang ku beri senyuman. Lusia adalah adikku. Dia lebih dulu menikah karena aku masih ingin fokus pada karir agar bisa membahagiakan keluarga. Aku memeluk tubuhnya yang semakin membesar.
“Udah makan, Mas? Kalau belum sana makan sama Dimas dan Eko.” Kata Lusia. Aku merangkul pundaknya dan membawanya masuk ke rumah menuju ruang tamu.
“Hai Bro, makan dulu sini biar bahagia.” Kata Eko sambil makan soto ayam masakan adikku. Lusia sangat jago membuat soto ayam, itulah kenapa aku membuatkannya kedai soto ayam untuknya selepas dia kuliah.
“Eko, kamu ngapain kesini? Istrimu mana?” Tanyaku sebal karena ada Eko disini. Eko paling sering ngejekin kalau lagi ngumpul, jadi wajar donk aku khawatir dia akan membuatku semakin sumpek.
“Istriku lagi pulang, sepupunya mau nikah, jadi dia bantu-bantu disana. Nah itulah sebabnya aku numpang makan disini, Ga. Eh, Ga! Itu muka tolong dikondisikan donk, manyun gitu bikin sotonya Lusia gak enak nih.” Jawab Eko. Tuh kan, belum apa-apa udah bikin sebel aja.
.
“Lo ngapain kesini Ga?” Tanya Dimas. Aku tak bisa menjawab pertanyaan Dimas di depan Lusia. Aku nggak ingin memberi kesan yang tidak baik pada adikku.
“Kangen sama kalian.” Jawabku sekenanya, dan ternyata jawaban itu membuat Eko tersedak. “Najis tralala gue dikangenin cowok.” Kata Eko yang membuat Lusia mengembangkan sebuah senyuman.
“Cerita aja, Lusia udah tau kok masalah kalian.” Kata Dimas. Aku melirik adikku yang tersenyum padaku. Aku merasa malu padanya. “Yuk, duduk di taman.” Ajak Lusia sambil menarik tanganku. “Kalian nanti nyusul ya.” Tambah Lusia pada dua pria yang masih sibuk dengan piring masing-masing.
.
“Ada apa Mas?” Tanya Lusia ketika kami sudah duduk di gazebo. Dia menyandarkan punggungnya di tiang gazebo dan menatap taman yang tampak lebih terang dengan pancaran sinar lampu.
.
Aku mengambil nafas, menetralkan deguban jantungku. Ku lihat Eko dan Dimas mulai mendekati kami. Dimas mengambil tempat di sisi istrinya kemudian membelai kepala Lusia. Aku tersenyum merasakan kehangatan cinta mereka.
“Winda minta cerai.” Kataku akhirnya. Lusia menatapku dan member senyuman yang menenangkan, seperti MamaKU sedangkan suaminya mengerutkan keningnya, sedangkan Eko dia manggut-manggut sambil menundukkan kepala.
.
“Kenapa? Bukannya kamu sama Diana udah clear?” Tanya Dimas.
“Dia nggak mau menjadi penghalang cintaku pada Diana. Itu alasannya.” Jawabku. Wajahku menjadi panas lagi.
“Katanya Mas Yoga udah tertarik sama Mbak Winda sejak lihat Mbak Winda Sering beli martabak manis?” Tanya Lusia. “Iya, sekarang kurasa aku mencintainya kok Lus, kamu tau sendiri kan aku gak suka dipaksa.” Jawabku. Lusia mengangguk-angguk di depanku. Aku mulai merasakan bahwa aku mencintai istriku ketika melihatnya jalan berdua dengan Keinan. Oke, jujur, aku cemburu. Keinan bocah tengil yang heboh kalau ponselnya ketinggalan, apa yang menarik dari dia sih Win?
.
“Masalahnya, Mbak Winda tau nggak kalau Mas Yoga mencintainya?” Tanya Lusia.
“Ya tentu saja dia tau.” Jawabku yakin, dahi Lusia mengernyit. “Gimana dulu waktu ngomongnya?” Tanya Lusia. Adikku ini memang peneliti yang hebat.
.
“Ya gak pakai ngomong lah Lus, aku makan semua makanan yang dia masak, aku habiskan bekal yang dia buat, bahkan aku juga makan bekal yang bentuknya aneg-aneh juga. Aku bawakan martabak manis kesukaannya. Aku nemenin dia nonton film drama dan berjuang biar nggak ngantuk. Itu semua kan karena aku mencintainya Lus. Winda wanita yang tangguh, bukan tipe romantis kayak kamu.” Jujur, aku sebenarnya malu mengatakan ini pada adik dan sahabat-sahabatku. Namun, ungkapan jujurku malah ditertawakan oleh mereka. Untungnya aku nggak cerita kalau aku cemburu sama Keinan.
.
“Aduh, maaf ya kakak ipar, aku selalu menganggap kamu itu pria yang sangat pintar dalam segala hal. Ternyata kamu sangat lemah terhadap wanita.” Kata Dimas sambil menyeka air matanya, bukan air mata keesedihan, tapi air mata tawa. Menjengkelkan.
.
“Mas Yoga, perasaan cinta itu harus diungkapin Mas. Mas Yoga harus mengatakan bahwa Mas Yoga mencintai Mbak Winda.” Jelas Lusia. “Aku punya cara sendiri untuk mencintainya Lus.” Aku membela diri. Ketiga orang yang duduk di sekitar member reaksi yang berbeda, tapi aku merangkum semua ekspresi itu sebagai wujud jengkel padaku. Aku salah apa?
.
“Terus aja makan tuh ego kamu Mas.” Lusia jadi ketus padaku. Ku lirik Dimas mencari bantuan, tapi dia malah nyengir. Eko apalagi, dia membuang muka tapi aku menangkap dia sedang menahan tawa.
.
“Ga, memang ngomong cinta tuh berat. Gengsi lah ngomong cinta, bukti terbesar kita mencintai istri kan dengan ikatan pernikahan ini, betul Nggak Mas?” Tanya Eko pada Dimas yang disambut dengan anggukan kepala Dimas. “Tapi itulah seninya mencintai seorang wanita, Ga. Mereka butuh untuk diyakinkan bahwa kita mencintainya, bahwa dia berharga untuk kita. Dan itu harus kita tunjukkan dengan kata-kata pada mereka. Setangguh apapun Winda, semandiri apapun dia, dia tetap butuh pernyataan cinta dari suaminya, dia butuh pelukan suami sekedar memastikan bahwa dia nggak sendirian. Wanita ingin dicintai, Bro..” Lanjut Eko yang disambut anggukan kepala Lusia. Tumben banget Eko bisa ngomong kayak gini.
.
“Mana sih yang lebih penting, antara gengsi dan istri?” Tanya Dimas.
“Wanita itu emosional Mas, itulah kenapa pria yang menjadi pemimpin rumah tangga, karena pria lebih logis. Itu artinya Tuhan sudah meminta kita untuk saling memahami satu sama lain. Ketika istri menjadi api, suami menjadi air, begitu juga sebaliknya. Menikah itu seni mengalah. Mengalah bukan untuk kalah, tapi agar rumah tangga membawa berkah.” Tambah Lusia. Adikku sudah semakin dewasa dan bisa menasehati kakaknya. Aku benar-benar terharus menatap adikku Lusia.
.
“Aku pernah melihat Keinan dan Winda tertawa ketika kejadian Winda lihat aku sama Diana. Keinan mampu menjadi air daripada aku. Selain itu mereka pernah jalan di mall berdua.” Kataku sambil menunduk mengingat bagaimana Winda tertawa sambil menyeka air matanya. Jujur, aku sangat sakit hati. Apakah Winda lebih berbahagia dengan Keinan?
“Sekarang siapa yang berani menikahi Winda?” Tanya Dimas. “Winda setuju menikah denganmu, mengikat masa depannya denganmu, itu sebuah komitmen. Jika dia masih Winda yang ku kenal sebagai manajer keuangan, aku yakin hubungan Winda dan Keinan hanya teman.”
.
“Jadi, aku harus gimana?” Tanyaku. Otakku benar-benar tumpul. Lelah sekali malam ini.
“Istirahatlah dulu Mas, udah malam. Wajah kamu pucat lho. Tidur disini aja, bareng Eko.” Kata Lusia.
.
“Jijay sih tidur bareng Yoga, tapi nggak apa deh, semoga dicatat sebagai sedekah karena menghibur teman yang lagi galau. Astaga Yoga, dulu SMA gak pernah galau, udah tua baru galau. Ntar anak gue bakal gue nasehatin galaulah pada waktunya, biar gak galau saat udah tua.” Kata Eko sambil berdiri masuk ke dalam rumah. Aku mengekor padanya.
Kami berbaring diatas tempat tidur yang sama. Dia menatap ke langit-langit kamar, aku pun mengikuti jejaknya.
“Istri kamu gimana, Ko? Pernah minta cerai nggak?” Tanyaku iseng.
“Amit-amit Ga istri minta cerai itu sama dengan bencana. Alhamdulillah, aku berusaha ngalah kalau istriku mulai kayak mercon. Apalagi dia lagi hamil, makin mengerikan emosinya.” Jawab eko sambil nyengir.
.
“Kamu waras ya di depan istri.” Komentarku.
“Iya, gilanya sama kalian aja. Hahaha.” Jawabnya.
“Ya udah ayo tidur, jangan lupa doa dulu.” Kataku.
“Iya doa dulu, secara boboknya sama kamu, kuatirnya mimpi buruk. Allahumma bariklana..”
“Salah doa, itu doa mau makan.” Potongku.
“Oh iya, masih keinget sotonya Lusia.” Eko sudah mulai gak waras lagi, aku segera menarik selimutku karena rasanya dingin sekali malam ini.
.
Aku rasa semalam aku sudah menelan blender karena perutku terasa seperti diaduk-aduk, mungkin aku masuk angin karena semalam hanya makan sedikit dan kena angin malam. Perutku mual sekali hingga beberapa kali harus ke toilet. Eko menggosokkan minyak kayu putih di punggungku, sedangkan Lusia menyiapkan teh hangat untukku.
.
“Lo masuk angin apa grogi PDKT sama istri Bro?” Tanya Dimas sambil tergelak. Betul juga, aku jadi semakin grogi mau menemui Winda.
.
Lusia memintaku tidur dulu, kantor sementara akan dikelola oleh Dimas. Aku menurut karena perutku masih mual sekali. Ponselku bergetar, ada pesan masuk dari Winda, “Aku sudah menemukan pengacara yang bisa membantu perceraian kita.” Pesan singkat dari Winda membuat kepalaku tiba-tiba pusing. Aku jadi malas untuk bertemu dengannya. Sepertinya akan sia-sia.
.
Apakah setelah kami bercerai, Winda akan menikah dengan Keinan? Salah satu dari kami harus bahagia? Aku membayangkan mereka menikah membuatku mual lagi. Aku berlari ke kamar mandi, setelah membuang isi perut untuk kesekian kalinya, aku membaringkan tubuhku. Memaksa diri untuk tidur agar aku tidak membayangkan yang macem-macem.
.
Dari *Bubu Baba* dan Kak *Candra Adhi Wibowo*
.
Untuk *Keluarga Hebat Indonesia*


Senin, 23 April 2018

Cara cepat mengatasi perbedaan pola asuh anak*

*
.
Sudahkah kita bersyukur hari ini? karena dengan bersyukur....ternyata, ada....saja jalan Tuhan untuk membahagiakan diri kita, selama kita ada di jalanNYA.😇
.
Permasalahan yang sering timbul antara suami istri atau dengan orang tua dan mertua kita saat proses pengasuhan anak sebagian besar karena perbedaan sumber dan referensi. 📝
.
Hal ini akan tidak mudah jika kita langsung memaksakan pola asuh yang kita terapkan ke anak kepada orang lain yang sumber dan referensinya berbeda.📚
.
Langkah awal yang sebaiknya kita lakukan adalah dengan BERSAMA-SAMA membangun impian anak/ cucu beliau. 🚁
.
Karena ketika mimpi tentang masa depan cukup jelas dan sangat nyata, secara otomatis, pikiran dan mindset kita akan menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi, dan cenderung lebih fleksibel untuk cara pengasuhan anak.
.
Masih inget kan, TEGA, TEGAS, KONSISTEN dan FLEKSIBEL 📝?!
.
Tidak jarang lo, ketidak harmonisan dalam sebuah rumah tangga, berawal dari ketidak cocokan pola asuh terhadap anak, hal sederhana yang dapat menjadi pemicu ketidakharmonisan keluarga..😱
.
Apalagi keluarga muda, enggak sayang tuh?...keharmonisannya ilang karena perbedaan pola asuh ini, hehehe 😁
.
Perbaiki kondisinya sesegera mungkin di grup Keluarga Hebat Indonesia
.
Selamat menikmati kebersamaan bersama keluarganya ya...., 👨‍👩‍👧‍👦
.
Selamat berbahagia 😊
.
Salam Hebat Penuh Semangat!

Untuk Keluarga Hebat Indonesia

Haru biru rumah tanggaku ( part 3l

Yoga POV
.
Jujur aku kaget mendengar permintaan Winda. Ku pikir dia ingin bertanya tentang hubunganku dengan Diana, aku sudah siap menjelaskan semuanya. Aku sudah bahagia ketika akhirnya dia menyapaku setelah lebih dari seminggu dia mengacuhkanku. Tapi ternyata dia hanya membahas perceraian.
.
Dan dia membahas cintaku pada Diana. Aku bukan pria baper-an yang masih terjebak pada masa lalu, ya walau masa lalu itu sempat membuatku galau. Aku sudah meminta maaf pada Diana ketika kami makan malam bersama.
.
Flash Back
.
Setelah tiga hari aku dan Winda saling mendiamkan, aku merasa masalah ini harus diperjelas. Setiap hari Diana menghubungiku, menanyakan kabarku, mengajak makan siang. Dan yang paling horror, dia pernah nekat menunggu di lobby untuk mengajakku makan siang. Untungnya Winda masih berbaik hati menyiapkan bekalku. Tapi makan bekal sendirian membuatku merasa aneh.
.
“Di, nanti malam ada waktu untuk makan malam?” Tanyaku pada Diana melalui telepon.
“Selalu ada untukmu sayang.” Jawab Diana.
“Oke, kita ketemuan di tempat aja ya. Aku langsung dari kantor. Nanti ku info alamatnya.” Kataku yang segera dioke-in oleh wanita di seberang sana.
.
Sejak perang dingin ini, aku lebih suka memperhatikan berkas-berkas di mejaku, lebih baik begitu kan daripada aku mencari pelarian yang negatif. Jadi aku pun kembali fokus pada pekerjaanku, tapi bayangan masa lalu dengan Diana berkelebat, mulai dari dikerjain kakak kelas saat MOS sama-sama hingga terpaksa berbagi makanan ketika tasnya tertinggal di taksi yang kami tumpangi saat di Australia dulu.
.
Diana anak yang cerdas dan ramah, namun dia memiliki rambut kecoklatan. Neneknya keturunan Belanda, mewariskan rambut coklat pada Diana. Hal ini kerap membuat Diana ditindas. Banyak anak perempuan yang iri pada Diana karena selain pintar, dia cantik dan dari keluarga kaya. Mungkin itu sebabnya Diana enggan kembali ke Indonesia setelah dia mendapat Permanent Residence.
.
Aku kembali ke pekerjaanku agar segera selesai. Aku harus menyelesaikan masalahku dengan Diana, baru kemudian aku akan menyelesaikan masalahku dengan Winda.
.
Diana melambaikan tangan padaku, senyumnya merekah, matanya berbinar seperti anak kecil yang mendapat balon.
“Honeeeey.” Sapa Diana ketika aku duduk di depannya.
“Sudah pesan?” Tanyaku.
“Yes, aku pesan untuk kamu juga.” Jawabnya. Aku menarik sebelah alisku.
“Kamu pesankan apa?” Tanyaku penasaran.
“Iga bakar donk, sama es jeruk.” Jawabnya sambil tersenyum penuh kemenangan karena masih ingat makanan kesukaanku. Aku mengangguk-anggukkan kepala.
.
“Tadi aku ketemu sama Tiana di mall, dia udah punya anak kembar lho. Kamu inget kan waktu SMA Tiana itu modis banget, selalu tampil cantik dan fresh, tadi dia curhat udah susah perawatan, boro-boro ke salon, mandi aja kadang dia lupa.” Dia bercerita dengan sangat semangat. Ya aku masih ingat Tiana, dulu Dimas sempat naksir Tiana, tapi kemudian dia mundur karena terlalu banyak saingan. Aku tersenyum mengingat ketika aku harus menghibur Dimas berhari-hari karena patah hati.
.
Sekilas aku melihat seorang wanita yang mirip Winda sedang berjalan keluar mall dengan pria mirip Keinan, sepupuku. Aku ingin menghubunginya memastikan apa yang ku lihat, tapi aku ingat dia belum ingin diganggu.
.
“Kapan kamu balik ke Australia?” Tanyaku berusaha fokus kembali pada tujuanku bertemu dengan Diana.
“Yoga, aku mau disini sama kamu aja.” Jawabnya. Aku mempersiapkan diri untuk menerima histerianya setelah ini.
“Di, aku sudah menikah.”
.
“Yoga, aku tau, kamu dijodohin kan sama orangtua kamu. Kenapa kamu mempertaruhkan masa depanmu seperti itu sih Ga? Aku kenalnya kamu orang yang realistis, bahkan kamu bukan orang yang mudah dibujuk, apalagi dipaksa.” Diana mulai mengkonfrontasi keputusanku.
.
“Aku sudah berkomitmen, Di.” Ucapku tegas, Diana mendengus kesal.
“Kamu cinta sama dia?” Pertanyaan Diana menohok hatiku. Apakah aku mencintai Winda?
.
“Aku membuka hatiku untuk istriku.” Jawabku.
“Istrimu mencintaimu?” Lagi-lagi dia memberi pertanyaan yang menusuk. Jujur, aku tak tau apakah Winda mencintaiku atau tidak.
.
“Hubungan kami mungkin memang belum berlandaskan cinta, Di. Tapi aku belajar untuk menerima istriku, memegang komitmen yang sudah kuucapkan di depan Ayahnya, di depan Tuhan.” Aku menatap tajam pada Diana, dia tampak menunggu kelanjutan penjelasanku. Tapi aku memilih untuk diam sambil menikmati iga bakar yang baru saja diantar oleh pramusaji.
.
“Apa dia istimewa, Ga?” Tanya Diana tiba-tiba, terpaksa aku melepaskan perhatianku dari iga bakar. Aku merasa Diana menunjukkan gejala cemburu terhadap istriku. Bertahun-tahun pacaran dengan Diana membuatku menghafal rumusan kode wanita di hadapanku demi kedamaian dunia.
.
“Di, Winda bukan kamu, kalian berbeda. Mungkin kamu lebih menyenangkan sebagai teman hidup, karena Winda adalah pekerja keras dan tegas. Kalau kamu, feminism, cantik, stylish, up to date terhadap fashion. Sedangkan Winda, karena dia pekerja keras, dia tidak memperhatikan mode, focus dia pada masa depan. Jika aku egois, mungkin aku akan memilih kembali padamu. Tapi aku nggak ingin menjadi pria pengecut yang mengingkari komitmenku sendiri. Aku malu pada Tuhan Di kalau main-main dengan ijabku. Dan aku mohon, jangan jadikan dirimu sebagai perusak rumah tanggaku, Di.” Aku berusaha menatap Diana dengan lembut karena mata Diana sudah mulai berkaca-kaca setelah mendengar penjelasanku.
.
“Kamu adalah bagian dari masa laluku, Diana. Winda adalah bagian dari masa depanku. Aku masih ingat semua kenangan tentang kita, Di. Sejak MOS sampai aku mengajakmu ke Indonesia untuk menikah. Semua masih bisa aku ceritakan dengan lancar. Aku tidak berusaha melupakanmu, dan juga kenangan kita, karena bagaimanapun kamu pernah memiliki peran dalam kehidupanku, dan menjadikanku seperti ini, aku percaya rencana Tuhan adalah yang terbaik untuk kita. Kalau aku ditanya apakah aku masih menyayangimu, ya aku masih sayang, tapi dengan tegas aku katakan pada diriku bahwa rasa sayang itu adalah hanya sebatas teman, aku gak mau terbawa emosi untuk menyalakan api asmara kita. Maafkan aku Diana karena aku melukai perasaanmu.” Diana menghapus air matanya, sepertinya dia mulai menerima penjelasanku.
.
“ Kamu tetap logis ya, Ga. Oke, aku paham, tapi aku memberimu waktu 3 hari, untuk mempertimbangkan lagi keputusanmu, barangkali kamu berubah pikiran. Dan aku juga penasaran  sama istri kamu yang membuat kamu alim dan bilang aku bukan muhrim.” Kata Diana sambil tersenyum.
.
Flashback Selesai
.
Aku tersenyum kecut mengingat pertemuanku dengan Diana. Dia ingin bertemu dengan istriku, sedangkan istriku berencana menceraikanku. Aku melajukan mobilku dengan perlahan, tujuanku hanya satu. Tempat yang menurutku akan memberiku pencerahan dan kenyamanan.
.

Untuk *Keluarga Hebat Indonesia*
.
*Salam Hebat Penuh Semangat*
.
.
Yang nanya kapan tamatnya? Insya Allah untuk cerita ini ada 5 part, jadi tinggal 2 hari lagi ya.. 😘


Kewarasan Ibu rumah tangga

FLP Banten

Sebagai seorang ibu Rumah Tangga, beberapa hal yang harus  saya renungkan, pikirkan, alasan kenapa seorang ibu yang kerja di ranah domestik harus bahagia

Untuk ibu yang bekerja di ranah domestik (seperti saya) bahagia itu wajib, pekerjaan rumah jadi lancar, bayangkan aja kalau lagi emosi memuncak dan burn out, cuci piring aja bisa pecah semua.

Bahagia membuat ibu bersemangat melakukan banyak hal salah satunya mempersiapkan menu makan anaknya, membersamai anak anaknya.

Bahagia membuat ibu bisa berpikir logis dan Bahagia itu membuat badan sehat, seorang ibu harus sehat, saya merasakan saat sakit, rasanya sedih tidak bisa dekat  dengan anak anak. Enggak bisa maksimal mengasuh anak, suami.

Dan lalu muncul pertanyaan, bagaimana supaya saya, khususnya kita para ibu bahagia?
Apakah hanya di manja suami saja? atau apa?

Menurut saya, membuat diri bahagia itu penting. Membahagiakan diri bukan berarti merubah diri.menjadi orang yang EGOIS, yang tidak perduli dengan kebahagiaan orang lain. Sebenarnya kita ( Ibu yang bekerja di ranah domestik) bisa.membahagiakan diri kita sekaligus Orang lain lho.

Diri kita itu penting, penting banget. Mulai sekarang yuk kita membuat diri kita bahagia.

Salah satu yang saya lakukan untuk membahagiakan diri adalah bertemu dengan orang orang yang mempunyai semangat besar.

Salah satunya adalah komunitas menulis.

FLP, Forum Lingkar Pena wilayah Banten adalah komutis menulis yang saya pilih untuk melengkapi kebahagiaan saya sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik.

Dengan mengikut kegiatan yang di selenggarakan FLP, membuat saya makin berbinar. Apalagi dengan Narasumber yang keren keren, ada Bunda ina inong yang wooow sekali beliau ini. Tips super keceh tentang dunia blogger bikin saya ingin menghidupkan blogg saya yang mati suri Hehhe.

Ada juga kang Tebe iyus, Seorang fotografer. Mengenalkan kita, apa sih fotografi itu? jepretan yang bagus itu macam apa? Tehknik pengambilan poto. Belum lagi anggotanya yang rame. Membuat belajar gak jenuh, gak ngantuk 😅

Ini adalah BAHAGIA. Menghabiskan sisa waktu di sela kesibukan sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, menghabiskan waktu bersama orang orang yang saling mendukung.




Tanpa saya sadari, mereka menyemangati saya untuk mencapai mimpi, mereka mendorong saya bangkit dari keterpurukan, dan yang terpenting mereka mencintai saya apa adanya.

Sudah tidak ada alasan lagi ibu yang bekerja di ranah domestik tidak dapat bergaul, tidak dapat berkarya apalagi tidak dapat bahagia.

Buang jauh jauh deh pikiran itu..

i’m sending a big hug to all moms…. apapun masalahmu.. IBU HARUS BAHAGIA !!!

#Bukan pertemuan terakhir

#FLPBanten

#Emakmaubelajar


Minggu, 22 April 2018

Haru Biru Rumah Tanggaku (Part 2)


Winda POV (Point Of View)
.
Aku berusaha menetralkan debaran jantungku yang kurang kooperatif. Aku memberi sugesti positif dan itu cukup membuatku lebih tenang. Aku berjalan menuju café di seberang kantor. Niatku datang mengajaknya makan siang lebih awal karena aku bosan makan di kantor, aku ingin mengajaknya makan di taman. Pekerjaan akhir tahun di bagian keuangan itu sangat melelahkan.
.
Saat aku menunggu secangkir kopi yang sudah ku pesan, seseorang duduk di depanku. Keinan, saudara sepupu Yoga. “Kosong kan? Dari pada diduduki jin, lebih baik ku duduki.” Kata Keinan. Aku dan Keinan seumuran, bahkan kami teman sejak SMA. Cukup mengejutkan Keinan yang heboh memiliki sepupu yang kalem seperti Yoga.
.
“Tumben gak makan bareng suami tercinta?” Tanya Keinan sambil menatap kotak bekalku. Aku mendengus kesal, aku sedang berusaha melupakan kejadian tadi, Keinan dengan entengnya mengingatkan.
.
“Kei, apa kamu kenal sama teman Yoga yang namanya Diana?” Tanyaku. Sekretarisnya tadi bilang bahwa tamu suaminya bernama Diana, dan Diana sedang berpegangan tangan dengan suaminya. Ini menjengkelkan. Apa kah aku sudah jatuh cinta pada Yoga? Ah tidak, sepertinya karena ego seorang Istri merasa terganggu.
.
“Diana, kalau gak salah Diana itu mantan pacarnya Mas Yoga.” Jawab Keinan. Aku semakin penasaran dengan ceritanya. “Terus gimana hubungan mereka sampai putus?” Tanyaku, sepertinya aku menggali kuburanku sendiri dengan bertanya seperti ini.
.
“Dari SMA sampai kuliah mereka pacaran. Waktu Prom Night, mereka jadi Best Couple. Diana juga anak yang pinter walau bandel, tapi dia masih nurut sama Yoga. Itu yang membuat mereka terus bersama sampai memutuskan kuliah di Australia. Diana mendapat Permanent Residence, jadi males balik sama Yoga. Padahal Yoga serius mau melamar Diana, tapi syaratnya mereka harus tinggal di Indonesia. Ya udah deh mereka putus. Emang kenapa sih Win?” Tanya Keinan.
.
“Diana udah pulang, kayaknya ngajak balikan deh.” Jawabku sambil menunduk.
“Wah, CLBK donk Mas Yoga?” Seru dia terkejut. Aku menatap Keinan sambil menahan air mata, ku gigit bibir bawahku untuk menahan isakan.
.
“Kayaknya gue salah ngomong ya Win?” Tanya Keinan yang ku jawab gelengan kepala. Aku berusaha memberi Keinan senyuman agar dia tidak salah tingkah di depanku.
.
Keinan yang panik melihatku hampir menangis berusaha menghiburkan dengan kekonyolan-kekonyolannya. “Win, aduh, jangan nangis donk. Ada satpol PP tuh, ntar dikira gue udah pukulin elo lagi. Win, masa depan gue berharga Win, jangan nangis. Ntar gue beliin martabak manis kesukaan elo deh.” Bujuk Keinan, bujukannya sangat tidak lucu, tapi ekspresinya sangat lucu.
.
“Gimana kalau gue bilang elo hamilin adek gue tapi elo gak mau tanggung jawab?” Tanyaku.
Keinan melongo dan menoleh ke sekelilingnya. “Astaga Winda, aku bukan laki-laki seperti itu walau pacarku banyak. Tega nian dirimu menghancurkan masa depan Keinan yang tampan dan rupawan ini.”
.
Jawaban dan wajah pucat Keinan membuatku tertawa terbahak-bahak. “Win, adek lo kan cowok semua?” Tanya Keinan. Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum senang karena sudah ngerjain Keinan. Keinan memang konyol, tapi dia sangat menjaga citranya di depan umum.
“Gue balik ke kantor dulu ya Bro.” Pamitku pada Keinan.
.
Hari ini aku ingin menenangkan diri ke rumah Mama. Ku kirim pesan pada Mama member tahu bahwa aku ingin menginap. Mama bertanya apakah aku datang bersama suamiku, kemudian ku jawab aku datang sendiri.
“Jika kalian ada masalah, selesaikan, jangan kabur. Kalaupun butuh waktu untuk sendiri, tetaplah tinggal di rumah suamimu.” Begitu pesan Mama.
.
Jadi disinilah aku, kembali ke rumah, menyiapkan makan malam, kemudian masuk ke kamar. Bukan kamar yang biasa aku pakai bersama Yoga, tapi di kamar tamu. Aku butuh waktu dan ruang sendiri. Aku sudah meminta pada Yoga melalui pesan singkat untuk tidak menggangguku sementara waktu. Untungnya Yoga cukup kooperatif dengan itu semua. Tapi, disisi lain, aku merasa ada bagian tubuhku yang sakit, aku tak tau harus minum obat apa agar sakit ini menghilang.
.
Rumah ini menjadi sangat sepi karena masing-masing penghuninya tinggal di kamr masing-masing. Yoga tidak berusaha untuk menjelaskan padaku, dan aku pun enggan berbicara dengannya. Sudah seminggu rumah ini kehilangan nyawanya, entah sampai kapan.
.
“Aku mau cerai aja Mbak dari Yoga.” Kataku kepada kepala cabang yang menemaniku makan siang. Kenapa masalah ini justru muncul di akhir tahun sih?
“Kenapa? Apa nggak bisa diselesaikan dulu? Mungkin Cuma salah paham.” Jawab Mbak Elly.
.
“Kemarin waktu aku belanja aku melihat Diana dan Yoga makan berdua di mall. Diana menatap suamiku penuh cinta,  Yoga tersenyum pada Diana. Untungnya pernikahan kami tanpa landasan cinta, jadi mungkin perceraian akan lebih mudah bagi kami.” Kataku sambil menatap langit-langit café.
“Cemburu Win?” Mbak Elly melirikku, aku merasa diejek saat ini.
“Nggak Mbak, aku susah untuk jatuh cinta. Aku Cuma merasa harga diriku sebagai istri dijatuhkan karena Yoga selingkuh.” Jawabanku ini membuat Mbak Elly tertawa terbahak-bahak hingga memancing perhatian pengunjung café. Aku hanya mampu member tatapan tajam agar wanita di depanku berhenti tertawa, untungnya wanita itu sangat peka dan menutup mulutnya.
.
“Winda-Winda, kamu tuh udah jatuh cinta sama suamimu. Kamu baru terasanya sekarang.” Tanggapan Mbak Elly membuatku berpikir. Apakah aku mencintai suamiku? Lagi-lagi aku menggigit bibir bawahku. Ku alihkan pandanganku pada langit-langit café yang berwarna hijau muda, nyaman rasanya melihat warna hijau ini.
.
“Oke, kalaupun memang aku mencintainya, dia tidak mencintaiku. Untuk apa aku harus mempertahankan sesuatu yang tidak imbang Mbak?” Tanyaku.
“Pikirkan lagi, menjadi janda itu nggak enak. Lagian darimana kamu tau dia nggak cinta sama kamu?” Mbak Elly balik bertanya. Aku berpikir sejenak.
.
“Aku bisa mandiri kok tanpa laki-laki, selama menjadi istri aku juga mengerjakan semuanya sendiri, aku tetap berpenghasilan. Aku akan menggugat cerai. Aku gak mau menjadi penghalang cinta mereka. Dan untuk masalah cinta, selama kami menikah, selama 6 bulan ini, kami nggak pernah membicarakan tentang cinta.” Jawabku pada Mbak Elly ketus.
.
“Kamu yakin bisa hidup sendiri?”
“Mbak Elly, aku wanita yang mandiri dan bebas untuk berpendapat, kalau Yoga selingkuh dengan Diana, aku berhak untuk mengajukan gugatan. Emansipasi wanita Mbak, memangnya wanita harus dijajah terus sama pria? Aku harus rela jadi obyek penderita?” Tanyaku. Mbak Elly tersenyum sambil mengaduk-aduk milkshake di depannya.
.
“Jangan membawa emansipasi dalam emosimu Win. Kamu yang sekarang justru menunjukkan fitrahmu sebagai wanita. Emansipasi memberi kita hak yang sama dengan para pria, tapi tidak bisa menghilangkan fitrah kita sebagai wanita.” Mbak Elly meremas tanganku.
“Di rumah aku melakukan tugas seorang istri kok Mbak, memasak, dan lain sebagainya juga.” Aku berusaha membela diri.
.
“Bagus itu, kamu bisa menjadi wanita karir dan istri dengan baik. Tapi bukan itu yang ku maksud. Secara fitrah, otak kita lebih emosional daripada pria, sedangkan pria adalah makhluk logika. Itulah kenapa Allah menciptakan kita berpasangan, sayang, untuk saling melengkapi, saling menguatkan, menyeimbangkan kehidupan kita di dunia dan menjadikan Pria sebagai pemimpin kita, pelindung kita dan kita sebagai wakil pemimpin sekaligus pemberi rasa nyaman pada pria.” Mbak Elly menatapku tajam dibalik kacamatanya. “Win, kamu sedang sangat emosional, pulanglah, bicarakan dengan suamimu.”
.
Aku menundukkan kepalaku. Aku emosional? Ya memang. Aku berbicara dengannya? Entahlah. Akan kuputuskan nanti sesampainya aku di rumah.
.
Samar-samar ku dengar mobil Yoga berhenti di garasi. Biasanya dia segera mandi kemudian makan malam. Aku tak mau menunda lagi, walaupun wanita, aku harus tegas.
“Aku mau bicara.” Kataku ketika melihat Yoga sudah selesai makan malam. Yoga membereskan piring kotornya dan mengikutiku menuju ruang tamu.
.
“Aku tidak akan menjadi penghalang cintamu pada Diana, kita terjebak dalam hubungan pernikahan yang entah apalah ini, jadi aku..” Aku menarik nafas sangat dalam karena ternyata berat sekali ketika meminta cerai dari suami yang ternyata ku cintai. “A-aku.. Aku pikir, lebih baik baik kita ber-bercerai saja. Setidaknya salah satu dari kita dapat berbahagia.” Akhirnya keluar juga dari bibirku.
.
Yoga terkejut dan menatapku dengan pandangan redup. Aku benar-benar berharap air mataku tidak jatuh saat ini. Yoga menundukkan kepalanya, “Apa alasannya?”
.
Aku terkejut mendengar pertanyaan Yoga. Dia mengangkat kepalanya dan menatapku, masih dengan tatapan yang redup. “Pengadilan pasti meminta alasan kenapa bercerai.” Yoga berusaha menjelaskan pertanyaannya sebelumnya.
.
Aku tidak berpikir tentang ini. Alasannya apa aku bercerai? Tentu karena Yoga CLBK dengan Diana kan? Tapi apa itu harus aku ungkapkan di depan hakim? Aku merasa itu sangat memalukan jika aku diselingkuhi, dan juga menyakitkan.
.
Tiba-tiba Yoga berdiri, “Akan ku urus besok.” Katanya sambil meninggalkanku. Dia keluar dari rumah malam itu, tinggal aku sendiri yang sudah tak kuasa menahan air mata.
.
(bersambung)
.
*Keluarga Hebat Indonesia*

Haru Biru Rumah Tanggaku (Part 1)


.
Ku buka perlahan pintu kamar agar tak membangunkan istriku yang sedang terlelap. Kamar sudah gelap, ku edarkan pandanganku ke atas tempat tidur. Tapi tak ku lihat tanda-tanda kehidupan disana. Apa istriku belum di kamar? Tapi ruangan lain tampak sepi.
.
“Baru pulang Bos?” Suara seseorang dari balkon, tampak wujud istriku sedang berdiri disana. Kakiku mengayun mendekati wanita yang secara hukum dan agama menjadi istriku sejak 6 bulan yang lalu.
.
“Ya, kamu belum tidur?” Tanyaku yang dijawab oleh senyuman. Dia mengulurkan cangkir padaku, aroma coklat menembus otakku.
.
“Kalau aku tidur, aku nggak berada disini, Ga.” Jawabnya sambil menatap langit. Bulan purnama rupanya. Aku mengambil bungkusan yang tadi ku letakkan di meja dekat tempat tidur dan menyerahkan pada Winda.
.
“Apa nih? Hangat.”Tanya Winda seraya membuka kotak yang aku berikan padanya.
“Terang bulan.”Jawabku singkat.
“Ga, ini nggak kayak terang bulan. Lihat bulan diatas sana, bulat kan. Lha ini Cuma setengah bulat lho. Harusnya namanya bulan separuh.” Katanya sambil mengambil sepotong terang bulan. “Ini namanya martabak manis.” Komentarnya lagi. Aku hanya tersenyum.
.
Winda dan aku menikah bukan karena sebelumnya kami pacaran atau teman kerja. Kami dijodohkan oleh orangtua kami. Konyol ya, masih jaman aja dijodohin. Aku mungkin akan menolak perjodohan ini jika bukan Winda yang direkomendasikan oleh orangtuaku.
.
Aku mengenal Winda sebagai karyawan kantor sebelah yang hampir setiap hari beli terang bulan sebelum pulang kerja. Aku suka terang bulan alun-alun kota, Winda pun sering beli disana. Dari sana aku sering memperhatikannya. Kadang kami mengobrol sambil menunggu pesanan kami siap, dari obrolan itu aku tau orangtua Winda suka terang bulan.
.
Aku memandang Winda sebagai wanita mandiri, tangguh, kuat. Ketika teman-temannya diantar pacar mereka, Winda memilih untuk kemana-mana sendiri. Tak tampak rasa iri dari mata Winda ketika dia melihat teman-temannya bersama pacar masing-masing. Dari situ aku menganggap dia menarik.
.
Setelah acara perjodohan yang mendadak 8 bulan yang lalu, aku dan Winda bertemu untuk membicarakan masalah ini. Walau dijodohkan, kedua orang tua kami tidak ingin memaksa, keputusan tetap ditangan calon mempelai. Tak ku sangka Winda setuju, dan kami mulai sibuk mempersiapkan pernikahan kami. Walaupun saat itu belum terasa getaran cinta diantara kami, kami tetap ingin resepsi pernikahan terbaik.
.
“Yogaaaaa.. Ngelamun apa sih?” Pertanyaan Winda membuyarkan lamunanku.
“Apa sih Win? Berisik tau.”Jawabku.
“Salah sendiri ngelamun, dari tadi aku bilang, cepet mandi trus tidur.” Kata Winda. Aku membalas kata-kata Winda dengan tindakan nyata. Aku masuk ke kamar mandi dan segera membersihkan diri. “Ga, makan nggak?” Teriak Winda dari luar kamar mandi. “Nggak, makan martabak manis aja kenyang.” Jawabku dengan berteriak juga. Dia benar-benar suka bicara dengan keras, berbeda sekali dengan diriku yang lebih nyaman untuk diam.
.
Menjadi anak sulung membuat kami harus mandiri, tangguh, kuat, siap menerima tantangan. Kami sama-sama mandiri dan pekerja keras. Setelah menikah, kami hanya cuti 3 hari, itupun di rumah kami menyelesaikan pekerjaan kantor. Kami memiliki prinsip bahwa menjadi sulung berarti menjadi seorang leader, teladan bagi adik-adik kami.
.
Pagi hari Winda selalu menyiapkan sarapan. Aku kagum padanya. Posisinya sebagai manajer tak membuatnya melupakan pekerjaan rumah tangga. Bahkan Winda masih sempat membawa bekal untuk kami makan saat di kantor. Hari ini dia membuat bekal nasi goreng terasi yang aromanya sungguh sangat menggoda.
.
Setelah mengantar Winda ke kantornya, aku menuju ke kantorku yang hanya berjarak 100 meter dari kantor Winda. Itulah sebabnya kami sering makan siang bersama. Aku sudah meminta Winda untuk pindah ke kantorku, tapi dia menolak karena memiliki tanggung jawab di kantornya yang sekarang. Tuh kan, Winda memang keren.
.
“Pak Yoga, ada tamu, katanya teman kuliah Bapak di Australia.” Kata sekretarisku. Aku mengangkat wajaku dari gunungan berkas yang sudah menantikankan perhatianku. Aku melirik ponselku, tidak ada pesan masuk. Teman-temanku selalu memberi kabar ketika akan ke kantor.
.
“Suruh masuk aja.” Jawabku. Sekretarisku mengangguk dan menutup pintu. Tak lama kemudian pintu terbuka lagi, dan aku terkejut melihat sosok yang ada di depanku hingga tak sadar aku membuka mulutku dengan lebar.
.
“Honeeey, aku pulang.” Kata wanita itu sambil berjalan ke arahku.
“Diana? Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanyaku sambil berdiri. Wanita di depanku tersenyum sambil melipat tangan di dadanya.
“Mencarimu donk cinta.. Aku sadar aku nggak bisa hidup tanpa kamu.” Jawab Diana.
“Tunggu, bukannya kamu sudah pacaran sama Albert, roommate ku?” Tanyaku sambil tetap berdiri dengan memasukkan tanganku ke dalam saku. Aku berusaha menenangkan diriku, aku gelisah, karena Diana, masa laluku, datang kembali disaat aku merangkai masa depanku.
.
Diana mengambil tanganku dan menggenggamnya erat-erat. “Albert, dia pria yang payah. Dia tidak memperlakukanku dengan baik. Aku sadar itu karma ku karena menolak ketika kamu ingin mengajakku ke Indonesia. Tapi aku akan memperbaiki semuanya, lihat, aku sekarang di Indonesia.” Jelas Diana sumringah dan menautkan jari jemari kami.
.
Bersamaan dengan itu pintu terbuka dan wajah Winda berada di balik pintu itu. Kejadian ini benar-benar mirip dengan sinetron yang ditonton Mama di rumah. Aku masih terkejut melihat kedatangannya yang lebih cepat dari jam makan siang. Hingga aku tak sadar bahwa tanganku dan tangan Diana masih berpegangan sampai Winda melirik kesana.
.
“Ah, maaf Pak saya tidak tau ada tamu.” Kata Winda sambil menutup pintu. Aku ingin mengejarnya, tapi Diana menarik tanganku. “Diana, jangan tarik tanganku, bukan muhrim kau tau?” Tanyaku sambil menatap tajam padanya. Bukannya takut, dia malah tersenyum senang. “Aku kangen tatapanmu itu.” Jawab Diana. Aku mengambil ponselku dan memencet nomer sahabatku, Dimas dan Eko.
.
(bersambung)
.
*Keluarga Hebat Indonesia*

Rabu, 18 April 2018

My Heart Is Broken


Namaku Hari. Tahun ini aku menjadi anak SMP. Bangga sekali rasanya ketika pertama kali menggunakan seragam putih biru ini. Aku merasa lebih dewasa. Kehidupan sekolahku biasa-biasa saja, mayoritas anak cowok di kelasku senang ngobrol tentang hal-hal mesum, dan ini membuatku risih sekali.
.
Dan murid-murid ceweknya….., Ah jangan berharap aku akan ngobrol dengan teman sekelas yang cewek ya. Kalau teman-teman cowok tau aku ngobrol dengan anak cewek, bisa hancur masa SMP ku karena ditindas mereka.
.
Tapi sejujurnya aku sering ngobrol dengan seorang anak perempuan, namanya Luna. Kami sering bertemu di perpustakaan sekolah. Aku sering kesana karena menggunakan fasilitas internet gratis perpustakaan. Aku suka sekali membaca di internet, entah itu ilmu pengetahuan atau sekedar chatting dengan sesama penggemar Marvel. Apalagi sebentar lagi film Avenger akan segera tayang, semakin semangat aku mengikuti kegiatan di forum.
.
Luna juga suka berinteraksi lewat dunia maya. Sayangnya dia tidak terlalu suka dengan Marvel, dia suka sekali dengan anime. Jadi dia suka membaca komik atau menonton anime ketika di perpustakaan. Luna pernah bilang ingin sekolah di Jepang agar bisa ikut cosplay. Ya, akupun ingin ikut acara offline para penggemar Marvel. Sayangnya papa terlalu sibuk untuk mengantarku keluar kota.
.
Selain Luna, juga ada si kembar Diko dan Dino. Mereka penggemar DC Comic, kami sering membandingkan Marvel dan DC Comic, tapi itu tidak membuat persahabatan kami renggang. Kami bertiga berencana akan menonton film Avenger terbaru akhir bulan april. Kebetulan kakak si kembar yang bernama Dimas adalah wiraswasta, jadi kami bisa minta antar untuk menonton bersama. Kalau Kak Dimas, dia suka DC Comic maupun Marvel, tapi tidak terlalu fanatik, hanya sebatas suka.
.
Papaku bernama Hendarso. Tahun lalu kami masih tinggal serumah. Namun sejak awal tahun 2018, papa harus bekerja di luar kota agar pangkatnya naik. Kalau mamaku bernama Cahyani, ibu rumah tangga yang memiliki toko kebutuhan rumah tangga. Aku memiliki dua adik, yang satu masih SD bernama Nadia, yang satu lagi bernama Arza yang masih TK. Itulah sebabnya mama nggak bisa antar aku kemana-mana. Kalau pergi sendiri, jelas tidak boleh. Kadang aku merasa mama terlalu membatasi pergaulanku.
.
Menjadi anak sulung ternyata rasanya tidak menyenangkan, karena mama selalu bilang aku harus menjadi contoh bagi adik-adikku. Yang membuatku bingung, apa yang harus aku tampilkan pada adik-adikku? Kadang aku merasa orang dewasa terlalu banyak menuntut hal yang membuat anak seusiaku bingung. Daripada menanggapi tuntutan tersebut, aku lebih suka diam dan membaca di internet.
.
Akhirnya hari ujian nasional kakak kelas dimulai minggu depan. Walau matahari panas sekali, aku sangat bersemangat hari ini. Aku sudah membayangkan seminggu kedepan aku bisa puas berselancar di internet dan mengobrol dengan teman-temanku di dunia maya.
.
Kriiiinggggg…., Akhirnya Jam sekolah usai.
.
Aku tak sabar untuk pulang sekolah. Aku segera mengayuh sepedaku dengan tenaga yang tersisa di tengah paparan sinar matahari siang itu. Terlihat Luna di depanku juga sedang mengayuh sepedanya yang berwarna pink kesayangannya dengan santai.
.
Saat aku menoleh ke belakang, tak tampak teman sekolahku yang lain. Sehingga aku mengayuh sepedaku lebih cepat hingga sejajar dengan sepeda Luna. Telingaku mendengar suara lirihnya sedang bersenandung sebuah lagu bahasa jepang.
“Luna, Apa kegiatanmu saat liburan nanti?” Tanyaku sambil memelankan laju sepeda.
“Nonton anime donk, hahaha…aku sudah download di perpus dari kemarin, tinggal nonton aja deh di rumah.” Jawabnya terkekeh sumringah. “Kalau kamu?” Tanya Luna kepadaku.
“Biasa, chatting sama teman-teman. Infinity War sudah di depan mata.” Jawabku bersemangat.
.
Sayangnya jalan menuju rumah kami berbeda, sehingga kami berpisah di tengah jalan. Begitu sampai rumah, aku memasukkan sepeda ke garasi dan segera melepas sepatuku. Aku mendatangi toko mama untuk mencium tangan.
“Bagaimana sekolahnya?” Tanya Mama.
“Baik, Ma.” Kataku sambil membuka kulkas toko dan mengambil es lilin kacang hijau kesukaanku. Panas-panas begini, makan es lilin sambil chatting pasti seru pikirku.
“Ada PR Har?” mama Tanya lagi. Aku menggelengkan kepala karena aku sedang makan es lilin. “Kamu belajar yang rajin, biar pinter. Kamu kan contoh untuk adik-adik kamu. Jangan main di internet terus.”
.
Mama mulai lagi memberi nasehat-nasehat bagaimana menjadi kakak yang baik. Kadang aku males mendengarkan nasehat ini yang intinya aku harus jadi anak baik agar dicontoh oleh adik. Aku Cuma mengangguk-anggukkan kepala karena malas menanggapi.
.
Mama memberi contoh sepupu-sepupuku yang lebih tua yang kata mama sudah sukses, aku harus bisa kayak mereka, bisa dapat kerjaan bagus. Kata mama, sepupuku itu dulu waktu masih muda jarang main internet makanya bisa sukses, padahal menurutku bisa saja dulu kesempatan mengakses internet sangat sulit. Jujur saja, aku sebal kalau harus disuruh mencontoh sepupu-sepupuku itu, aku nggak ingin seperti papa yang kerja di kantor sampai mau libur juga sulit, sekalinya libur masih mikir kerjaan. Kalau tentang sukses, aku ingin sukses seperti Tony Stark. Dia orang yang kaya dan cerdas menurutku.
.
Akhirnya, setelah 30 menit aku mendengarkan nasehat mama tentang kesuksesan dan internet, aku meminta ijin untuk masuk. Aku merasa suasana udara di dalam toko lebih panas daripada diluar toko, hahaha. Aku masuk ke kamar dan menyalakan kipas angin untuk mengurangi hawa panas yang kurasakan.
.
Sebelum aku melepas seragam pramukaku, aku menyalakan komputer. Tadi saat di sekolah, aku sekilas mengintip di forum, mereka membicarakan presale tiket infinity war. Jujur, aku benar-benar tak sabar untuk melihat film ini yang menurut berita tiket presale nya sangat laris.
“Lepas bajumu dulu Hari!” Kata Mama
“Iya Ma. Sebentar.” Jawabku.
“Sekarang!” Bentak Mama.
.
Aku mendengus kesal, kemudian menutup pintu kamar dan berganti baju secepat mungkin. Aku sudah tidak sabar untuk mendapatkan tiket infinity war. Apalagi beberapa teman di Malaysia sudah pamerkan tiketnya, semakin berdebar jantungku.
.
Setelah berganti baju, aku kembali duduk di depan monitor. Aku mulai mencari tentang presale tiket infinity war untuk daerah Indonesia. Aku baru menemukan untuk wilayah Jogja akan nonton bareng pada tanggal 25 April. Itu bukan hari minggu, papa tidak mungkin bisa cuti, apalagi untuk alasan nonton film.
.
Selagi aku fokus pada hasil pencarian di layar monitor, aku benar-benar tidak sadar mama sudah berdiri di samping kananku sambil menggendong Arza. Aku melirik mama kemudian aku fokus lagi ke monitor. Tiket ini sangat penting bagiku karena aku ingin menjadi yang pertama mendapatkan tiket ini di sekolah. Tak terbayang bagaimana respon Kak Dimas dan si kembar ketika aku berhasil mendapatkan tiket emas ini.
.
“Hari, Mama bicara sama kamu.” Kata Mama. Aku benar-benar terkejut, aku tak tau apa yang mama katakan sebelumnya, sehingga aku melongo. Aku tadi masih membayangkan mendapat tiket presale dan dikagumi oleh semua orang di sekolah. Ya pesona Infinity War memang menyebar pada semua siswa di sekolahku, termasuk pada yang bukan fanatic film Marvel.
.
“Mau sampai kapan kamu main internet?” Tanya mama sambil melotot ke arahku.
“Sudah dua jam kamu main internet! Sudah cukup!” Katanya lagi.
Aku melirik jam dinding di kamarku. Ternyata sudah 2 jam aku duduk di depan komputerku. Sungguh, aku malas berdebat dengan mama.
“Matikan komputer kamu sekarang atau Mama cabut sambungan internetnya.” Kata mama.
Ini yang membuatku malas berdebat dengan mama, mama selalu mengancam mencabut internet.
“Ma, kumohon, sebentar, aku mau baca ini sebentar.” Jawabku sambil menunjukkan sebuah artikel yang ku buka di monitor.
“Matikan komputermu sekarang Hari!”Bentak Mama.
“Tunggu sebentar, Ma!” Jawabku.
“Sekarang!!” Bentak mama dengan suara yang lebih tinggi.
“Nggak mau!” Aku membentak balik
.
Tiba-tiba mama mengambil keyboardku. Aku menatap mamaku yang masih berdiri. Aku tetap melanjutkan membaca artikel yang sudah ku buka.
“Hari, matikan komputernya sekarang.” Kata mama dengan suara lebih pelan dari tadi.
“Nggak mau!” Jawabku tanpa memelankan suara, aku sudah terlanjur kesal pada mamaku.
“Jangan berteriak Hari!” Bentak mama.
“Aku tidak teriak Ma!”Jawabku.
.
Mama berdiri di depanku dengan berkacak pinggang.
“Hari, matikan komputernya.” Kata Mama.
“Tidak Ma, aku masih belum selesai membacanya.” Aku mulai merengek.
“Mama tidak peduli.”Jawab Mama sambil mendekati colokan listrik utama di kamarku.
“Ma, kumohon jangan!” bulir air mataku sudah jatuh. Aku pantang menangis, tapi kali ini aku sudah tidak tahan lagi.
.
Tiba-tiba komputerku padam. Rupanya mama mencabut aliran listrik komputerku.
“Mama!!!” Aku semakin kesal pada mamaku. Aku masih menatap layar monitor yang menjadi gelap ketika mama berkata. “Kamu dilarang main internet selama seminggu!”
“Aku benci Mama!” Teriakku.
Aku menutup wajahku dengan kedua belah tanganku. Aku tak bisa menahan air mataku.
.
Aku terkejut dan melihat ke arah mama yang sedang duduk di samping kananku. Aku tak percaya dengan apa yang mamaku katakan, jujur, aku merasa sakit hati sekali kali ini. Mamaku tampak terkejut melihatku, aku menahan air mata yang hampir jatuh dari mataku, aku tak tau bagaimana ekspresiku sekarang.
“Kamu ketagihan internet Har. Kamu harus mengontrol internet, bukan internet yang mengontrol hidupmu!” Kata mama di sampingku.
.
Aku mengambil buku pelajaran di depanku dan ku sobek-sobek. Entah kenapa aku benar-benar kesal. Apalagi saat mama merebut buku itu dan melotot padaku. Aku meninggalkan mama, keluar dari kamar. Aku mengambil foto keluarga yang ada di dinding dan memecahkannya. Bahkan foto adik-adikku juga ku pecahkan.
.
Aku kecewa pada mama, sangat kecewa. Entah mana yang lebih menyakitkan, bentakan mama atau larangan menggunakan internet. Yang pasti, hatiku benar-benar sakit. Aku menatap ponselku, tidak ada jaringan wifi di rumah ini. “Mama kejam!!” Teriakku sambil membanting ponsel itu ke lantai.
.
Mama mendekatiku, wajahku terasa sangat panas sekali. Nafasku sesak dan jantungku berdegub dengan kencang. Aku menatap tajam ke arah mama. Mama mengambil hape di sakunya dan menelpon seseorang.
“Ya, dia ngamuk di rumah. Kita pindahkan saja sekolahnya.” Kata mama pada lawan bicaranya di telpon.
.
Aku terkejut mendengar kata-kata mama. Aku berlari ke dalam kamar dan ku banting pintu kamarku. Aku hanya bisa menangis dan menjerit di kamar karena aku benar-benar merasa diabaikan.
.
Mama membuka pintu kamarku tanpa permisi dan mengatakan hal yang menyakitkan, “Tahun ajaran baru, kamu akan pindah sekolah.” Aku hanya mampu berteriak diatas bantal.
.
Video ilustrasi, klik : https://youtu.be/AqzPcBesTH0
.
Dari *Bubu Baba* dan Kak *Candra Adhi Wibowo*
Untuk *Keluarga Hebat Indonesia*

Hati seorang istri seperti gelas?

Hati seorang istri seperti gelas?
.
Seorang suami menyesal setelah mentalak 1 istrinya lalu menelpon, "Sayang, maafkan aku. Aku mau rujuk padamu."
.
Istrinya menjawab, "Di dekatmu ada gelas?"
.
Suami: "Hah, gelas? Tidak ada. Kenapa?"
.
Istri: "Kalau begitu pergi ke dapur dan ambil sekarang."
.
Suami: "Kayaknya kamu udah gak beres. Tapi gak apa-apa, aku ambilkan."
.
Istri: "Lemparkan gelas itu ke lantai."
.
Suami: "Sudah saya lempar."
.
Istri: "Sekarang kembalikan gelas itu seperti semula, gak mungkin kan? Begitu juga hatiku."
.
Suami: "Gelasnya tidak pecah sayank, karena gelas plastik."
.
Istri: "I-iiiiih.... ya udah habis Subuh cepetan jemput aku."😂😂😂
.
Nah kalau ada masalah rumah tangga dan masalah anak sebaiknya gabung di grup Keluarga Hebat Indonesia 😂

Jumat, 13 April 2018

Aku, Kau dan Dia (Part 2 )

Kau Aku dan Dia (Part 2)
.
.
Catatan Penulis : Kali ini saya menggunakan sudut pandang Sofia ya.
.
Rudi masuk ke ruang tamu dengan wajah muram, wajah yang selalu ku lihat dari CCTV. Dari yang ku amati dari CCTV, dia suka permen karet, jadi aku pun mengkonsumsi permen ini saat menunggunya. Entah kapan terakhir kali aku makan permen karet. Aku beruntung tidak menggunakan gigi palsu sehingga aku tidak was was saat meniup balonnya.
.
“Duduk Rud.” Kataku sambil tersenyum. Dia duduk di tepi sofa dan mengawasiku makan permen karet. “Mau?” Tawarku. Dia mengambil satu dan memakannya. Dia tidak tersenyum saat makan permen karet itu. Malah dia melihat ke depan, kosong. Sepertinya dia melamun.
.
“Mikir apa Rud?” Tanyaku santai. Dia menggeleng-gelengkan kepala. “Ada acara khusus setelah pulang sekolah?” tanyaku lagi. Dia menggelengkan kepala lagi. “Oh iya, saya Sofia, ketua yayasan disini. Kamu boleh memanggil saya Kakak kalau kamu mau.” Dia menatapku kemudian tertawa cekikikan. “Hey, kenapa kamu tertawa Rud?” Tanyaku ikut tertawa. “Bu Sofia kan sudah tua kok dipanggil Kakak?” Jawabnya masih dengan cekikikan. “Ya sudah deh, kamu panggil ibu juga gak apa.” Jawabku.
.
Rudi memundurkan duduknya. Ah, anak ini mulai nyantai nih. “Eh Rud, tadi sebelum kesini kamu main apa?” Tanyaku. “Nggak main apa-apa. Cuma duduk-duduk.” Jawabnya. “Emang kamu nggak suka main gitu?” Tanyaku. “Kalau di sekolah enggak, males. Aku sukanya main game online Bu.” Jawabnya.
.
“Waaah, kamu bisanya main apa?” Tanyaku penasaran. “Belum bisa sih Bu, masih belajar. Mau nya belajar AOV sama Mobile Legend.” Jawabnya. “Iiiih.. Itu kan susah Rud. Kamu kok suka sih main game itu?” Tanyaku.
.
Rudi diam dan menatap ke depan. “Rasanya seru kalau bisa naik level, dapat senjata, mengalahkan musuh. Lihat kakak-kakak yang main gitu, terus mereka tos kalau bisa menang di lomba. Oh iya, itu nanti ada lombanya dapat jutaan rupiah. Ada yang bisa dapat hape gratis, fotonya ada di majalah game.” Kata Rudi berapi-api, berbeda sekali dengan Rudi yang baru masuk tadi. Aku mengangguk-anggukkan kepala. “Sama siapa biasanya nonton pertandingan game?” tanyaku. “Mas Bayu, Mas Bayu itu anak SMA. Sudah boleh bawa motor. Jadi kalau ada pertandingan game aku minta ikut.” Jawabnya. “Ini boleh diminum?” Tanyanya sambil menunjuk segelas es coklat. “Boleh donk.” Jawabku.
.
“Kalau main AOV atau Mobil Legend, pernah kalah?” Tanyaku yang dijawab gelak tawa Rudi. “Aku kalah terus Bu.” Katanya. Walaupun dia bercerita bahwa dia sering kalah, aku menatap wajahnya masih penuh semangat. “Terus kenapa kamu nggak berhenti main?” Tanyaku penasaran. “Aku mau menang Bu, pokoknya mau menang. Mau level yang tinggi.” Jawab dia serius, tiba-tiba sorot matanya meredup. “Aku pengen kayak Kak Daniel. Dia yang kemarin menang. Semua bilang Kak Daniel hebat. Aku jadinya nabung, biar bisa beli senjata.” Katanya sambil menunduk.
.
“Kamu nabung dari uang jajan kamu? Beli permen karet, sisanya ditabung?” Tanyaku. Aku sangat menikmati wajah terkejut Rudi, matanya melotot dan bibirnya terbuka. Ah, aku merasa menjadi detektif.
.
“ Bu Sofia kok tau?” Akhirnya keluar pertanyaan ini. “Jadi benar ya?” Aku balik Tanya. “Ya memang aku beli permen karet biar bisa nabung. Selain itu, kata Kak Daniel, makan permen karet saat main game dapat meningkatkan konsentrasi.” Jawabnya santai. “Bu Sofia main game apa kok makan permen karet karet?” Tanyanya. Aku terkekeh mendengar pertanyaannya. Aku membuka ponselku dan membuka folder game. Ku tunjukkan game yang sedang aku sukai.
.
“Oh Township dan My Café. Cewek memang sukanya main begitu. Di pertandingan aku juga ketemu gamer namanya Kak Tania, dia juga hebat lho Bu. Coba Bu Sofia belajar main game Mobile Legend sama Kak Tania.” Komentarnya. “Kenapa nggak boleh belajar sama Kak Daniel bareng kamu?” Tanyaku. “Biasanya anak cewek maunya berteman dengan anak cewek.” Katanya sambil tersenyum mengejek. Otomatis aku tertawa terbahak-bahak.
.
“Bagaimana perasaan kamu kalau main AOV atau Mobile Legend.” Tanyaku. “Hhmmm, seneng.” Jawabnya. “Kamu pengen apa sih dari game ini.” Tanyaku lagi. “Pengen naik level, trus menang, kayak Kak Daniel.”Jawabnya tersenyum. “Orangtua kamu mendukung?”
.
Rudi menundukkan wajahnya, “Enggak, Papa sih cuek, kalau Mama marah-marah. Kadang mama matiin wifi, nyuruh aku belajar dan ngerjain PR.” Jawabnya dengan nada lelah dan jenuh. “Nilai kamu bagus Rud. Hebat kamu bisa main game sambil belajar dengan rajin.” Wajah Rudi berbinar bahagia ketika aku memujinya. Aku merasa semakin dekat dengan kesimpulan kasus kali ini. “Aku nggak mau kehilangan waktu main game kalau harus ikut ujian ulang Bu. Belum lagi mama, akan semakin marah deh.” Jawab Rudi santai.
.
“Rud, Bu Sofia juga suka main game. Sukaaa banget. Ada rasa bangga, merasa diriku ini hebat ketika level kota atau café Ibu semakin meningkat. Mendapat alat-alat baru juga. Setelah levelnya naik, rasanya pengen segera main lagi biar levelnya semakin naik Rud.” Ceritaku.
.
Rudi mendengarkan dengan seksama, kemudian berpikir. “Aku juga gitu Bu.” Jawab Rudi sambil menggangguk-anggukkan kepalanya.
.
“Kamu ingin jadi juara game kan?” Tanyaku yang dijawab anggukan kepala Rudi penuh semangat. “Kalau begitu kamu harus menjaga matamu Rud. Ibu khawatir langkahmu menjadi gamer internasional terhambat karena matamu sakit. Ibu memakai kacamata sejak masih SMP lho. Dan kadang mata Ibu terasa lelah yang menyebabkan sakit kepala. Nah kalau missal kamu pakai kacamata, terus kepalamu pusing ketika pertandingan game, wah Ibu khawatir kamu kalah Rud.” Ucapku dengan nada cemas. Rudi berpikir sambil menggoyangkan kakinya.
.
“Ibu akan menghubungi ibumu, agar ibumu tidak mematikan wifi lagi, tapi syaratnya kamu ikut kesepakatan. Kita buat kesepakatan nanti, Bu Sofia, Rudi dan Mama. Bagaimana?” Tanyaku. “Bu Sofia yakin mama mau? Mama tuh seperti monster kalau ngamuk Bu.”Jawab Rudi. “Saya akan berusaha membantumu Rudi, asalkan kamu juga mau dibantu. Jaga kesehatan diri dan mata kamu. Seorang pemenang itu harus bisa menjaga dirinya agar siap di medan perang. Bahkan mungkin nanti Bu Sofia bisa mengajak kamu dan Mama lihat pertandingan game.” Tawarku. “Mobile Legend apa AOV Bu?” Tanya Rudi semangat. “My Café donk.” Jawabku sambil terkekeh melihat Rudi cemberut.
.
“Kamu siap nggak Rud?” Pria kecil itu berpikir sambil menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. “Oke.” Jawabnya.
.
Video itu berhenti. Aku menatap wajah Bu Tina dan Pak Farid bergantian. “Rudi hanya butuh sebuah apresiasi, dipuji hebat oleh orang lain. Karena dia merasa tidak diapresiasi dari rumah, maka dia mencari dari luar, game lah yang dia pakai. Semakin tinggi levelnya, dia mendapat ucapan selamat dari game itu, maka semakin ingin dia mendapat pujian lagi, walau itu dari game.”Bu Tina masih menunduk, mungkin wanita ini sedang mencerna kata-kataku.
.
“Kapan terakhir kali Bu Tina memuji nilai Rudi yang selalu bagus?” Tanyaku lagi. Wanita itu tersenyum tipis, “Awal-awal masuk SD saya memuji nilainya. Namun karena setiap hari dia mendapat nilai bagus, saya tidak memujinya lagi.” Jawab Bu Tina.
.
“Rudi adalah laki-laki. Selalu ingin dipuaskan egonya. Penghargaan kita atas usahanya itu sangat penting sekali Bu Tina, sehingga dia tak perlu mencari pemuas ego dari luar. Pemuas ego dari luar bisa dengan main game biar dipuji temannya, kerja lembur biar dipuji bosnya, berbohong agar dianggap hebat oleh rekannya.” Aku menatap Bu Tina, matanya tampak membesar.
.
“Ya, Rudi sibuk dengan gadgetnya. Suami saya sibuk dengan pekerjaannya. Pihak ketiga yang tidak berwujud manusia. Sampai saya merasa lelah.” Ucap Bu Tina sambil menghapus air mata yang mengambang di matanya. “Bu Tina sudah mengapresiasi suami?” pertanyaanku dijawab gelengan kepala Bu Tina.
.
“Rasanya saya malu untuk memuji suami saya.” Aku tersenyum mendengar penuturan Bu Tina. “Ketika kita memuji orang lain, aka nada rasa gengsi, karena mayoritas manusia tercipta dengan keinginan untuk unggul. Sehingga mereka berpikir dengan memuji, akan membuat dirinya lebih rendah dan lemah. Itu ego kita yang berbicara. Ego yang menghambat cinta kita untuk keluarga, Bu Tina.” Kataku sambil tersenyum pada Bu Tina yang mulai menangis.
.
“Jangan fokus pada masalah, kita cari jalan keluarnya. Kita bantu Rudi untuk menyelesaikan Kecanduan Game nya. Apa Bu Tina mau membantu Rudi? Demi masa depan Rudi.” Bu Tina menatapku, menarik nafas berat.
.
“Saya siap Bu.” Jawabnya. “Keringkan dulu air matanya, Rudi dan Papanya sudah menunggu di luar ruangan. Kita bicara berempat.” Kataku sambil menyerahkan tissue.
.
“Hah? Mas Bagas bagaimana bisa kesini?” Tanya Bu Tina. Aku menyeringai “Suami saya melakukan hal yang sama dengan dengan yang saya lakukan pada Bu Tina hari ini, namun beda tempat saja.” Aku menangkap cekikikan dari Pak Farid, ya Kepala Sekolah ini memang sudah hafal bagaimana kami menyelesaikan kasus di sekolah.
.
Pintu terbuka, muncullah wajah kakek-kakek yang menemani hari-hariku, dengan cengirannya dia mendatangiku dan mengecup dahiku. Disusul kemudian Rudi dan papanya yang terlihat mesrah. Tiba-tiba Bu Tina menumpahkan air matanya dan memeluk suami dan anaknya. Kami menikmati sejenak adegan mengharukan ini.
.
Tiba-tiba ponselku bergetar. Dari Pak Budi, kesiswaan di SMA Jawara. Yang masih termasuk yayasan kami, “Bu, mohon ijin melapor, ada siswa yang tertangkap satpol PP sedang pacaran.” Kata Pak Budi diujung telepon. “Nanti saya kesana Pak. Tolong di WA ya alamatnya.” Jawabku.
.
Kakek tua itu menatapku menanti sebuah jawaban. “Kasus lain lagi, sayang.” Jawabku. Aku mengalihkan keluarga di depanku yang sudah selesai bereuni setelah perpisahan beberapa jam.
.
“Oke, Rudi, kami semua adalah tim yang akan membantu Rudi. Pemain sepak bola butuh pelatih dan manajer. Kami yang ada di ruangan ini adalah manajer Rudi. Semua siap?” Tanyaku. Secara kompak mereka yang ada di ruangan ini menjawab Siap. Aku tersenyum dan mengeluarkan sebuah kertas yang kemudian ku tulis sebagai judulnya “Program Latihan Rudi”.
.
Dari *Bubu Baba* dan Kak *Candra Adhi Wibowo*
Untuk *Keluarga Hebat Indonesia*
.
Kelas *Digital Detox* akan dilaksanakan pada tanggal 17-18 April 2018 di Grup Kelas Khusus KHI
Bisa diterapkan pada kasus :
1. Kecanduan Nonton TV
2. Kecanduan Nonton Youtube
3. Kecanduan Main Game