Rabu, 31 Mei 2017

Sex education #3

Ketika Kakak Punya Pacar 
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡




Beberapa orangtua mendadak heboh dan khawatir ketika anak ternyata memiliki pacar.. 😁
.
Anda termasuk? :D 
.
Oke saya pun paham kenapa pacaran ini pro dan kontra..
Tapi kali ini saya gak akan membahas pacaran secara agama..
Saya bahasnya Pacaran dari Segi Parenting.
.
Setiap manusia pada umumnya selalu ingin dicintai dan dimengerti.

Bener gak? 
Atau ada yg gak? Ngacung sekarang.. 😘
.

Oke, pertama kita harus tahu dulu apa sih yang membuat anak kita pacaran atau tertarik untuk pacaran?

.

Saya pernah survey ke beberapa teman adik saya tentang alasan mereka punya pacar di SMP. Beberapa alasannya diantaranya :
1. Merasa dicintai oleh pacarnya
2. Pacarnya mau mendengarkan dan mengerti dia
3. Dia merasakan kenyamanan bersama pacarnya.
Ini mayoritas jawabannya.. 
.
Hey..
Ini kan harusnya didapatkan anak dalam sebuah keluarga kan?
.
Ya betul..
Ketika keluarga tidak dapat memberikan perasaan cinta dan kenyamanan bagi seorang anak, maka dia akan mencari diluar rumah.
.
Ketika ada sosok lain yg memberikan kenyamanan dan perasaan cinta yg selama ini kosong, muncullah perasaan "oh orang ini begitu mengerti aku, orang ini mencintai aku, aku nyaman bersamanya."
.
Kemudian sampai rumah, suasanya hampa.. orang tua kurang memenuhi kebutuhan emosional anak, sudah jarang membelai kepala anak, sudah jarang bertanya "bagaimana perasaanmu hari ini?", sudah jarang berkata "bunda mencintaimu nak". Maka si anak akan semakin kangen pada orang luar yg memberikannya cinta.
.

Bubu, anak saya pengen pacaran nih, gimana?

Pertama, Bunda harus stay cool dulu ya. Kemudian ajak dia ngobrol santai aja. “Pacaran itu apa sih? Dan apa yang kamu dapatkan dari pacaran?”

.

Sampaikan satu pertanyaan dulu pada anak untuk mengetahui apa sih yang anak butuhkan dari pacaran.

.

Nah kalau ternyata diam-diam ternyata dia sudah punya pacar gimana Bubu?

.

Wow, diam-diam ya? Berarti ada suasana kurang nyaman dari rumah sehingga dia harus menyembunyikan sesuatu dari keluarga. Saat saya remaja, saya sangat menghindari konflik di rumah hingga saya lebih nyaman berbohong dan menyelesaikan semuanya sendiri tanpa bantuan orangtua saya.

.

Kembali lagi tetap tenang karena ini adalah proses kehidupan. Kemudian tanyakan ke anak, “Apa sih tujuannya kamu pacaran?” atau “Kalau kamu pergi berduaan aja sama pacar kamu, Bunda kok ngeri ya?”

.

Inget, tetep tenang. Jangan ada intonasi introgasi apalagi otoriter pada anak kita. Jika itu yang terjadi, maka konflik lah akibatnya. Gak mau kan anak lebih pilih pacarnya daripada kita?

.

Kalau masih dalam tahap naksir lawan jenis gimana Bubu?

Naksir ya wajar, berarti anaknya masih normal. Hehehe. Ketika anak bercerita bahwa dia naksir seseorang, jadilah pendengar yang baik. Jangan ujug-ujug memberi nasehat panjang, bisa-bisa dia malah curhat ke temannya lho.

.

Ketika masih tahap naksir, coba tanyakan ke dia, apa yang membuatnya naksir temannya ini? Dan apakah temannya itu juga naksir dia?

.

Anak naksir belum tentu pacaran lho ya, please kontrol emosinya.. hehe. Coba alihkan aktivitas anak sesuai dengan potensinya, mengasah fitrah bakatnya (bisa dibaca di buku Pink ya mumpung promo).

.

Manfaatnya apa?
.
Dengan mengetahui potensi anak dan mendukungnya maka anak kita akan merasa diperhatikan dan dimengerti  oleh orangtuanya. Katakan pada anak untuk menjadi remaja yang hebat agar teman-temannya tertarik padanya. Jadikan ketertarikannya pada lawan jenis untuk motivasi prestasinya dalam bidang yang dikuasainya.
.
Pencegahannya gimana Bubu?
.
Sangat simpel sebenarnya kok asalkan kita mau menurutkan ego dan menempatkan diri kita sebagai sahabat mereka. 
Berikan kebutuhannya tentang cinta..
Penuhi keinginannya untuk dimengerti..
Berikan dia kenyamanan.. 
.
Ayah bunda bisa kok menggantikan peran pacar dengan menjadi temannya yg sangat mencintainya.. 😍
.
Yuk evaluasi..
Sudahkah kita memberikan cinta bagi anak2 kita? 😉

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

no sara
no bully
always keep smail