Aaaaisyah bojoku jatuh cinta..
Papapapada jamilah..
.
Saya mendengar lagu itu dari para bocah yang lagi ngumpul.. saya yakin betul mereka belum punya bojo alias pasangan karena kalau dari penerawangan mata batin saya (hahaha) mereka masih SD lah kira-kira.
.
Setelah itu saya mengetahui tentang aplikasi TIK TOK. Dan semakin kesini penggunanya semakin banyak dan wow, semakin membuat saya merasa gimana ya. Hati saya tercubit saat memikirkan TIKTOK sampai nggak bisa sedih saat memikirkan kepulangan Jerman, Argentina dan Portugal atau saat mengetahui Italia gak main di Piala Dunia.
.
Wahai anak muda, jangan keburu membully saya ya. Saya tau apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan, apa yang kamu butuhkan. Percaya deh, saya terlahir ke dunia mulai dari bayi, melewati masa ABG dan remaja, nggak serta merta dikarbit langsung jadi dewasa. Saya pernah berada di posisi kalian, hanya saja dulu saya sibuk menjadi Sailormoon atau pura-pura jadi Power Ranger bareng teman-teman yang cowok sampai harus dijewer dulu baru masuk rumah. Atau sibuk narik tebu dari truk yang lewat. Hahaha.
.
Oke, kembali ke zaman now dengan berbagai tekhnologi yang menakjubkan. Setiap anak membutuhkan satu hal ini, tak peduli kapanpun jamannya. Hal itu adalah perhatian dan role model. Itu lah yang sedang kalian cari dari TIKTOK wahai dedek-dedek emesh.
.
Nah karena yang jadi teman saya disini kebanyakan sudah menjadi orangtua, jadi saya ngomong ke para ortu aja deh.
.
Kalau kita menghujat TIKTOK, jelas salah. Saya lihat ada pengguna dari luar negeri yang bisa membuat video yang luar biasa keren banget sampai saya harus nahan napas. Nggak sekedar gerakin tangan dan monyongin bibir. Beda, Gaes! Kreatif bingits lah pokoknya. Disitu doi menjadikan aplikasi ini sebagai sarana menyalurkan kreatifitas.
.
Nah masalahnya banyak yang memakai aplikasi ini dengan cara yang, mohon maaf ya dedek emesh, kakak (jiah kakak haha) harus ngomong, kadang kalian mengabaikan harga diri kalian dalam membuat video.
.
Untuk kesekian kalinya, saya sebagai mantan ABG, paham sekali kebutuhan para ABG. Mereka butuh perhatian dari orang lain untuk menguatkan eksistensi mereka. mereka ingin menunjukkan “Ini lho aku!” “Aku keren lho, look at me!” dan berbagai ungkapan lainnya. Nah sayangnya yang lagi viral adalah TIKTOK, sehingga mereka berlomba-lomba membuat video yang bisa menarik perhatian banyak orang, terkenal dan menjadi ANAK HITS ZAMAN NOW.
.
Nah, karena yang sedang ngehits adalah main TIKTOK, jadi mereka butuh role model dalam dunia perTIKTOK-an. Dan ini dimanfaatkan dengan baik secara bisnis sehingga muncullah Meet and Greet berbayar. Padahal Meet and Greet sama saya di pasar besar gratis lho, bonus cipika cipiki bagi yang perempuan, hahaha.
.
Saya nggak mau nyalahin panitia, karena mereka memanfaatkan moment. Saya nggak nyalahin para ABG karena saya pernah merasakan ledakan hormone di masa ABG yang membuat saya nekat jalan-jalan ke kolam renang tanpa ijin orang tua Cuma karena dikomporin teman. Saya nggak nyalahin orangtuanya juga karena tentu banyak yang lebih senior dari saya.
.
Disini saya hanya berbagi ilmu sebagai mantan ABG tentang bagaimana kita sebagai Orangtua Hits Zaman Now dalam bertaktik menghadapi fenomena TIKTOK. Are you ready?
.
Kenali kebutuhan anak kita. Itu penting banget. Misalnya kita lagi makan di depot, lagi diet rendah garam karena riwayat tekanan darah tinggi, pengennya makan sayur sop, eh malah dikasih gule kambing. Wah ya nggak mau donk, kecuali lagi nekat atau khilaf, hehehe.
.
Yang udah ikut kelas Holiday Syndrome insya Allah bisa kan ngetes kebutuhan anak? Nah bagi yang belum, jangan khawatir akan saya kasih tau juga. Mayoritas anak butuh perhatian dari orang lain, terutama dari keluarga intinya. Jika dari keluarga inti dia nggak dapat, ya WAJAR aja sih kalau doi sampai nyari perhatian di luar rumah, bahkan sampai PACARAN.
.
Hampir semua manusia butuh untuk diperhatikan agar eksistensinya tetap terjaga dengan baik. Minimal mengucapkan terima kasih atas hal baik yang dilakukan oleh anak kita. Ucapkan dengan tulus “Kamu hebat ya bisa bla bla bla.” “Keren lho kamu bisa bla bla bla.” “Bunda bangga sama kamu.” Mayoritas dari manusia beraaaaaat banget untuk mengakui kehebatan orang lain, sama suami aja malu-malu mau kasih pujian. Ayo lah, kasih apresiasi dan perhatian pada pasangan dan anak kita, minimal pada mereka deh.
.
“Anak ayah cantik banget sih.” Anak ayah ganteng banget ya.” Bapak harus bisa ngomong gitu ke anak, wajib! Nggak usah ditawar. Mau gimanapun juga, njenengan adalah salah satu sponsor utama atas kelahiran anak ini, jadi sudah menjadi tanggungjawab bersama dalam mendidik anak. Nggak hanya donator dalam hal financial, anak juga memiliki kebutuhan emosional dan spiritual yang harus, HARUS, kita sebagai orangtua penuhi.
.
Itu baru dari 1 kebutuhan, udah panjang ya. Hehehe. Kebutuhan yang kedua adalah Role Model alias contoh atau teladan. Berhubung para ABG ini lagi demen TIKTOK, menganggap mereka yang terkenal di TIKTOK itu keren dan pengen dianggap keren juga oleh orang lain di dunia perTIKTOKan, maka mereka mengidolakan para selebritis TIKTOK dan berusaha meniru.
.
Kenapa ini bisa terjadi? Karena anak kehilangan figure orang keren atau hebat untuk ditiru. Mereka nggak tau, orang hebat yang harus ditiru itu kayak gimana sih? Untuk yang muslim, mungkin bisa memperkenalkan Nabi Muhammad sebagai teladan. Tapi jangan bilang “Nabi Muhammad adalah teladan kita dan harus kita contoh.” Enggak seperti itu, logika mereka nggak masuk.
.
Lalu bagaimana caranya Bubu?
Tentu dengan kita sebagai orangtua yang meneladani Nabi Muhammad. Contoh nih, Nabi Muhammad adalah sosok yang jujur, nah kita pun harus jadi seorang yang jujur, dan kita jelaskan pada mereka kita jujur karena Allah dan sebagai wujud meneladani Nabi Muhammad. Simpelnya, kita kasih contoh ke anak kita bagaimana bersikap yang baik.
.
Selain itu, jika kita sudah menemukan potensi terpendam anak, ajak dia bertemu dengan orang-orang hebat yang sesuai dengan potensi dia. Misal nih, dia jago ngomong, ajak dia ketemu dengan pembawa acara TV yang setidaknya pernah dia lihat di TV. Sehingga dia akan fokus mengasah potensinya dan dia sudah memiliki bayangan, hebat versi dia itu kayak gimana sih? Jadi nggak akan ikut-ikutan hebat versi teman-temannya.
.
Serius nih Bubu?
Saya nulisnya dengan penuh keseriusan sambil nunggu MotoGP lho. Hehehe.
.
Sebagai mantan ABG yang pernah bandel juga, hehehe. Kenakalan kami kadang Cuma karena kami merasa kurang diperhatikan. Jangan bilang sudah sangat memperhatikan anak lho ya, karena sebagai obyek, bisa saja si ABG nggak ngerasain apa-apa. Jadi perbaiki kualitas komunikasi dengan anak yang beranjak remaja. Mereka sedang butuh banget peran kita sebagai orangtua untuk menemaninya masuk ke level kehidupan yang lebih tinggi.
.
Mereka mungkin akan sangat menyebalkan, tapi percaya deh sama mantan ABG yang nulis artikel ini, si ABG juga merasa sebal dengan dirinya sendiri dan dengan adanya lonjakan hormonal yang mboh wes gimana nyebutnya, itu adalah momen menyebalkan. Dan satu-satunya obat dari hal yang menyebalkan itu adalah pelukan penuh kasih sayang dari keluarga.
.
Peluk mereka, katakan bahwa mereka sangat berharga.
.
Dari Bubu Baba dan Kak Candra Adhi Wibowo
Untuk Keluarga Hebat Indonesia
.
Salam Hebat Penuh Semangat
Senin, 02 Juli 2018
TAK TIK TIK TOK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
no sara
no bully
always keep smail