Rabu, 31 Mei 2017

Bunda sayang komprod hari #1

Tantangan kelas bunda sayang adalah "komunikasi  produktif " ..

Saya memilih point 1 bersama anak dengan memilih komunikasi aktif.


Hari ini hari ke - 6 afeefa qisha berpuasa. Tidak mudah memang membangunkan anak yang masih 3tahun 6 bulan untuk bangun sahur . butuh sabar yang extra 😁

Beruntungnya saya punya suami yang mau membantu 😍 *terimakasih ayah sayang*.

Jam pun berlalu ..

Hari sudah mulai panas . qisha yang sudah mandi segar masih konsisten dengan enggak makan , minum dan marah . Hari ini qisha  ngajakin main gunting kertas.

"Bunda , mana gunting kertas ade qisha?" dengan wajah kesel

"Bentar sayang bunda nyapu dulu nanti bunda bantu cari" karna memang lagi nyapu

Tetiba qisha nangis sedih kesal gak sabarnya dia keluar  ..😥

Nangis teriak udah kaya pluit tukang  parkir 😣

Mungkin ini salah satu efek dari rasa lapar dan haus nya ..karna biasanya jam segini dia udah makan nasi ,minum susu sama roti 😅

Saya samperin dia..

"Qisha sayang ada apa?..

Ade mau nangis dulu?"

"Iya" sambil nangis sedih

"Iya sok nangis dulu . mau sambil di peluk enggak nangisnya?" dengan senyum manis padahal kepala migren kena teriakan pluit qisha 😖

"Iya mau eeh sambil tiduran aja " senyumnya udah mulai keliatan

"Udah habis nangisnya? Biasanya anak bunda selalu punya senyum banyak buat bunda"

Akhirnya qisha senyum dengan gaya 2 muka..marah senyum marah senyum. 😅

"Qisha mau apa?"

"Mau gunting"

"Gunting yang mana sayang?"

"Yang gini yang gitu " sambil ngejelasi. Pake tangan

"Gunting yang pake kertas itu?"

"Iya" wajah manja lucu nya dia

"Ade taro di mana waktu itu?"

"Bundakan yang nyimpen"

"Oh bunda ya yang nyimpen .kita cari bareng bareng aja yuuk"

"Enggak" senyum senyum manis

" yang mau pake siapa?"

"Ade qisha"

"Terus gimana dong.."

"Bunda kan yang cari"

"Jadi bunda yang cari ade qisha yang pake gitu?"

"Iya"

"Kalo kita cari bareng bareng katanya seru.bunda cari d kamar ade qisha cari di ruang tv"

"Iya" .


Ketemulah si gunting dan qisha tersenyum riang tanpa harus saya pakai nada tinggi juga karna tangisnya yang bikin migren 😂


Nyapu beres ..anak senang..rumah berantakan hehehe

Pelajarannya ...

Lebih baik anak anak di kondisikan terlebih dahulu . pekerjaan rumah memang penting tapi perasaan anak anak jauh lebih penting.

Ternyata komunikasi dengan hati itu lebih bisa d mengerti anak .

Kalau anak aman kita bisa lanjut kerjaan rumah lagi kan 😘😉

Akhirnya qisha anteng ..kerjaan  Rumah sebagian beres (secara qisha main gunting dan bikin mic dari gelas )😂.

Terimakasih sudah membaca ..😚

#hari1

#tantangan10hari

#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayIIP

Cemal cemil

🎀 *Cemilan Rabu #1* 🎀

31 Mei 2017

*Komunikasi Produktif, Komunikasi Efektif*

Seberapa pentingnya komunikasi? Dari komunikasi, orang dewasa dan anak-anak belajar tentang agama, values, dan sebagainya. Komunikasi juga menentukan konsep diri anak/ _self concept_ yang nantinya akan menentukan harga diri/ _self value_ dan percaya diri/ _self confidence_ anak. Inilah mengapa materi Komunikasi Produktif menjadi awal dari segala materi.

Kunci dalam komunikasi ialah *perasaan*.  Jika ingin nasehat atau pesan kita diterima oleh orang lain terutama anak kita, yang diperlukan ialah memahami perasaannya terlebih dahulu. Karena pada dasarnya, manusia memiliki lima kebutuhan dasar dalam komunikasi yaitu agar perasaannya Di dengar, Di kenali, Di terima, Di mengerti, dan Di hargai (5D) yang merupakan kunci komunikasi.

Kadang secara tidak sengaja kita salah berbicara kepada anak untuk mendapatkan hasil instan (misal: agar anak cepat diam dari tangisnya). Kesalahan Komunikasi ini menimbulkan dampak yang disebut dengan *Verbal Abuse*, meski terjadi secara tidak sengaja tetapi hal ini dapat merusak jiwa anak dan efeknya baru terlihat dalam jangka panjang.

Berikut akibat kesalahan komunikasi pada anak:
♻ Melemahkan konsep diri
♻ Membuat anak diam, melawan, tidak perduli, sulit diajak kerjasama
♻ Menjatuhkan harga dan kepercayaan diri anak
♻ Kemampuan berfikir menjadi rendah
♻ Tidak terbiasa memilih dan mengambil keputusan bagi diri sendiri
♻ Iri
♻ Menjadi generasi yang BLAST (teori Mark Kaselmen) merupakan singkatan dari Boring-Lonely-Angry/Afraid-Stress-Tired yang akhirnya mengakibatkan beberapa penyimpangan sosial.

Selain kata-kata, yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi ialah bahasa tubuh. *“Action is louder than words”*

Lalu bagaimana cara berkomunikasi yang baik, benar dan menyenangkan pada anak ? (Langkah-langkah berikut ini pada dasarnya bisa digunakan kepada siapa saja lawan bicara kita)

*1. Jangan bicara tergesa-gesa*
Siapa yang tidak pernah merasa bahwa waktu “sempit” atau “sedikit”? Tapi bicara tergesa-gesa akan membuat pesan yang kita sampaikan gagal diterima otak anak. Hindari bicara tergesa-gesa,  apalagi sambil marah-marah dengan muka garang tanpa senyum. Bahkan jika bisa, cobalah tersenyum. Senyum dapat mengaktifkan hormon seretonin yang membuat kita merasa senang. Ingat, jika perasaan senang, otak bisa menyerap lebih banyak!

*2. Ingat: Setiap pribadi unik*
Hargai setiap pribadi lawan bicara kita. Allah telah menciptakan setiap manusia unik dan berbeda-beda (lihat QS 3:6), maka jangan samakan dirinya dengan kita apalagi orang lain.

*3. Kenali diri sendiri dan anak*
Kebanyakan orang yang belum mengenal diri masih terpaku dengan rutinitas.
Masih ingat aktifitas dinamis? Orang yang telah banyak mengelola aktifitas dinamis bisa jadi telah lebih dulu mengenal siapa dirinya (be do have). Sehingga mereka cenderung mudah memanage diri, waktu dan kondisi di sekitar mereka.
Karena itu, ambillah waktu untuk mengenali diri sendiri dan anak atau siapapun orang terdekat kita. Dengan lebih mengenal anak, akan lebih mudah kita berkomunikasi dengannya. Sisihkan waktu tertentu untuk bisa berduaan hanya dengan anak/pasangan.

*4. Pahami perbedaan _needs_ dan _wants_*
Setiap pribadi unik, begitu juga dengan kebutuhan (needs) dan kemauan (wants) -nya. Bedakan kebutuhan dan kemauan kita dengan anak. Misalnya, anak mau bermain terus, namun ia butuh mandi atau makan. Coba pahami kemauannya, selami dunianya, baru kemudian beritahu anak apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhannya.

*5. Pahami “Masalah Siapa?”*
Siapa yang sebenarnya memiliki masalah? Saya atau anda? Kadang, kita mencampurkan masalah kita dengan orang lain, atau masalah orang lain dengan kita. Sebelum berkomunikasi, analisa siapakah yang bermasalah? Apakah perlu dibantu atau tidak? Misal ketika anak dihadapkan pada suatu masalah, ini adalah kesempatan anak untuk berpikir, memilih, dan mengambil keputusan (BMM). Jika anak dibimbing untuk membuat pilihan dan mengambil keputusan, ia akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab.

*6. Baca bahasa tubuh*
Bahasa tubuh lebih nyaring dari kata-kata. Dalam komunikasi 55% berisi bahasa tubuh, 38% nada suara dan sisanya hanya 7% yang ditentukan oleh kata-kata. Karena itu, bahasa tubuh tidak pernah bohong. Baca bahasa tubuh anak untuk mengerti apa yang ia rasakan.

*7. Dengarkan Perasaan*
Kunci komunikasi ialah perasaan. Maka cobalah dengar perasaannya dengan menebak apa yang sedang ia rasakan dari bahasa tubuhnya. Misalnya, “Adik sedang kesal/marah/jengkel ya?”, “Adik sedih ya karna mainannya hilang?”. Dengan menerima perasaan anak, anak mau membuka diri, mengeluarkan emosi dan masalahnya. Dengan mengetahui apa masalahnya, kita dapat membantu anak untuk menyelesaikan masalah tersebut.

*8. Mendengarkan dengan aktif*
Jadilah cermin ketika anak bercerita tentang masalahnya. Tunggu dan eksplore perasaannya hingga tuntas, dan berikan respons yang sesuai seperti, “Oooh.. Begitu ya?” “Terus?” “Kamu kesal sekali ya?”. Sediakan ruang bagi emosinya. Jika emosinya sudah mengalir, maka korteks otaknya siap bekerja. Selanjutnya, anak akan lebih mudah menerima informasi dan pesan dari kita.

*9. Hindari 12 gaya populer (parenthogenic)*

Tanpa kita sadari, secara turun temurun 12 gaya komunikasi ini sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Ketika anak sedang atau tidak bermasalah pun, jika kita sering meresponnya dengan menggunakan 12 gaya populer ini, anak akan merasa TIDAK percaya dengan emosi atau perasaannya sendiri.

Berikut ialah contoh-contoh 12 gaya populer:
1⃣Memerintah,
contoh: “Mama tidak mau dengar alasan kamu, sekarang masuk kamar dan bereskan kamarmu!”

2⃣Menyalahkan,
contoh: Ketika anak tidak bisa mengerjakan soal PRnya, ayah berkata, “Tuh kan. Itulah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan Ayah dan malas belajar”

3⃣Meremehkan,
contoh: “Masak pakai sepatu sendiri saja tidak bisa, bisanya apa dong Kak?”

4⃣Membandingkan,
contoh: “Kok kamu diminta naik ke panggung saja tidak mau sih Kak, tuh lihat Andi saja mau”

5⃣Memberi cap,
contoh:”Dasar anak bodoh, disuruh beli ini saja salah!”

6⃣Mengancam,
contoh: “Kalau kamu tidak mau makan lagi, kamu tidak akan dapat uang jajan selama seminggu!”

7⃣Menasehati,
contoh: “Makanya, kalau mau makan cuci tangannya dulu, nak… Tangan kan kotor banyak kumannya…”

8⃣Membohongi,
contoh: “Disuntik tidak sakit kok nak, seperti digigit semut aja kok”

9⃣Menghibur,
contoh: Ketika adik menemukan bahwa es krim nya dimakan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya, bunda berkata, “Sudah ya sayang, besok bunda belikan lagi es krimnya, lebih enak dari yang dimakan kakak tadi”

🔟Mengeritik,
contoh: “Lihat tuh! Masak mengepel masih kotor dimana-mana begitu. Mengepelnya yang benar dong!”

1⃣1⃣Menyindir,
contoh: “Hmmm… Pintar ya? Sudah mandi, sekarang main tanah dan pasir lagi”

1⃣2⃣Menganalisa,
contoh: “Kalau begitu, yang mengambil bukumu bukan temanmu, mungkin kamu tinggalkan di tempat lain…”

Aha! makin banyak yang harus kita perbaiki ya, ayo lanjutkan tantangan 10 hari teman-teman, dengan kualitas komunikasi yang semakin bagus.

*10. Gunakan “Pesan Saya”*
Jika kita yang memiliki masalah terhadap anak, gunakanlah “pesan saya” atau “i-message” yaitu dengan:

“Ayah/Ibu merasa …. (isi perasaan kita) Kalau kamu …. (isi perilaku anak) Karena… (isi konsekuensi terhadap diri sendiri/orangtua/orang lain”

Contoh: “Ayah merasa marah kalau kamu tidak mendengarkan ayah bicara karena itu membuat ayah merasa tidak berharga“.

“Pesan saya” memisahkan antara masalah dengan diri anak. Bedakan dengan “pesan kamu”. Pesan kamu menggunakan kamu (yaitu anak) sebagai subjek masalah misalnya, “Kamu tidak pernah mendengarkan ayah!“. Dalam “pesan kamu”, anak tidak bisa membedakan mana masalahnya dan mana dirinya. Hal tersebut jika terus menerus dapat melemahkan konsep diri anak.

/Tim Fasilitator Bunda Sayang 2/

Sumber Informasi:
_Catatan Seminar Elly Risman, artikel_
_Cemilan Rabu Bunda Sayang Batch #1_

Cemal cemil

🎀 *Cemilan Rabu #1* 🎀

31 Mei 2017

*Komunikasi Produktif, Komunikasi Efektif*

Seberapa pentingnya komunikasi? Dari komunikasi, orang dewasa dan anak-anak belajar tentang agama, values, dan sebagainya. Komunikasi juga menentukan konsep diri anak/ _self concept_ yang nantinya akan menentukan harga diri/ _self value_ dan percaya diri/ _self confidence_ anak. Inilah mengapa materi Komunikasi Produktif menjadi awal dari segala materi.

Kunci dalam komunikasi ialah *perasaan*.  Jika ingin nasehat atau pesan kita diterima oleh orang lain terutama anak kita, yang diperlukan ialah memahami perasaannya terlebih dahulu. Karena pada dasarnya, manusia memiliki lima kebutuhan dasar dalam komunikasi yaitu agar perasaannya Di dengar, Di kenali, Di terima, Di mengerti, dan Di hargai (5D) yang merupakan kunci komunikasi.

Kadang secara tidak sengaja kita salah berbicara kepada anak untuk mendapatkan hasil instan (misal: agar anak cepat diam dari tangisnya). Kesalahan Komunikasi ini menimbulkan dampak yang disebut dengan *Verbal Abuse*, meski terjadi secara tidak sengaja tetapi hal ini dapat merusak jiwa anak dan efeknya baru terlihat dalam jangka panjang.

Berikut akibat kesalahan komunikasi pada anak:
♻ Melemahkan konsep diri
♻ Membuat anak diam, melawan, tidak perduli, sulit diajak kerjasama
♻ Menjatuhkan harga dan kepercayaan diri anak
♻ Kemampuan berfikir menjadi rendah
♻ Tidak terbiasa memilih dan mengambil keputusan bagi diri sendiri
♻ Iri
♻ Menjadi generasi yang BLAST (teori Mark Kaselmen) merupakan singkatan dari Boring-Lonely-Angry/Afraid-Stress-Tired yang akhirnya mengakibatkan beberapa penyimpangan sosial.

Selain kata-kata, yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi ialah bahasa tubuh. *“Action is louder than words”*

Lalu bagaimana cara berkomunikasi yang baik, benar dan menyenangkan pada anak ? (Langkah-langkah berikut ini pada dasarnya bisa digunakan kepada siapa saja lawan bicara kita)

*1. Jangan bicara tergesa-gesa*
Siapa yang tidak pernah merasa bahwa waktu “sempit” atau “sedikit”? Tapi bicara tergesa-gesa akan membuat pesan yang kita sampaikan gagal diterima otak anak. Hindari bicara tergesa-gesa,  apalagi sambil marah-marah dengan muka garang tanpa senyum. Bahkan jika bisa, cobalah tersenyum. Senyum dapat mengaktifkan hormon seretonin yang membuat kita merasa senang. Ingat, jika perasaan senang, otak bisa menyerap lebih banyak!

*2. Ingat: Setiap pribadi unik*
Hargai setiap pribadi lawan bicara kita. Allah telah menciptakan setiap manusia unik dan berbeda-beda (lihat QS 3:6), maka jangan samakan dirinya dengan kita apalagi orang lain.

*3. Kenali diri sendiri dan anak*
Kebanyakan orang yang belum mengenal diri masih terpaku dengan rutinitas.
Masih ingat aktifitas dinamis? Orang yang telah banyak mengelola aktifitas dinamis bisa jadi telah lebih dulu mengenal siapa dirinya (be do have). Sehingga mereka cenderung mudah memanage diri, waktu dan kondisi di sekitar mereka.
Karena itu, ambillah waktu untuk mengenali diri sendiri dan anak atau siapapun orang terdekat kita. Dengan lebih mengenal anak, akan lebih mudah kita berkomunikasi dengannya. Sisihkan waktu tertentu untuk bisa berduaan hanya dengan anak/pasangan.

*4. Pahami perbedaan _needs_ dan _wants_*
Setiap pribadi unik, begitu juga dengan kebutuhan (needs) dan kemauan (wants) -nya. Bedakan kebutuhan dan kemauan kita dengan anak. Misalnya, anak mau bermain terus, namun ia butuh mandi atau makan. Coba pahami kemauannya, selami dunianya, baru kemudian beritahu anak apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhannya.

*5. Pahami “Masalah Siapa?”*
Siapa yang sebenarnya memiliki masalah? Saya atau anda? Kadang, kita mencampurkan masalah kita dengan orang lain, atau masalah orang lain dengan kita. Sebelum berkomunikasi, analisa siapakah yang bermasalah? Apakah perlu dibantu atau tidak? Misal ketika anak dihadapkan pada suatu masalah, ini adalah kesempatan anak untuk berpikir, memilih, dan mengambil keputusan (BMM). Jika anak dibimbing untuk membuat pilihan dan mengambil keputusan, ia akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab.

*6. Baca bahasa tubuh*
Bahasa tubuh lebih nyaring dari kata-kata. Dalam komunikasi 55% berisi bahasa tubuh, 38% nada suara dan sisanya hanya 7% yang ditentukan oleh kata-kata. Karena itu, bahasa tubuh tidak pernah bohong. Baca bahasa tubuh anak untuk mengerti apa yang ia rasakan.

*7. Dengarkan Perasaan*
Kunci komunikasi ialah perasaan. Maka cobalah dengar perasaannya dengan menebak apa yang sedang ia rasakan dari bahasa tubuhnya. Misalnya, “Adik sedang kesal/marah/jengkel ya?”, “Adik sedih ya karna mainannya hilang?”. Dengan menerima perasaan anak, anak mau membuka diri, mengeluarkan emosi dan masalahnya. Dengan mengetahui apa masalahnya, kita dapat membantu anak untuk menyelesaikan masalah tersebut.

*8. Mendengarkan dengan aktif*
Jadilah cermin ketika anak bercerita tentang masalahnya. Tunggu dan eksplore perasaannya hingga tuntas, dan berikan respons yang sesuai seperti, “Oooh.. Begitu ya?” “Terus?” “Kamu kesal sekali ya?”. Sediakan ruang bagi emosinya. Jika emosinya sudah mengalir, maka korteks otaknya siap bekerja. Selanjutnya, anak akan lebih mudah menerima informasi dan pesan dari kita.

*9. Hindari 12 gaya populer (parenthogenic)*

Tanpa kita sadari, secara turun temurun 12 gaya komunikasi ini sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Ketika anak sedang atau tidak bermasalah pun, jika kita sering meresponnya dengan menggunakan 12 gaya populer ini, anak akan merasa TIDAK percaya dengan emosi atau perasaannya sendiri.

Berikut ialah contoh-contoh 12 gaya populer:
1⃣Memerintah,
contoh: “Mama tidak mau dengar alasan kamu, sekarang masuk kamar dan bereskan kamarmu!”

2⃣Menyalahkan,
contoh: Ketika anak tidak bisa mengerjakan soal PRnya, ayah berkata, “Tuh kan. Itulah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan Ayah dan malas belajar”

3⃣Meremehkan,
contoh: “Masak pakai sepatu sendiri saja tidak bisa, bisanya apa dong Kak?”

4⃣Membandingkan,
contoh: “Kok kamu diminta naik ke panggung saja tidak mau sih Kak, tuh lihat Andi saja mau”

5⃣Memberi cap,
contoh:”Dasar anak bodoh, disuruh beli ini saja salah!”

6⃣Mengancam,
contoh: “Kalau kamu tidak mau makan lagi, kamu tidak akan dapat uang jajan selama seminggu!”

7⃣Menasehati,
contoh: “Makanya, kalau mau makan cuci tangannya dulu, nak… Tangan kan kotor banyak kumannya…”

8⃣Membohongi,
contoh: “Disuntik tidak sakit kok nak, seperti digigit semut aja kok”

9⃣Menghibur,
contoh: Ketika adik menemukan bahwa es krim nya dimakan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya, bunda berkata, “Sudah ya sayang, besok bunda belikan lagi es krimnya, lebih enak dari yang dimakan kakak tadi”

🔟Mengeritik,
contoh: “Lihat tuh! Masak mengepel masih kotor dimana-mana begitu. Mengepelnya yang benar dong!”

1⃣1⃣Menyindir,
contoh: “Hmmm… Pintar ya? Sudah mandi, sekarang main tanah dan pasir lagi”

1⃣2⃣Menganalisa,
contoh: “Kalau begitu, yang mengambil bukumu bukan temanmu, mungkin kamu tinggalkan di tempat lain…”

Aha! makin banyak yang harus kita perbaiki ya, ayo lanjutkan tantangan 10 hari teman-teman, dengan kualitas komunikasi yang semakin bagus.

*10. Gunakan “Pesan Saya”*
Jika kita yang memiliki masalah terhadap anak, gunakanlah “pesan saya” atau “i-message” yaitu dengan:

“Ayah/Ibu merasa …. (isi perasaan kita) Kalau kamu …. (isi perilaku anak) Karena… (isi konsekuensi terhadap diri sendiri/orangtua/orang lain”

Contoh: “Ayah merasa marah kalau kamu tidak mendengarkan ayah bicara karena itu membuat ayah merasa tidak berharga“.

“Pesan saya” memisahkan antara masalah dengan diri anak. Bedakan dengan “pesan kamu”. Pesan kamu menggunakan kamu (yaitu anak) sebagai subjek masalah misalnya, “Kamu tidak pernah mendengarkan ayah!“. Dalam “pesan kamu”, anak tidak bisa membedakan mana masalahnya dan mana dirinya. Hal tersebut jika terus menerus dapat melemahkan konsep diri anak.

/Tim Fasilitator Bunda Sayang 2/

Sumber Informasi:
_Catatan Seminar Elly Risman, artikel_
_Cemilan Rabu Bunda Sayang Batch #1_

Sex education #3

Ketika Kakak Punya Pacar 
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡




Beberapa orangtua mendadak heboh dan khawatir ketika anak ternyata memiliki pacar.. 😁
.
Anda termasuk? :D 
.
Oke saya pun paham kenapa pacaran ini pro dan kontra..
Tapi kali ini saya gak akan membahas pacaran secara agama..
Saya bahasnya Pacaran dari Segi Parenting.
.
Setiap manusia pada umumnya selalu ingin dicintai dan dimengerti.

Bener gak? 
Atau ada yg gak? Ngacung sekarang.. 😘
.

Oke, pertama kita harus tahu dulu apa sih yang membuat anak kita pacaran atau tertarik untuk pacaran?

.

Saya pernah survey ke beberapa teman adik saya tentang alasan mereka punya pacar di SMP. Beberapa alasannya diantaranya :
1. Merasa dicintai oleh pacarnya
2. Pacarnya mau mendengarkan dan mengerti dia
3. Dia merasakan kenyamanan bersama pacarnya.
Ini mayoritas jawabannya.. 
.
Hey..
Ini kan harusnya didapatkan anak dalam sebuah keluarga kan?
.
Ya betul..
Ketika keluarga tidak dapat memberikan perasaan cinta dan kenyamanan bagi seorang anak, maka dia akan mencari diluar rumah.
.
Ketika ada sosok lain yg memberikan kenyamanan dan perasaan cinta yg selama ini kosong, muncullah perasaan "oh orang ini begitu mengerti aku, orang ini mencintai aku, aku nyaman bersamanya."
.
Kemudian sampai rumah, suasanya hampa.. orang tua kurang memenuhi kebutuhan emosional anak, sudah jarang membelai kepala anak, sudah jarang bertanya "bagaimana perasaanmu hari ini?", sudah jarang berkata "bunda mencintaimu nak". Maka si anak akan semakin kangen pada orang luar yg memberikannya cinta.
.

Bubu, anak saya pengen pacaran nih, gimana?

Pertama, Bunda harus stay cool dulu ya. Kemudian ajak dia ngobrol santai aja. “Pacaran itu apa sih? Dan apa yang kamu dapatkan dari pacaran?”

.

Sampaikan satu pertanyaan dulu pada anak untuk mengetahui apa sih yang anak butuhkan dari pacaran.

.

Nah kalau ternyata diam-diam ternyata dia sudah punya pacar gimana Bubu?

.

Wow, diam-diam ya? Berarti ada suasana kurang nyaman dari rumah sehingga dia harus menyembunyikan sesuatu dari keluarga. Saat saya remaja, saya sangat menghindari konflik di rumah hingga saya lebih nyaman berbohong dan menyelesaikan semuanya sendiri tanpa bantuan orangtua saya.

.

Kembali lagi tetap tenang karena ini adalah proses kehidupan. Kemudian tanyakan ke anak, “Apa sih tujuannya kamu pacaran?” atau “Kalau kamu pergi berduaan aja sama pacar kamu, Bunda kok ngeri ya?”

.

Inget, tetep tenang. Jangan ada intonasi introgasi apalagi otoriter pada anak kita. Jika itu yang terjadi, maka konflik lah akibatnya. Gak mau kan anak lebih pilih pacarnya daripada kita?

.

Kalau masih dalam tahap naksir lawan jenis gimana Bubu?

Naksir ya wajar, berarti anaknya masih normal. Hehehe. Ketika anak bercerita bahwa dia naksir seseorang, jadilah pendengar yang baik. Jangan ujug-ujug memberi nasehat panjang, bisa-bisa dia malah curhat ke temannya lho.

.

Ketika masih tahap naksir, coba tanyakan ke dia, apa yang membuatnya naksir temannya ini? Dan apakah temannya itu juga naksir dia?

.

Anak naksir belum tentu pacaran lho ya, please kontrol emosinya.. hehe. Coba alihkan aktivitas anak sesuai dengan potensinya, mengasah fitrah bakatnya (bisa dibaca di buku Pink ya mumpung promo).

.

Manfaatnya apa?
.
Dengan mengetahui potensi anak dan mendukungnya maka anak kita akan merasa diperhatikan dan dimengerti  oleh orangtuanya. Katakan pada anak untuk menjadi remaja yang hebat agar teman-temannya tertarik padanya. Jadikan ketertarikannya pada lawan jenis untuk motivasi prestasinya dalam bidang yang dikuasainya.
.
Pencegahannya gimana Bubu?
.
Sangat simpel sebenarnya kok asalkan kita mau menurutkan ego dan menempatkan diri kita sebagai sahabat mereka. 
Berikan kebutuhannya tentang cinta..
Penuhi keinginannya untuk dimengerti..
Berikan dia kenyamanan.. 
.
Ayah bunda bisa kok menggantikan peran pacar dengan menjadi temannya yg sangat mencintainya.. 😍
.
Yuk evaluasi..
Sudahkah kita memberikan cinta bagi anak2 kita? 😉

Senin, 22 Mei 2017

Sex education series #2

*Mimpi Basah itu Ngompol?*

Siapa pernah dapat pertanyaan ini? 😁

Salah satu teman saya, ibu muda yang cantik, smart dan hebat sedang dalam tahap menjelaskan tema ini kepada buah hatinya yang kece abis. 😘

Banyak orang tua yang lebih mempersiapkan menjelaskan tentang persiapan menstruasi pertama atau biasa disebut _menarch_ putri kecilnya. Masih sedikit yang mempersiapkan tentang mimpi basah. Padahal hal ini penting juga lho Yah Bun, *jangan sampai kita menyuruh sholat anak yang sedang berhadas besar setelah mimpi basah* karena kita tidak tau anak kita sudah mimpi basah dan belum mandi besar.

Oke pertama yang Ayah dan Bunda lakukan adalah *memperbanyak belajar tentang mimpi basah*. Mimpi basah (dalam bahasa medis disebut emisi nokturnal) terjadi ketika jumlah sperma melebihi kapasitas tempat sperma didalam testis (bisa digambarkan Ayah Bunda mengisi air ke dalam wadah kecil yang lama-kelamaan akan meluber keluar). *Mimpi basah adalah siklus alami yang menandakan anak sudah baligh*. 

Setelah menjelaskan penyebab terjadinya mimpi basah, Ayah dan Bunda bisa menjelaskan tentang *Mani dan Madzi*. Mani adalah sperma, jika diumpamakan bentuknya seperti larutan tepung kanji yang berwarna agak kuning (siapkan tepung kanji, air dan pewarna kuning atau kunir). Jika yang keluar adalah cairan seperti ini maka anak sudah mendapat mimpi basah pertamanya dan wajib untuk mandi besar atau mandi junub, jelaskan tata cara mandi junub. Kemudian Madzi disebut juga precum, cairan yang biasanya keluar saat kita memiliki hasrat tertentu terhadap lawan jenis, dalam persiapan sebelum berhubungan intim keluarnya cairan ini tanda bahwa pemanasan bisa dilanjut ke tahap berikutnya. Madzi berbentuk seperti lem cair, warnanya bening.

Sudah terbayang prosesi penjelasannya nanti bagaimana? 😍

Sudah siap?😘

Sebelum masuk ke tahap ini, *Ayah dan Bunda wajib membuat kedekatan emosional dengan anak*, terutama Ayah. Kenapa begitu Bubu? Karena *Ayah punya pengalaman sebelumnya*, dan memang sebaiknya anak laki-laki yang berusia diatas 7 tahun lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ayah daripada Ibu.

Saya Single Parent nih Bubu.. Gimana donk?
.
Untuk *ibu yang berstatus orangtua tunggal*, tugas ini dapat diserahkan kepada Paman atau Om, bisa juga kepada pak Ustadz atau Pak Dokter. 

Saat menjelaskan ini pastikan kedua belah pihak dalam *keadaan nyaman dan rileks*. Contoh buat kegiatan piknik Ayah dan Anak laki-lakinya, disela-sela piknik sisipi deh pelajaran tentang pendidikan seks pada anak.

Jika anak masih belum mengalami mimpi basah, Ayah bisa memberikan belaian pada kepala dan pundak. Jika sudah, hindari melakukan itu karena membuat anak merasa risih dan tidak nyaman.

Yang gak kalah penting, *posisi duduknya*. Pastikan Ayah dan buah hati duduknya bersebelahan ya, kalau berhadap-hadapan seperti sedang mengadili, bisa mengurangi kenyamanan anak juga.

Untuk memulainya bisa dengan *bercerita pengalaman Ayah* dulu saat seusia buah hati. Apa saja yang terjadi di sekolah, di teman-teman, di rumah. Ceritakan bagaimana Ayah memiliki jerawat pertama, saat Ayah tumbuh bulu di kaki dan saat suara Ayah membesar. Menceritakan semua ini bertujuan agar anak merasa bahwa apa yang dia alami sangat normal dan dia tak perlu malu menceritakan pada Ayahnya.

*Jika Ayah grogi*, Ayah bisa berlatih berbicara di depan cermin atau latihan di depan Bunda. Bunda bantu Ayah menyiapkan minuman segar untuk piknik ya, biar saat Ayah akan memulai pembicaraan ini dan minum bekal dari Bunda, Ayah merasa sangat bersemangat dan percaya diri, berkat minuman penuh cinta dari Bunda, cieeeeeee... 

Oh iya, saat anak mendapat mimpi basah, *jangan bilang cie ya* Yah Bun, saat itu anak sedang kaget, bisa jadi dia sedang sensitif. Ayah dan Bunda juga gak boleh kaget di depan anak, kaget dan hebohnya ditahan dulu kalau di depan anak, kalau mau heboh masuk kamar dulu ya...

*Saat mimpi basah, anak saya mimpi berhubungan intim dengan wanita donk Bubu?*

Tenang saja Bunda, saya melakukan survey dadakan ke beberapa orang tua tentang mimpi basah pertama anak, dan hasilnya tidak selalu mengenai hubungan seksual. Ada yang bilang mimpi pegangan tangan dengan artis idola, ada yang mimpi tabrakan dengan cewek paling cantik di kelas, ada pula yang mimpi makan siang bareng cewek yang disukai.

*Mimpi adalah sarana untuk menyalurkan fantasi, ide, hasrat, keinginan yang selama ini dipendam dalam-dalam.* Dan dalam hal mimpi basah ini fantasi, ide, hasrat dan keinginan kuat terhadap lawan jenisnya dapat membuat dia ereksi dan akhirnya ejakulasi menjadi mimpi basah. Jadi ya gak selalu tentang hubungan seksual ya Bun, berbeda tiap anak.

*Bangun komunikasi yang sehat dalam keluarga* untuk membantu anak melewati masa pubertasnya.

Kamis, 18 Mei 2017

TIPS JITU KOMUNIKASI DENGAN ANAK

TIPS JITU KOMUNIKASI DENGAN ANAK
.
.
.
Banyak orang tua yang khawatir terhadap tayangan televisi, kadang-kadang tidak berpihak pada pemenuhan hak anak.
.
Hak mendapatkan informasi, hak mendapatkan pendidikan, hak untuk mendapatkan bimbingan untuk berperilaku baik, karakter yang positif, tetapi kenyataan nya...
.
anak kita bisa tau ciuman, pacaran, artis yang cerai dan sebagainya...dari televisi
.
Ini mungkin koreksi bagi kita semua, untuk memperhatikan apapun yang kita lakukan bukan hanya sekedar hiburan, tapi juga ada unsur edukatif, pembentukan karakter bagi anak-anak yang notabene akan menjadi calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang.
.
Namun saya kira, disisi lain peran orang tua juga sangat penting sekali.
.
Sejatinya anak-anak butuh SAHABAT. Nah, kalau tidak ada sahabat di dalam keluarga, yang sebetulnya adalah ayah dan bundanya, nanti anak akan mencari sahabat di luar rumahnya.
.
Nah, di luar rumah belum tentu orang yang dipilih anak sebagai sahabat itu adalah orang yang mengerti anak...., atau yang kemudian mengarahkan ke arah yang lebih positif.
.
Jadi, saya selalu berprinsip menjadi orang tua, "JANGAN PERNAH MIMPI PUNYA ANAK-ANAK PENURUT, kita akan FRUSTRASI!"
.
Zaman sekarang, anak-anak informasi yang masuk bukan hanya dari orang tua tapi dari internet, dari gadget dan dari segala hal yang ada diluar keluarganya, ada banyak sekali....dari lingkungan
.
Mimpikanlah punya anak yang MANDIRI dan BISA BEKERJA SAMA.
.
Oh iya..., biasakanlah menggelar "sidang umum MPR" di dalam keluarga kita, MAJELIS PERMUSYAWARATAN RUMAH.
.
Jadi, rapat keluarga minimal seminggu sekali, duduk bersama lalu membicarakan semua masalah, termasuk aturan-aturan keluarga juga dibicarakan, yang itu semua berlaku untuk seluruh keluarga. Mulai ayah, ibu dan anak juga...
.
Namun dalam prosesnya kadang timbul masalah dalam mengkomunikasikan beberapa hal di dalam keluarga.
.
Saran saya, gunakan kata, "menurut pendapatmu gimana...." harus selalu ada dialog yang seimbang, bukan yang otoriter, "ya pokoknya gak boleh..."
.
Kata "pokoknya" itu sudah saatnya harus kita tinggalkan!
.
Akan lebih bijak jika kita memberikan jawaban dari pertanyaan anak kenapa gak boleh melakukan sesuatu hal atau melihat tayangan tertentu dengan jawaban yang lebih bijaksana,
.
"Mungkin belum saatnya buat kalian, karena kalian masih SD, dunianya dunia bermain dan berteman.."
.
Jadi, supaya anak-anak kita juga merasakan, bahwa orang tuanya memberikan sesuatu demi kepentingan terbaik bagi anak, bukan sekedar emosi bagi orang tua, yang sifatnya Bossy terus ke anak, dan akhirnya anak harus nuruttt terus ke orang tua.
.
Lalu bagaimana kalau sudah terlanjur kejadian?
.
Bagaimana cara membimbing anak dengan kekuatan kata-kata?
.
Bagaimana agar anak berkembang sesuai dengan usianya?
dan yang paling penting adalah tentang....
.
Rahasia cara berkomunikasi terbaik demi suksesnya pengasuhan anak kita dalam keluarga..
.
Ingat ya,
”KUNCI PENGASUHAN YANG SUKSES ADALAH KOMUNIKASI YANG BAIK”
.
Dapatkan tips-tips jitu tentang pengasuhan anak yang sudah dibuktikan hasilnya oleh banyak orang tua di Indonesia dalam Buku Merah saya " 7 Kesalahan Fatal Cara Mendidik Anak "
.
Testimoni pembaca > bit.ly/TestimoniBukuMerah
.
Dapatkan sekarang juga bukunya di www.MahirMendidikAnak.net

Senin, 15 Mei 2017

Sex education series #1

Kenapa Bunda Gak Puasa?
Kenapa Bunda Gak Sholat?
Kenapa Bunda Haid?
Haid itu apa?
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡



Bunda...

Pernah dapat pertanyaan ini saat kita tidak puasa atau tidak sholat karena Haid?
.
Kalo saya, hampir tiap bulan ditanyain kenapa bunda tidak sholat? ^3^)7
.
Banyak yang bingung menjawab pertanyaan tentang Haid dan Hamil, saya pun awalnya bingung juga lho. Ini harus dijawab gimana?
.
Saya pikir sebaiknya saya menjawabnya secara jujur. Alasannya untuk melindungi anak dari "radikal bebas". Seandainya saya menjawab asal-asalan anak akan terus bertanya kenapa dan kenapa? Ujung-ujungnya dijawab udah ah diem. Kalo di rumah dia tidak menemukan jawaban, kemanakah dia akan pergi? Dan apakah tempat tujuannya ini bisa secara bijak menjawab pertanyaan anak? Atau malah menjerumuskannya? 😰
.
Oke, tentang pertanyaan kenapa bunda tidak puasa atau tidak sholat ya..
Saya jawab ke anak saya bahwa kondisi saya saat ini sedang haid, saat haid wanita tidak diperbolehkan sholat dan puasa.
.
Alhamdulillah dia masih inget materi tentang haid yang sudah saya jelaskan beberapa bulan yang lalu.
.
Saat itu anak saya mengajak sholat di masjid dan saya tolak karena saya haid. Kemudian dia bertanya Haid itu apa dan pertanyaan selanjutnya. Saya tulis aja ya tanya jawab kami..
.
T : Haid itu apa?
J : Haid itu pengeluaran dinding endometrium di dalam rahim perempuan. Di dalam perut perempuan ada sesuatu yang bernama rahim. Rahim ini adalah rumah bagi adik bayi yang hidup selama 9 bulan di perut Bunda. Jika dalam satu bulan tidak ada yang tinggal disana maka tembok rumah itu mulai rusak dan temboknya jatuh seperti haid, tapi nanti akan diganti dengan tembok yang baru biar adik nanti suka punya rumah yang baru.
.
T : Laki-laki bisa haid?
J : Laki-laki tidak bisa haid karena yang memiliki rahim hanya perempuan. 👱🏼‍♀
.
T : Apa bunda sakit?
J : Sebenarnya haid itu bukan penyakit sayang. Haid adalah keistimewaan dari Allah untuk perempuan. Tapi proses melepas tembok yang rusak kadang sakit karena terlalu nempel. Dengan banyak minum air putih dan olahraga insya Allah sakitnya berkurang kok. 😍
.
pertanyaan selanjutnya ditanyakan oleh seorang anak perempuan yang baru masuk SD dan shock karena melihat seseorang yg haid dan tembus belakang. 😁
.
T : Kapan wanita bisa haid?
J : Wanita mulai haid biasanya usia 10 tahun. sebelum haid biasanya akan muncul cairan bening yang keluar dari vagina, jadi rasanya celana dalam basah tapi kamu nggak pipis. Itu bisa jadi keputihan. 😉
.
T : Kalau aku haid di sekolah gimana?
J : Kamu bisa datang ke Bu Guru dan bilang bahwa kamu haid untuk pertama kalinya.
.
T : (diam)
J : Bubu tau hal ini cukup menegangkan untuk kamu, Bubu pun juga begitu dulu waktu mau haid yang pertama, malah Bubu kira lagi diare.
.
T : (tertawa)
J : Haid adalah kemampuan spesial dari Tuhan untuk kita, itu kelebihan kita sebagai wanita yang akan menjadi seorang ibu. Kamu pasti bisa kok nanti menghadapi haid pertamamu. Yang penting sering ngobrol aja sama Bunda atau Bu Guru jika kamu merasa hal yang aneh terhadap dirimu
.
Itulah jawaban sederhana tentang haid yang dialami Bunda setiap bulan.
Saat menjelaskan ini gunakan suara yang lembut dan jangan membuat ini adalah suatu yang rahasia agar anak tidak semakin penasaran. Anggap ini sebuat ilmu pengetahuan standart bagi anak. 😘
.
Jangan grogi menjelaskan ini semua Bun.. 😁
Gak seseram yang kita bayangkan kok..
.
Jika putri kecil kita sudah ada tanda2 keputihan, gak ada salahnya kita memberi bekal pembalut dan celana dalam untuk dia di dalam tasnya. Usahakan agar letaknya tersembunyi ya. 😍😘
.
Selamat Mencoba..😉
.
Dari *Bubu Baba*
Untuk *Keluarga Hebat Indonesia*
.
*Salam Hebat Penuh Semangat*

Rabu, 10 Mei 2017

Di luar jendela


bissmillah...

ini salah satu yang aku rindukan di kala jauh dari rumah. meski sebenernya ini bukan tempat kelahiran ku tapi di sini kita menyatu.
bangun tidur di sambut embun pagi dan hangatnya matahari.
semoga kita dapat menikmati masa tua di sini .dan memang itu bukan mimpi kita?
tua bersama , menikmati secangkir kopi panas beserta hembusan angin .. melihat tetesan embun ..hangatnya matahari.
jangan biarkan mimpi itu menjadi angan. biarkan kita jadikan mimpi ini menjadi cerita untuk anak cucu kita.




Selasa, 09 Mei 2017

87% Orang di Indonesia salah pilih jurusan

*87% Orang di Indonesia salah pilih jurusan!* 😵
.
.
.
Ketika memilih jurusan pada saat masuk jenjang sekolah lanjutan, tentu saja ada banyak poin yang perlu dipertimbangkan. Jangan sampai anak-anak kita *salah jurusan yang yang berakibat fatal pada prestasi di dunia kerja dan usaha*. 😓
.
Salah jurusan bisa memicu meningkatnya jumlah pengangguran ☠. Nah, supaya anak kita tidak menjadi pengangguran saat lulus sekolah nanti, mulai saat ini *kita harus benar-benar mempertimbangkan pilihan jurusan yang sesuai dengan minat dan potensi dirinya*. 🎯
.
Ya.... yang menjadi masalah, *tidak semua orang tua paham bagaimana cara memetakan potensi putra-putrinya sejak dini.* 🙄🤔
.
Menurut pengamatan selama ini (mulai tahun 2011-2017) sebagai praktisi pendampingan prestasi, saya melihat dan mendengar anak-anak yang merasakan salah jurusan saat sekolah, saat sudah terjun ke dunia kerja dan usaha akan bekerja dengan *rasa terpaksa*. 🤧😷🤒
.
Hal tersebut akan berdampak kepada *kualitas* pekerjaan dan usahanya di masa depan, *anak-anak kita* akan hidup seperti orang rata-rata, *karena bekerja seperti orang rata-rata*. Kesejahteraan hidup hanya akan jadi impian semata. 🚸
.
Saat anak sudah mengetahui potensi dirinya, anak akan belajar dan bekerja dengan hati. 💖
.
Ketika hati sudah berperan, kita bisa lihat *banyak maha karya besar yang dihasilkan oleh orang-orang besar* di masa lalu. 🗽🗿🗼🏰🎡🎢⛩🛳✈
.
*Temukan Potensi Diri Anak dan Seluruh Anggota Keluarga Kita Sekarang Juga!* 🎯🎭
.
Ada banyak keuntungan yang saya dapat peroleh ketika membaca dan mempraktekkan isi buku sederhana yang telah didesain khusus ini, antara lain :
*1.* Menemukan kekuatan-kekuatan besar dalam diri 💪🏼👽
*2.* Hemat waktu, pikiran, tenaga dan uang saat memilih jurusan ⏰🎓👣💸
*3.* Menentukan program peningkatan kualitas diri yang sesuai 🕹
*4.* Mengenali kepribadian diri sendiri dan anggota keluarga     👨‍👩‍👧‍👦
*5.* Membangkitkan "Raksasa" yang sedang tertidur di diri anak 😼
.
Saya dan Istri sudah merasakan manfaat besarnya menemukan jati diri kami, _*bekerja secara profesional dan dibayar dengan sangat layak dalam dunia pendidikan keluarga ini*_ 💰💎💵💳
.
Sekarang giliran bapak ibu dan keluarganya untuk menemukan dan mengoptimalkan kekuatan besar dari dalam dirinya! 🛎🎈📈
.
Amankan masa depan anak kita, bantu mereka menemukan jati dirinya sejak dini karena *penyesalan selalu datang di akhir*. 🗝🚪
.
Mumpung masih ada waktu dan belum banyak orang tua yang sadar pentingnya pemetaan kekuatan diri anak. 🎬
.
Siapkan masa depan anak sedini mungkin, jangan sampai anak salah arah dalam karir dan usahanya, karena cinta kitapun akan lebih indah kalau keluarga kita hidup lebih sejahtera. 💝
.
Semoga pengalaman saya ini bermanfaat untuk bapak ibu dan keluarganya. 😇
.
*Salam Hebat, Penuh Semangat!* 💪🏼😼👍🏼

Blind Spot

"Blind Spot" Pada Anak Kita
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
.
.
.
Tentu semua sudah tau ya apa itu Blind spot. Ada yg belum tau? 😘
.
Blind spot adalah daerah yang tidak terjangkau oleh pengawasan kita.
.
Anak kita pun memiliki blind spot lho, sehingga terkadang kita gak ngerti kenapa dia begini? Kenapa dia berubah? Apa yang salah? Dan puluhan pertanyaan lagi yang mungkin Ayah Bunda ucapkan.
.
Anak kita berubah bisa terjadi karena adanya pengaruh dari sisi blind spot.
.
Untuk sebuah mobil, blind spot dapat mengakibatkan kecelakaan lho. Begitu juga bagi anak kita, akan menjadi sebuah masalah jika tidak waspada dengan sisi blindspot anak kita. 😘
.
Sisi blindspot anak kita, yang tidak bisa kita awasi, adalah perasaannya.
.
Kan kelihatan Bubu kalau anak badmood..
.
Iya kalau anak masih balita, kebelet pup pun keliatan dari ekspresinya. 🤣 gimana kalau anak kita udah abegeh mak, ayo inget2 jaman kita abegeh gimanaa? 😘 lupa rasanya puber? 😆
.
Ya, satu sisi itu terkadang lepas dari pengawasan kita. Melihat fisiknya baik2 saja, kita menganggap anak kita baik2 saja, padahal belum tentu. 😉
.
Blind spot ini tidak bisa dikenali oleh mata kita, tapi dapat kita pantau dengan kasih sayang kita. Lihatlah perasaan seseorang dengan perasaan kita.
.
Untuk memahami apa yang terjadi pada perasaan anak kitaa, Ayah Bunda harus meningkatkan ikatan batin kita dengan anak, bangun terus kedekatan bersama anak2 kita.
.
Caranya gimana Bubu?
.
Perbanyak komunikasi dengan anak kita agar kita mampu menjangkau blind spot anak, cintai mereka apa adanya, lebih kenali diri mereka seperti apa.
.
Luangkan waktu Ayaah Bunda untuk bersama anak secara fisik maupun batin, kemudian kita mulai mengikuti gelombang anak kita. Jangan dilawan, karena pertemuan dari dua gelombang di laut akan menyebabkan tsunami. 😘
.
Nah dengan begitu, kita akan lebih mudah menangkap informasi yang dikirimkan oleh blind spot anak kita.
.
Jangan takut untuk mulai mendekati anak kita. buanglah rasa gengsi dan ego, karena sebenarnya mereka sangat butuh ucapan bahwa kita mencintainya. 😍😘
.
Dari Bubu Baba dam Kak Candra Adhi Wibowo
Untuk Keluarga Hebat Indonesia
.
Salam Hebat Penuh Semangat

Kamis, 04 Mei 2017

*KEKUATAN KATA-KATA*

*KEKUATAN KATA-KATA*
.
.
.
Beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk isi seminar kemudian dilanjut dengan konseling salah satu siswa di sebuah sekolah. .
Informasi awal dari pihak sekolah adalah karena sikap anak tersebut yg *emosinya terlalu berlebihan* dan *sulit diatur.*
.
Namun setelah saya ketemu langsung dengan anaknya, ternyata anak tersebut hanya mengalami *salah persepsi* dan *belum memiliki figur otoritas* yang mampu *membimbing dan memenuhi rasa ingin taunya*.
.
Dalam kasus ini, anak tersebut sebenarnya karakter dasarnya bagus, dia *mudah menerima nasehat* jika nasehat itu dapat *diterima oleh logikanya*.

Nah selama ini, anak tersebut hanya menerima nasehat yang tidak dapat diterima oleh logikanya.
.
Tugas saya sebenarnya adalah *menasehati* dan *mengarahkan kembali pola pikirnya ke arah persepsi yang tepat.*
.
Tidak mudah memang, namun setelah beberapa sesi konseling alhamdulillah *Tuhan kasih ijin* anak tersebut untuk *terbuka hati* dan *pemahamannya* lewat metode konseling yang saya terapkan selama ini.
.
Di salah satu sesi konseling, anak tersebut mengeluhkan *kalau bangun pagi rasanya masih males.*
.
Saya tanya alasannya ternyata karena *saat bangun pagi* di pikirannya *terdengar suara marah-marah* dari orang tuanya.
.
*“Saya tempeleng kamu nanti”.*
.
Saya pun awalnya kaget, lalu saya kroscek ke orangtuanya dan *ternyata memang pernah terlontar kata-kata tersebut.*
.
_*Kejadiannya marah-marahnya dengan kata tersebut sebenernya sudah lama dan tidak pernah diulangi lagi, namun mengapa kata-kata itu masih terekam jelas dipikiran anak tersebut ?*_
.
Menurut pengalaman saya selama ini, baik dalam program konseling offline maupun online (untuk yg tidak sekota dengan saya), bahwa *pikiran kita merekam seluruh kejadian* yang dirasakan panca indera kita dan *tidak dapat dihapus seumur hidup*.
.
Kita hanya dapat menindihnya dengan *memori yang intensitas emosinya lebih kuat.*
.
Kekuatan kata-kata negatif saja sebegitu kuatnya sampai mempengaruhi fisik anak tersebut, sampai jadi malas bangun pagi.
.
Nah...,Bagaimana kalau sekarang kita coba dengan kata-kata positif saja ke anak-anak kita, *berikan pujian dan perhatian kepada anak-anak kita saat memulai harinya*
.
Semoga pengalaman saya ini bermanfaat.
.
*Salam Hebat, Penuh Semangat!*

Senin, 01 Mei 2017

Family Project

📽 🎞 *Resume Kuliah WhatsApp IIP Banten* 🎞 📽

🔎 Tema: *Family Project*

👨‍🏫 Narasumber: *Achmad Ferzal (Bang Ical)*
_Penggagas dan Pendiri TRUE Creative aid_

📆 Hari: Selasa, 25 April 2017

⏰ Jam: 20:00 - 21:30 WIB

🎤 MC: Youhdiana Fathiyah
🎬 Moderator: Atikah
📀 Notulen: Dianing

🌸🌿 🔆  🌸🌿 🔆

🎓 *Profil Narasumber* 🎓

👤 Nama: Achmad Ferzal (bang Ical)
🔹Penggagas dan Pendiri TRUE Creative aid (www.ngakal.ning.com).
🔹Desain produk ITB, ketertarikan pada pengembangan: Design Thinking for All. Digunakan sebagai sarana pembangkit daya kreativitas berbasis LINGKUNG (kreatifalakita).
🔹Berpengalaman mendampingi masyarakat di pedalaman dan menemukan pola didik sejati anak-anak ala daerahnya masing-masing.
🔹Ayah dari 5 anak muda (si bungsu 16 tahun).
🔹Berdomisili di kota Bogor

🌸🌿 🔆  🌸🌿 🔆

🎧 *Materi* 🎧

🌟Yuk...Jadi Perancang Pengalaman🌟

👤Menurut Prof. Yus Rusyana tanda manusia hidup adalah bergerak dan  berkegiatan.

🏃🏿Kegiatan untuk mengasah keterampilan, menumbuhkan sikap dan menambah pengetahuan.

🍀Ada 4 anugrah keterampilan yang saling berhubungan dalam hidup manusia:

👁 INDERA :
Melihat, mendengar, membaui, merasa dengan kulit dan mengecap dengan lidah.
🗣BAHASA :
Berbicara, menyimak, menulis, membaca dan menyampaikan.
⭐RUHANI :
Berpikir, berimajinasi, berkehendak, berniat dan seterusnya.
💪🏽JASMANI :
menggerakkan otot tubuh, menggerakkan organ tubuh dan seterusnya.

🙌🏽Kegiatan diatas dilakukan saling berhubungan dalam ramuan/paduan khas tiap individu, di dalam fasilitas lingkung-nya. Lingkung adalah padanan kata untuk -context-.

🏝Lingkung pantai, tentunya mendukung  keterampilan unik (indera-bahasa-ruhani-jasmani)  ala pesisir. Sehingga masyarakatnya  bisa arif dan bijak bersama lingkung laut dan kekayaannya.

  🙂Begitu pula dengan mereka yang tinggal di lembah, hutan hingga perkotaan.

🌏Fasilitas lingkung ada 5:

🔥ALAM FISIK :
Cuaca, mentari, bebatuan, udara, tanah dan seterusnya
🌾ALAM HAYATI :
Hewan dan tumbuhan, dari yang besar hingga yang tidak kasat mata.
👥MASYARAKAT :
Kelompok-kelompok maupun tatanan individu.
🌈BUDAYA :
Teknologi terapan, peralatan hidup, kesenian, masakan dan seterusnya.
🕋KEHIDUPAN BERAGAMA.

✌🏼Kedua unsur di atas (keterampilan dan lingkung) adalah menghasilkan pendidikan sejati untuk tiap anak di tiap daerahnya. Lingkung bisa menjadi khazanah kegiatan yang selaras dan tak kunjung habis,

🌏kita ambil contoh yuk, untuk alam hayati. Pilih salah satu, alam hayati. Ada ratusan tumbuhan disekitar kita. Ambil saja satu pohon. Ada akarnya, batang, ranting, daun, bunga dan seterusnya.
🍃ambil saja daun, banyak kegiatan yang dapat dilakukan hanya dengan dedaunan. Mulai dari membuat balapan daun, puisi daun, menghitung rusuk daun, mewarnai dengan daun dan seterusnya.
⚡belum bagian lain dari pohon, belum mencakup seluruh tumbuhan yang ada disekitar... itu baru tumbuhan.

☝🏽Dalam merancang pembelajaran untuk anak , keterampilan ruhani kerap terlupakan. Oleh karenanya saya menggunakan istilah merancang pengalaman. Agar beroleh lengkap empat keterampilam dalam satu kegiatan.

🚸Anak-anak sering diajarkan CaLisTung, tapi sulit memaknai bacaan, Nggak mampu mengarang dan jago menghitung tapi keok dalam soal cerita.

☕ Mari kita diskusi tentang gerak...kegiatan...dan proyek keren penuh antusias yuk, sambil sama-sama belajar menjadi perancang pengalaman

🙏🏿 saya juga sedang belajar. Salam  teman tumbuh teman belajar.

🌸🌿 🔆  🌸🌿 🔆

💡 *Tanya-Jawab* 💡

1⃣. Pertanyaan pertama:

Dianing_ Serang

Assalamualaikum
Apakah boleh minta tips bagaimana agar ayahnya anak-anak mau aktif dalam family project? Mumpung narsumnya bapak2 😅

🎙Jawaban:

Bunda Dianing di Serang.
Ini khas banget. Ibu-ibu selalu ingin tips. Bapak2 selalu ingin buat tips😊.

Kalau bapak2 boleh dicoba dengan tantangan bunda. Tantang dia untuk membuat ide2 kegiatan bersama anak.

Atau bisa juga tantang untuk mendokumentasikan kegiatan.

Minta pendapat dan saran dari bapak2. Biasanya bapak2 tertarik ketika diminta saran dan pendapat

🎧 Tanggapan:

Terima kasih bang. Wah boleh dicoba. "Family project" saya selama ini sekedar "pekerjaan rumah biasa yg dikerjakan bersama". Belum berani yg lebih menantang dan ngajak ayah jadi pemimpin project karena saya lihat beliau kurang bersemangat. Mungkim karena sayanya kurang nantangin ya? 😅

🎙Jawaban:

Bilang sama bapak:
"Kita tantang bapak maen"...he2

🎧 Tanggapan:

Jawaban yg menarik sekali ya bang 😊.. karna laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, jdi spertinya setiap suami mgkn akan senang jika istri mnganggap dirinya adalah orang yg terpenting

🎙Jawaban:

Iya...diminta pendapat dalam waktu khusus...mesra sambil ngopi dan ngeteh❤

2⃣. Pertanyaan kedua:

Irma Mbu Ghaza_ Serang

Assalamu'alaikum Bang Ical, untuk anak usia 2 tahun, dimana kemampuan bahasa ya masih kurang, family project apa yang bisa direncanain, selama mengerjakan tugas bunda sayang, saya lebih banyak project sehari hari saja, apa itu bisa dikatakan family project, anak ya sudah sedikit mengerti kata perintah kalau di suruh tapi belum mau banyak bilang, yang mau ditanyakan family project yang bagaimana yang bisa membatu kemampuan bahasa.. sebelumnya terimakasih
Salam

🎙Jawaban:

Bunda Irma di Serang...
Untuk usia balita. Drive  atau dorongan kegiatan dimulai dari ayah bundanya.

Untuk anak balita, kita yang dianjurkan mengasah keterampilan berbahasa.

Agak cerewet istilahnya...ketika berinteraksi. Berita-kan (bahasa-kan)  hal2 yang kita lakukan bersamanya.

Seperti: sebentarnya umi ambilkan sendoknya. Ini umi sedang berjalan menuju trmpat sendok. Dst...

Kegiatan atau menantang diri untuk mendongeng seru bisa menjadi proyek yg asyik.

Intinya, kita yang seru2an dengan kemampuan bahasa kita.

🎧 Tanggapan:

Jadi ibu yg harus komunikatif ya bang?

🎙Jawaban:

Iya...kita jd kembali menggiatkan kemampuan berbahasa diri

❓Pertanyaan lanjutan:

Umur berapa anak sdh bisa
mengerjakan project nya sendiri?

🎙Jawaban:

Beda2 bunda...kita yang membersamainya yang biasanya mengetahui

❓Pertanyaan lanjutan:

Masalah keterampilan berbahasa apakah ada bedanya bang cara melatih antara anak laki2 dan perempuan?

🎙Jawaban:

Perbedaannya hanya di kegiatannya  saja bunda (untuk lelaki dan perempuan)

🎧 Tanggapan:

sesuai fitrahnya?

🎙Jawaban:

Iya betul

3⃣ Pertanyaan ketiga:

Tikta _ Serang

Pak, saya tikta mau tanya ttg family project.berapa kali dalam setahun sebaiknya melakukan family project? Dan hal hal yang perlu di antisipasi yang sering mengganggu familiy projec?

🎙Jawaban:

Bunda Tikta di Serang....
Tidak ada ukuran pasti. Semua berjalan sesuai keperluan.

Sebenarnya kegiatan itu menarik bukan hanya pas rencana atau ketima dilakukan.

Setelah berkegiatan biasakan untuk mencatat:
1.Bagaimana membuat kegiatan tadi jadi lb asyik.
2.ide-ide baru setelah berkegiatan
3. Buat nilai antusias diri dalam kegiatan tadi.
(Bisa 1-10...1 = gak antusias...10= antusias bingits)

Nah dari kebiasaan ini kita sebenarnya sedang melakukan riset rumahan.

Shg hal2 yang bisa  di antisipasi akan meningkat seiring banyaknya kegiatan bersama anak

🎧 Tanggapan:

Jdi setiap kluarga beda2 ya kebutuhannya, jdi projectnya pun disesuaikan dg kluarga masing2

🎙Jawaban:

Yap...tiap keluarga unik. Berisi anak2 yg unik.

Hanya yang unik yang bisa dipimpin oleh hikmah dan kebijaksanaan...

4⃣ Pertanyaan keempat:

Mulyanah_ Banten

Assalamu'alaikum. Pa anak saya umur 2tahun dia senang melakukan aktivitas yg baru spt sya ajak beberes rumah, belajar cuci baju, berkebun dan main masak2an.
Gmn cara merancang family projek utk anak usia 2thn?
Bgmna bila si anak mulai jenuh dg aktivitas yg sdh dibuat dr awal ?

🎙Jawaban:

Bunda Mulyanah di Banten....
Kegiatan2 yang sudah dilakukan bisa dikumpulkan menjadi TEMA-TEMA.

Misalnya tema:
Diriku, rumahku, hobiku dan lainnya. Biasanya anak2 dimulai dari dirinya (diakhiri dg 'ku' atau my...).baru melangkah ke-lingkung yang lebih luas.

Dengan tema tersebut kita bisa mengumpulkan kegiatan2 kecil menjadi punya makna.

Juga bisa kita selebrasi kecil2an tapi gembira u puncak tema.
Jadi kue tart gak harus pas ultah saja 😊

Jika jenuh bisa dialihkan dg kegiatan lain dari tema lain jg gak apa2 bunda.

Intinya jangan ngejar targetlah he2

5⃣. Pertanyaan kelima:

Dian _ Serang

Pertanyaan saya :
Dalam merencanakan proyek keluarga, bagaimana mengatasi rasa kebosanan. Tipe saya moody. Jadi pas mood nya dapet saya kerjakan dg mata berbinar2. Tapi ketika bosab melanda pasti deh proyek tsb mangkrak. Jangankan menyentuh, melirikpun tidak.

🎙Jawaban:

bunda Dian di Serang....

Moody itu baik kok he2. Alarm buat kita rehat dan bikin kegiatan yg lebih asyik.👈🏼 bisa dimarahin motivator saya 😄

Oleh karenanya...membuat/merancang tema adalah salah satu cara untuk asyik dg moody.

Karena kita jadi punya banyak pilihan kegiatan baik yang sesuai dg mood.

Nah boleh juga kita buat tantangan proyek moody-playground

Isinya bagaimana mengatasi dan bermai  dg mood kita 😊
*bermain

🎧 Tanggapan:

Caranya:?

🎙Jawaban:

Istilahnya:
Menelisik diri sendiri
Baru kemudian selaraskan dengan tema anak2

6⃣. Pertanyaan keenam:

bu Tati_ Serang

Pertanyaan :
1. Pembelajaran seperti apakah utk anak usia 15 th?
2. Suatu kegiatan pembelajaran apakah perlu dirancang dahulu atau bisa spontan saja?

🎙Jawaban:

Bunda Tati di Serang....

1. Untuk anak usia 15 th. Bisa mulai dari apa keasyikannya atau merancang kegiatan rumahan yang dibuat jadi asyik.

Untuk anak 15th, tantangan untuk berbagi atau melakukan kerelawanan bisa dibuat.

Mengumpulkan ide2 berani ala anak muda juga bisa menjadi hal2 menarik. Terutama yang berhubungan dengan teknologi kekinian.

2. Kegiatan bisa melalui dua hal tsb. Tapi lb baik jika yang spontan bisa mendukung yg sudah direncanakan.

Sehingga bisa merencana yang niatnya bukan untuk terjadi sesuai rencana...tetapi untuk membuka ide2 baru.

Inti dari proyek keluarga bukanlah hal2 besar tapi tidak membumi.

Tetapi kegiatan2 sederhana berbasis potensi keunikan anak,  diri, keluarga dan sekitar.

❓Pertanyaan lanjutan:

Tambahan sdkit boleh bang @ical

Klo Fampro untuk sy yg utunnya msh dlm perut (20 week) gmn?

🎙Jawaban:

Nah ini musti bareng suami...😃.
Kan bayi belum hadir dan kita belum mengenalnya 😄

Ini harusnya suami diajak melihat dari balik mata bunda (proyeknya)

Tantang suami u buat visi pendidikan anak saja bunda.

Lengkap dg sumber buku atau referensi.

Semacam buku bersama

🎧 Tanggapan:

Mgkn jdi lbih matang planningnya ya bang kalo anakny blm lahir?

🎙Jawaban:

Rencana dalam proyek keluarga itu baiknya dimulai dari kumpulan potensi bersama.

Kalau belum ada ya...bisa persiapan rencana saja.

❓Pertanyaan lanjutan:

Kegiatan mendongeng sambil berpura-pura asik jg tuwh. Untuk permainan berpura-pura ada rentang usianya g bang Ical? Terkait membedakan mana imajinasi dan kenyataan.

🎙Jawaban:

Jalan saja bunda...anak2 lebih ajaib dari perkiraan kita.

Dulu para ilmuwan terheran2 dg fenomena sesame street...

Dulu mereka mengira anak2 gak bisa dicampur..nyata dg fantasi.

Ternyata pas riset sebelum tayang sesame street..ditemukan anak2 mampu membedakan mana rim mana fantasi.

🎧 Tanggapan:

☺☺☺ GT ya. Makasih bang penjelasannya *langsung cari tau mengenai fenomena sesame street

🎙Jawaban:

Iya...ada ttg usaha mendekatkan ras dan mendidik kaum kulit hitam bersamaan dg film bil cosby

Dilakukan pemerintah amrik u mendidik anak2 kaum kulit hitam yg seneng nongkrongin tv

❓Pertanyaan lanjutan:

Bang ical sebetulnya apa sihh tujuan dr fampro? Goalnya apa gitu bang? Ukuran keberhasilannya bagaimana?

🎙Jawaban:

Tujuan fampro:
Kita jadi pendidik rumahan.

Punya jalan dan cara kreatif masing2.
Semua lahir menjadi tokoh parenting.

❓Pertanyaan lanjutan:

Bang sebentar lg anak sy msk boarding school. Bagaimana dg fampro?

🎙Jawaban:

Jarak jauh bisa lho.
Coba dipikirkan bersama pasangan.

Misalnya: proyek membuat jurnal niat berbuat baik mingguan

Membuat jurnal rasa dari shalat mingguan. Mana yang paling asyik dan mengapa.mana yang paling berat dan mengapa

🎧 Tanggapan:

Seperti targetan Ramadhan mungkin ya bang?

Seruuuu😍

🎙Jawaban:

Iya...bonding gak kenal jarak

🎧 Tanggapan:

Jadi,intinya,apapun bisa dijadikan proyek keluarga ya bang..mulai dari yang sederhana sampai yang uwoww👍👍👌oke oce

🎙Jawaban:

Apapun.
Makanya bagus juga ketika kita terbiasa berniat dalam kegiatan sekecil apapun

Dan mempunyai catatan niat2 baik  kita. Sehingga ketika dilanda moody...kita bisa baca niat2 tsb.

Siapa tau ada niat yg bisa bikin mood naik

🌸🌿 🔆  🌸🌿 🔆

💎 *Kesimpulan & Penutup* 💎

Merencana itu tidak selalu berhubungan dengan kertas dan alat tulis.

Merencana terbaik itu sebenarnya ketika kita terlibat dalam kegiatan bersama anak.

sadar berkegiatan  atau antusias itu berbeda dengan terjaga. Dimana terjaga kita hanya menjalani rutinitas dan kewajiban.

Terus bertanya: bagaimana caranya ya?

Lebih bermanfaat dari sekedar kalimat2 motivasi diri.

Indonesia menunggu lahirnya pendidik rumahan yang sadar bukan terjaga.

✊🏿 pendidik rumahan untuk hebatnya anak kita bersama Indonesia raya

Mengapa Anak TK Tak Boleh Diajari Calistung? .

Mengapa Anak TK Tak Boleh Diajari Calistung?
.
.
.
Pertanyaan dari orang tua :
-Apa dengan tidak mengajarkan ke anak Baca Tulis Hitung (Calistung) di usia emas, itu berarti memanjakankan anak yang memiliki kemampuan akademis???
-Kita khan bisa menyelipkan huruf-huruf atau angka-angka dalam proses bermain anak.
-Kalau mereka mampu kenapa tidak diteruskan (kemampuan otak anak kan juga berbeda-bed, ada yang mudah nangkap dan ingatannya tajam dan ada juga yang tidak kan?

Jawaban :
Jadi begini, kita harus menyadari bahwa mayoritas orang Indonesia itu belum banyak yang memahami perkembangan otak anak, hal itu mengakibatkan para orangtua salah mengasuh dan para guru salah mendidik. Dan apa akibatnya? Kita urai dulu bersama…ya...

Pernah lihat orang tua yang seharusnya sudah dewasa, namun masih bertingkah seperti anak-anak? Banyak…..hehehe

Berikut ini contoh gambaran sederhananya…,

Banyak orang diluar sana (apalagi yang belum membaca tulisan ini, atau hanya membaca judul dari tulisan ini) terbiasa mengapresiasi anak yang rangking teratas (5 sampai 10 besar), nilai sempurna (80-100) namun belum banyak yang mengapresiasi kerja keras anak dalam belajar.

Padahal ada anak yang sudah belajar mati-matian tapi mereka tetep gak dapat nilai bagus gak dapat rangking karena kemampuan mereka tidak sama, bakat mereka pun beda-beda dan orang tua belum maksimal memberikan teladan dan perhatiannya. Anak kita manusia lo, bukan robot.

Apa akibatnya?

Ketika Ujian sekolah melakukan kecurangan DIAMINI OLEH ORANG TUA, saya lihat sendiri, saya pun dengar sendiri dan merasakannya langsung. "Terserah pake cara apapun, yang penting dapat nilai, bisa lulus, dapat ijazah" itu kata-kata yang sering saya dengar dari orang tua.

Kalau anak-anak kita terbiasa dihargai kerja kerasnya bukan hanya hasil akhir, angka ataupun nilainya semata, mereka pasti menolak disuruh untuk berlaku curang, karena mereka percaya diri dengan hasil belajarnya sendiri, anak-anak kita yakin bahwa rejeki karena kerja keras dan ijin Tuhan, bukan karena selembar kertas yang isinya nilai ujian.

Namun bagaimana kenyataannya sampai saat ini??? Banyak anak-anak yang melaksanakan perintah memalukan itu, yang lebih memalukan lagi, perintah menconteknya datang dari orang tuanya sendiri.

Kita pasti sudah familiar dengan kisah Rosulallah yang ketika menjadi imam sholat beliau sujudnya lamaaaa sekali.

Lalu para sahabat bertanya: “kenapa lama? apakah Rosulallah sedang menerima wahyu dari Allah SWT?” Rosul menjawab:”tidak, cucuku tadi menaiki punggungku”.

Jadi beliau menunggu sampai cucunya turun dari punggungnya. Beliau tidak memberi isyarat pada cucunya untuk turun.

Berbeda dengan yang sebagian dari kita lakukan, mungkin saja anak itu minimal kita bentak, kita suruh pergi, karena kita sedang melakukan ritual, bkarena kita anggap sebagai gangguan, lupa kalau itu amanah, bener kan hehehe :)

Apa yang kita petik dari kisah diatas?
========================
Ternyata Rosul lebih mementingkan/ mendahulukan cucunya yang sedang bermain-main ketimbang ritual ibadahnya. Lalu apa hubungan kisah diatas dengan perkembangan otak?

Begini, ijinkan saya memberikan penjelasan bahwa sambungan otak anak-anak itu belum sempurna, otak mereka baru siap menerima hal-hal kognitif pada usia 7-8 tahun.

Sebelum usia itu, dunia mereka adalah dunia bermain, bermain dan bermain, anak balita tidak boleh dimarahi apalagi dibentak. Apa saja yang termasuk dalam hal-hal kognitif itu  :

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Dan menariknya tentang hal ini, sebelum ada ahli otak yang meneliti, ternyata Rosulallah sudah menerapkan hal itu pada cucunya.

Lalu apa akibatnya kalau masa-masa usia bermain mereka direnggut untuk belajar hal-hal yang kognitif?

Ya seperti yang sudah saya sedikit singgung di awal tulisan ini, saat dewasa nanti bertingkah seperti anak kecil, suka mengurung burung demi kesenangannya sendiri, sakit-sakitan karena ingin diperhatikan orang-orang sekitarnya.

Anak kita dengan santai saja melakukan korupsi demi kepentingan diri sendiri/keluarga/golongan dan tidak merasa bersalah malah ngeles terus di pengadilan, padahal dia tau yang dia lakukan salah dan masih banyak sikap kekanak-kanakan lainnya. Naudzubillah min dzalik

Ada ciri-ciri bahwa perkembangan otak anak belum siap untuk menerima hal-hal kognitif, antara lain :

1. Ketika kita membacakannya sebuah cerita atau dongeng, mereka akan meminta kita mengulanginya lagi, lagi dan lagi. Kita yang tua sampai bosen, namun dia seperti tak pernah bosen mendengar cerita kesukaannya itu diulang-ulang, berkali-kali, berhari-hari. Hehehe

2. Anak yang antusias belajar membaca dan akhirnya bisa membaca namun ternyata mereka tidak paham dengan apa yg mereka baca.
.
Namun sebaliknya, kalau anak-anak kita hari ini minta dibacakan cerita A besok minta cerita B besoknya lagi C esok lagi D dan kalau mereka sudah paham dengan apa yang dibacakan, artinya otak mereka sudah siap menerima hal-hal yang bersifat kognitif.

Lalu bagaimana seharusnya pola asuh kita pada anak usia 0-7 tahun?
1. Jangan dimarahi
2. Tidak diajarkan membaca, menulis, menghitung.
3. Bermain role play; memahami bahasa tubuh, suara dan wajah; berbagi hal yg memberikan pengalaman emosional, field trip, mendengarkan musik, mendengarkan dongeng,
4. Pola pengasuhan dan pendidikannya ditujukan untuk membangun emosi yang tepat, empati, (mood & feeling)

Jadi, aturan pemerintah tentang usia masuk SD harus minimal 7 tahun itu bukan tanpa alasan.

Tentu boleh-boleh saja menyelipkan angka dan huruf, tapi tujuan utamanya bukan untuk belajar membaca, menulis dan menghitung. Mudah nangkep & ingatannya tajam atau tidak, itu bukanlah ukuran yang tepat.

Usia emas anak semestinya kita artikan sebagai masa-masa tumbuh kembang anak yang paling pas untuk kita tanamkan budi pekerti dan akhlak yang mulia

Slogan sekolah TK “Bermain sambil belajar” itu maksudnya belajar sambil bemain. Jadi mohon jangan diartikan sebagai belajar calistung, baca, tulis dan hitung.

Lalu apa akibat ketika kita memaksa mengajarkan hal-hal kognitif ke dalam otak sebelum waktunya?
1. Membuat anak tidak mampu menunjukkan emosi yg tepat.
2. Kurang dapat mengendalikan emosi (intra personalnya terganggu)
3. Sulit menunjukkan rasa empati.

Sudah banyak orangtua yang mengeluh ke saya tentang anak-anaknya ketika masih usia dini sangat antuasias belajar CALISTUNG lebih unggul dari teman seusianya.

Kemudian orangtuanya merespon dengan memberikan porsi lebih banyak untuk belajar calistung, entah itu mengajari sendiri secara intensif atau memasukkannya ke les-les calistung.

Namun apa yang terjadi, ujung-ujungnya datang pada satu masa (biasanya kelas 3 atau 4 SD) anak-anak itu bosan belajar, lalu akhirnya mogok belajar mogok sekolah.

Mereka menjadi malas dan malas itu sebenarnya terjadi karena otak anak karena sudah kelelahan karena terforsir. Bahkan ada kejadian yang lebih disayangkan lagi, ada anak yang sebenarnya pinter namun saat mau ujian malah blank, nggak bisa mikir sama sekali.

Lalu gimana solusinya kak Cand ?

Begini ya…sebenarnya kita hanya perlu waktu 3 bulan untuk melatih seorang anak bisa metematika atau dalam bidang yang ingin dia tekuni.

Namun, diperlukan waktu lebih panjang untuk bisa membuat seorang anak mampu berempati, tangguh, kreatif, peduli kepada teman, kepada lingkungan serta memiliki karakter yang mulia untuk bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh orang-orang yang sudah sukses dalam mendidik anak-anaknya agar kesuksesan dalam keluarganya terus berkelanjutan.

Semoga bermanfaat, nanti malam saya adakan kelas diskusi di grup BSP GLOBAL, tentang mengelola hati dan pikiran saat mengasuh anak dan mengelola keluarga.

Semoga ini jadi jalan solusi atas masalah-masalah selama ini yang sudah menumpuk di hati

Salam hebat, Penuh Semangat!
Candra Adhi Wibowo & Bubu Baba
Untuk Keluarga Hebat Indonesia