Sabtu, 16 Februari 2019

Merindu

Di sudut, aku bisa melihatnya berdiri di sana
jaket dan celana jins robek yang biasa dia pakai
Tutup mataku, karena kebenaran ini
Bahwa dia mirip denganmu
Dan untuk sesaat Aku merindukanmu, tetapi kenyataannya adalah
Bahwa dia merasa seperti kamu

Cilegon, 2019

Senin, 04 Februari 2019


Senang sekali rasanya, saya bisa turut berperan aktif menjadi bagian dari  Member Institut Ibu Profesional, dengan memberanikan diri mencalonkan diri menjadi Fasilitator Bunda Sayang. Hingga tulisan ini dibuat, saya masih calon Fasilitator Bunda sayang, pasalnya pembekalannya saya masih akan dilaksanakan  satu bulan kedepan.



Fasilitator adalah mereka yang ditugasi untuk melakukan fasilitasi dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain tugas fasilitator dalam sebuah proses pembelajaran hakekatnya mengantarkan mahasiwi untuk menemukan sendiri isi atau materi pelajaran yang ditawarkan atau yang disediakan melalui /oleh penemuannya sendiri.

Bersyukurlah saya mendapatkan kesempatan untuk belajar, belajar dan belajar lagi dengan mengikuti pembelajaran calon fasilitator Bunda sayang Institut Ibu Profesional. Ingin Mengupgrade diri dengan belajar kembali dengan cara menjad fasil. Berbagi sedikit yang telah di pelajari saat menjadi mahasiswi Bunda sayang, menjadikan kesempatan ini salah satu ladang amal untuk saya , Aamiin..

Dengan menjadi fasilitator, semoga saya  dapat mengantarkan materi ajar dengan baik dan tidak kehilangan materi ajar karena waktu.

komitmen dalam organisasi adalah sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dimana seseorang dapat bertahan dengan kesetiaannya demi kepentingan organisasi sehingga terbentuk sebuah loyalitas sehingga membuat seseorang dapat bertahan untuk memelihara keanggotaannya dalam suatu organisasi.

Menciptakan semangat dalam memfasilitasi teman teman, cara ini dapat dilakukan dengan lebih mengkonsentrasikan pada pengelolaan faktor-faktor motivasi instrinsik dan menggunakan berbagai cara perancangan pekerjaan. 

Sekarang saya tinggal berdoa kepada sang Khalik, semoga bisa tetap sehat dan kuat luar dan dalam. Tanpa itu semua, mustahil saya bisa melakukan semua rencana aktifitas tersebut di atas. Namun, sebagai langkah awal, Saya Komitmen Menjadi Fasilitator  Bunda Sayang Ibu Profesional, insya Allah 

#motivasikukaryabesarku
#AMTFasilIIP

Sabtu, 08 Desember 2018



Tips Mengajak Suami Belajar Parenting
.
.
Suami saya tidak mau belajar parenting, Bubu. Saya jadi seperti berjuang sendiri.
.
Ada yang merasa seperti diatas? 😍😘
.
Kali ini Bubu akan membahas cara bersinergi dengan pasangan (bisa juga dengan keluarga lain) dalam proses pendidikan anak.
.
Kasus ini buanyak banget terjadi di lingkungan saya. Hampir setiap hari adaaaaaaa aja yg konsultasi seperti ini.
.
Oke, ketika kita menempuh cara baru dalam sebuah proses, pro dan kontra pasti ada. Kalau gak ada gak mantep. Karena disini Allah sedang memberi tantangan kita "kuat gak sih kamu?" Jika kita kuat, jika kita tahan, naik satu level deh diri kita.
.
Bagaimana jika omongan negatif ini muncul dari orang terdekat kita? Dari suami, orangtua? Mertua? Banyak yang akhirnya menjadikan omongan ini sebagai stressor, diomongin negatif langsung down? Ada? Saya pernah kok.. itu fase "perkembangan" mental saya.. ;) (tuh kan, ada rencana Allah dari kejadian di masa lalu sehingga saya bisa cerita disini :* )
.
So, how how how?
Pertama kita harus menguatkan diri kita dulu. Kalau kita masih mudah oleng gimana kita mau menguatkan orang lain? Kuatkan diri kita dengan sebuah misi yang kuat. AKU INGIN ANAKKU SUKSES DI DUNIA DAN DI AKHIRAT. Kemudian buat cabang2 dibawahnya, sukses dunia akhirat harusnya seperti apa MENTALnya? Bagaimana ATTITUDEnya?
.
Udah jadi? Datang ke orang2 yg berseberangan dengan kita. Kalau suami, puaskan dulu egonya seperti kata Kak Candra, setelah itu tembakan pertama :
Mas, aku punya bayangan anak-anak kita akan bla bla bla. Kalau mas bagaimana? Apa impian mas untuk anak-anak kita?
.
Kalau saya dulu harus meluluhkan hati kakek nenek Baba. Saya katakan : Buk, aku pengen Baba nanti jadi orang yang sehat fisik dan psikisnya, dia harus sukses di dunia maupun di akhirat, dan itu pengen saya mulai dari sekarang buk.
.
Respon beliau-beliau biasanya adem adem dulu. Mungkin beliau mikir "beneran gak nih?"😂
.
Next day, tunjukkan Misi kita. "Buk, ini lho daftar tugasku. Aku harus bisa ini agar Baba sehat fisik dan psikis nya. Ibuk seneng dan bangga kan kalau cucu ibuk sehat dan berprestasi? Aku MINTA TOLONG ya buk BANTU AKU semampu ibuk untuk mendidik Baba agar tangguh dulu deh (bapak ibu saya sering beri kelonggaran buat Baba yg berpotensi membuat dia manja)."
.
Untuk suami juga begitu. Beri peran yang jelas. Bapak-bapak tuh kadang lempeng gak peka. Jadi contoh ngomongnya gini : " Mas/Yank,Beib,Cinta, aku buat kayak gini, ini Misi ku dalam mendidik anak. Tugasku sekarang ini mendidik dia agar menjadi tangguh, jadi AKU MINTA TOLONG ya Mas, BANTU AKU mengajarkannya untuk menjadi anak yang tangguh. AKU KHAWATIR kalau kita tiba2 meninggal, bisa meninggal juga anak kita karena tidak bisa bertahan hidup. Kamu lebih menguasai Ketangguhan daripada aku Mas, jadi AKU BUTUH KAMU Mas 😘." Katakan ini sambil menatap matanya dan memegang tangannya. Disini Bunda harus kuat dan mantap.
.
Kenapa harus memakai kata minta tolong? Tidak semua orang suka diperintah. Bayangin kita ngomongnya "Mas kamu harusnya ngajarin anak kita ketangguhan biar dia kuat menjalani hidup."
Tercabik-cabik lah ego suami.. perang deh.. 😖
.
Pasangan dan anak kita adalah refleksi diri kita. Berbuat baiklah maka mereka akan berbuat baik juga pada kita.
.
Selanjutnya, tunjukkan kegiatan kegiatan positif Bunda selama belajar parenting. Tunjukkan betapa nyamannya kita dengan pola pengasuhan kita saat ini.
.
Stop ngomong meminta suami atau kakek nenek belajar parenting.
Tapi tunjukkan betapa besar manfaat belajar parenting.
.
Kenapa?
Karena manusia lebih mudah mengikuti gerakan orang lain daripada kata-kata.
.
Salam hebat penuh semangat..
.
dari Bubu Baba dan Kak Candra Adhi Wibowo
Untuk Keluarga Hebat Indonesia





Mengasuh Anak agar Lebih Percaya Diri (Part 2)

Oke, lanjutan dari materi hari rabu nih ya. Yang belum baca materi sebelumnya bisa cek di : https://www.facebook.com/konsultasiibudananak/posts/781471072197305?__tn__=K-R

7. Tips ketujuh adalah jangan menjelek-jelekkan hasil kerja anak walaupun dalam rangka bercanda. Yang namanya suasana hati siapa yang tau. Bisa aja niat bercanda kita malah dianggap serius dan membuatnya patah hati.

8. Belajar dari kesalahan. Jangan buru-buru membujuk anak untuk baik-baik saja ketika dia gagal atau melakukan kesalahan. Kesalahan yang sudah dia perbuat merupakan pelajaran berharga untuk masa depannya.

Mungkin awalnya anak akan merasa sedih dan menangis. Biarkan proses itu berjalan sescara alamiah. Ingat, anak kita itu manusia, dia memiliki perasaan. Jangan mengajarkan pura-pura baik-baik saja dalam kondisi tidak baik-baik saja. Itu artinya mengajarkan pada anak untuk menahan emosi, yang mungkin akan meledak ketika sudah nggak kuat menampung.

Jadi beri waktu dan kesempatan dia untuk meluapkan kesedihannya. Pastika kita berada di dekatnya untuk memberi dukungan moral, menunjukkan bahwa orangtuanya tetap ada walaupun dia gagal.

Nah setelah dia sudah selesai meluapkan perasaanya, ajak anak untuk melakukan mendapatkan pelajaran dari kegagalan ini. Lakukan evaluasi dan revisi agar kegagalan yang sama tidak terulang lagi. Setelah itu rayakan kegagalan itu, hahaha. Bukan, lebih tepatnya rayakan keberanian si anak untuk berusaha semaksimal mungkin.

9. Beri anak tantangan-tantangan baru. Beri dia misi kecil-kecilan yang sekiranya dapat dia lakukan. Misal beli garam atau yang udah gede minta untuk berbelanja di pasar dengan berbekal catatan. Kalau Baba biasanya diminta ayahnya beli bensin. Nah kalau saya beda lagi tantangannya.

Setiap Baba minta mainan, saya menantang dia, bisa nggak mainan ini buat belajar? Terakhir dia beli kelereng dan saya minta dia buat lintasan kelereng. Apakah berhasil? Belum, tapi saya suka melihat usahanya untuk membuat pola lintasan kelereng.

Kalau di luar rumah, tantangannya beda lagi. Saya melatih Baba berkomunikasi dengan orang lain. Ingat kan Baba itu cadel? Nah tantangannya adalah gimana caranya ngomong agar lawan bicara paham dengan ucapannya. Ya walau harus beberapa kali pengucapan, dia berhasil kok.

Tantangan terbaru Baba adalah tentang latihan konsep kepemilikan, sudah baca? Kalau belum, silahkan dibaca di postingan sebelum postingan ini ya.

10. Ajarkan anak tentang apa yang anda ketahui. Sering-seringlah bercerita tentang pengalaman hidup Anda selama ini. Saya biasanya cerita pengalaman waktu sekolah, waktu kuliah, pasien di rumah sakit. Begitu juga dengan Kak Can yang juga cerita tentang pengalaman hidup. Dan ketika kami mendapat ilmu baru, kami biasakan untuk melakukan diskusi di depan Baba, yang otomatis didengar juga oleh Baba.

Efeknya adalah Baba jadi sering bercerita tentang ilmu atau pengalaman baru yang dia dapatkan. Setelah itu kami melakukan diskusi ringan, biasanya Baba akan bertanya banyak hal yang saya usahakan untuk menjawab secara logis dengan bahasa yang mudah dia pahami.

Beri kesempatan dia untuk berbicara walaupun itu hal yang tidak nyata, itu adalah proses pelatihan kepercayaan dirinya juga lho.

11. Jadilah pendukung setia ketika anak merasa kesulitan. Bagi saya, dukungan keluarga adalah kekuatan yang sangat besar. Walau tanpa kata, pelukan sudah cukup menenangkan. Setuju?

Ketika Baba merasa kesulitan bahkan sampai ingin menangis, saya duduk di depannya dan tersenyum, “Bunda yakin kamu bisa menyelesaikan ini. Ayo Sayang.” Begitu kata semangat yang saya ucapkan untuknya.

Itulah kenapa orangtua harus memiliki manajemen emosi yang baik, tentu saja agar mampu memberi energi positif pada anak. Orang yang positif dapat membuat orang lain menjadi lebih positif. Energi dapat menular dengan cepat, baik positif maupun negatif. Sebaiknya pilihlah energi positif.

12. Beri contoh bagaimana menjadi seorang yang percaya diri. Semua praktek diatas akan lebih baik jika kita sebagai orangtua memberi teladan sebagai orang yang percaya diri.

Gimana caranya Bubu?

Contohnya nih ketika ada kegiatan rapat sekolah, RT atau arisan PKK, jadilah anggota yang aktif. Atau sering melakukan diskusi dengan suami. Akan lebih baik lagi jika kita mengajak anak untuk bertemu dengan orang hebat di wilayah kita. Misalnya bertemu dengan walikota, atau pengusaha yang paling dihormati di wilayah tersebut atau tokoh agama yang berpengaruh. Ajak anak melakukan hal-hal hebat dimana orangtua yang menjadi tokoh utama.

Dengan melakukan hal-hal demikian, figur otoritas kita akan naik di depan. Anak akan mengidolakan kita dan insya Allah akan mengikuti kepercayaan diri kita.

Siap pratek?
Tes dulu, ada yang sudah praktek materi part 1?
Share dibawah yaaa...

Dari Bubu Baba dan Kak Candra Adhi Wibowo
Untuk Keluarga Hebat Indonesia


Mengurai benang merah masalah

.

Alhamdulillah sudah sampai di materi terakhir nih setelah selama 9 hari berturut-turut kita memaksa diri keluar dari zona nyaman. Dari yang sebelumnya males-malesan belajar tentang anak dan keluarga, di program KHI ini kita belajar dan praktek materi-materinya.

.

Sebenarnya apapun masalah yang kita hadapai, selalu ada benang merahnya, selalu ada pola dan solusinya, hanya saja kadang kita sebagai orangtua terlalu malas untuk belajar ilmu-ilmu baru atau memang sudah mencari solusi namun tak juga kunjung ketemu.

.

Saat ada masalah-masalah datang nanti, jangan fokus ke kondisi saja, karena akan membuat kita semakin tertekan dan kesulitan mengamati pola masalah dan solusi yang ada. Kendalikan pikirannya dengan cara mengendalikan emosi yang ada. Cara mengendalikan emosi adalah dengan mengubah fokus kita, mulai dari kata-kata dan bayangan-banyangan buruk yang ada dalam pikiran.

.

Kita harus urai benang merah masalah kalau mau masalah-masalah yang ada cepat selesai. Jangan pikirkan solusi besarnya dulu, lebih baik fokus dengan apa yang bisa dilakukan saat ini. Fokus benerin hal-hal kecil yang mengarahkan kita semakin dekat dengan solusi.

.

Saran saya, jangan praktek sendiri tanpa didampingi praktisi, karena tidak efisien dan makan waktu yang lama. Lebih baik pilih salah satu praktisi yang sudah terbukti ahli di bidangnya dan kita belajar sebagai muridnya. Dengan guru pembimbing, langkah dan waktu kita menjadi lebih efisien dan efektif.

.

Misal saya ingin belajar bulutangkis saya akan belajar dari juara bulutangkis, bukan hanya orang yang bisa bulutangkis saja. Guru-guru dalam kehidupan ini tidak harus selalu ketemu secara fisik, namun dengan perkembangan teknologi, kita juga bisa belajar dari guru-guru kita melalui video, buku, program pembelajaran, seminar.

.

Meski begitu, tetap luangkan waktu untuk bertemu secara fisik, minimal makan siang bersama. Melalui obrolan-obrolan yang terjadi biasanya kita akan mendapatkan ide-ide baru untuk menyelesaikan masalah kita.

.

Masalah tidak akan menjadi masalah lagi ketika menemukan benang merah solusinya dan dibimbing oleh orang yang lebih ahli.
Long Distance Parenting
Pengasuhan Jarak Jauh

Tidak semua orangtua bisa tinggal serumah dengan anak-anaknya. Siapa sih yang mau berjauhan dengan anak dan keluarga? Mayoritas akan menjawab nggak mau. Namun kadang masalah finansial dan pendidikan membuat mereka menempuh jalan ini.

Berjauhan dengan anak bukan berarti nggak bisa tetap dekat dengan anak. Ada banyak cara membuat perpisahan sementara ini tidak menyakiti perasaan anak. Silahkan disimak.



Beri Penjelasan.

Berpisah dengan anak bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terutama bagi ibu. Apalagi jika anak masih kecil, ia membutuhkan sosok orangtua lengkap yang menemani perkembangannya. Tapi jika kondisi memaksa untuk berpisah, bagaimana lagi.

Yang perlu dipersiapkan pertama adalah kondisi mental anak. Jangan sampai anak merasa perpisahan ini karena orangtua tidak mencintainya lagi. Kalau anak berontak, nangis, marah, kecewa, itu semua wajar.

Beri penjelasan pada anak kenapa harus berpisah sambil tenangkan si anak. Dan buat kesepakatan-kesepakatan apa saja yang dapat dilakukan ketika berpisah nanti, terutama dalam hal komunikasi. Jam berapa akan quality time dan dengan menggunakan media apa?



Samakan Pola Asuh dengan Wali

Ini untuk anak yang ditinggal kerja oleh orangtuanya, jangan sembarangan menyerahkan pengasuhan. Pilih orantua pengganti atau wali yang benar-benar bisa menerima dan menyayangi anak kita. Buat juga kesepakatan pengasuhan dengan mereka. Jangan lupa untuk menjaga hubungan baik dengan wali dengan mempersering komunikasi. Selalu pantau perkembangan anak melalui walinya. Begitu pula bagi anak yang sekolah di asrama atau di pondok pesantren, tetap jaga komunikasi.



Komunikasi Intensi dengan Anak

Lakukan komunikasi via voice call atau video call, paling tidak 3x dalam sehari. Yang pertama di pagi hari, yang kedua saat anak sudah pulang sekolah, yang ketiga sebelum mereka tidur. Selelah apapun, jaga komunikasi dengan anak agar mereka tidak merasa dibuang atau diabaikan begitu saja.

Jika sampai anak merasa begitu, lambat laun anak hanya menganggap kita sebagai mesin ATM berjalan karena ikatan emosional tidak terbentuk.

Apapun yang terjadi, orangtua harus tau meskipun pihak wali sudah memberikan perhatian dan kasih sayang pada mereka.



Anak tetap Prioritas

Jika suatu ketika anak sedang sakit,usahakan untuk pulang dan berikan motivasi kepada anak. Kalau bisa jadwalkan seminggu sekali atau sebulan dua kali untuk menjenguk anak. Tapi sesuaikan dengan jarak juga ya.

Beri penjelasan ke anak kenapa orangtua tidak bisa sering pulang, jelaskan tentang harga tiketnya, waktu tempuhnya juga. Jelaskan juga padanya tentang birokrasi kantor saat mengajukan cuti.

Gimana kalau ortu nggak bisa jenguk dalam waktu beberapa bulan Bubu?

Ajak anak untuk datangi ortu kalo gitu. Yang penting selalu ada pertemuan dengan kedua orangtuanya. Dengan begitu anak akan merasa masih memiliki orangtuanya dan orangtuanya masih mencintainya..

Bagi yang anaknya sekolah di asrama atau di pondok, saat datang berkunjung bawakan juga makanan yang disukai oleh anak-anak. Karena biasanya anak tidak boleh membawa ponsel, kita bisa meminta anak menulis kegiatan sehari-hari dalam jurnal yang bisa kita baca ketika jadwal bertemu.



Konsistensi

Yang namanya kerja itu tentu capek ya, tapi kita harus menepati janji pada anak mengenai hal-hal di point pertama. Janjian dengan orangtua membuat anak bersemangat karena memiliki sesuatu yang dinantikan, yaitu bercerita dengan orangtuanya.

Jadi ketika lelah melanda, sebaiknya mandi dulu agar kembali segar untuk menerima celoteh penuh cinta anak-anak kita. Dengan menepati janji seperti ini, anak akan tenang dan memiliki kejelasan kapan dia akan “bertemu” dengan orangtuanya lagi.



Berikan Kejutan

Lakukan hal-hal diluar apa yang sudah dijanjikan. Misalnya mengirimi anak surat yang disemprot parfum orangtuanya, mengirimkan foto fisik orangtua yang sedang bekerja, atau mengirimkan hadiah yang disukai anak.

Yang perlu saya tekankan, pengiriman hadiah yang disukai anak jangan dijadikan penebusan rasa bersalah karena ninggalin anak. Kehadiran Anda tidak bisa digantikan oleh apapun di dunia ini, jadi jangan samakan dengan mainan ya.

Untuk yang mau kirim kejutan pada anak yang sekolah di asrama atau di pondok, pastikan tidak menyalahi aturan yang berlaku ya. Pastikan sudah berkonsultasi dengan penanggungjawab disana agar anak tidak mendapat masalah.

Nah jika yang LDP adalah ayahnya, kita bisa meminta anak memilihkan hadiah kejutan juga untuk Ayah.



Quality Time

Ketika jadwal bertemu tiba, buat hari itu adalah momen berkesan. Jangan minder karena jarang bertemu dengan anak secara fisik, karena mempererat hubungan dengan anak itu kaitannya dengan kualitas dari pertemuan itu sendiri. Banyak kok yang ketemu setiap hari malah uring-uringan sama anak.

Jauhkan ponsel atau pekerjaan saat quality time tiba. Nah kalo ini boleh dijadikan ajang penebus dosa karena jauh-jauhan dari anak. Hehehe.



Selamat Praktek Semuanya.

Insya Allah minggu depan kita akan membahas tentang Teknik Meningkatkan Ikatan Cinta dengan Keluarga.



Oh iya, hasil pendidikan Konsep Kepemilikan Baba tadi pagi, Alhamdulillah misi berjalan sukses, malah saya disisain 1 kue pukis. 😍🎉




Mencegah masalah besar datang menimpa keluarga kita

.

Sebagai pasangan suami istri tentu tidak terlepas dari problematika tentang ketidaksamaan pola pemikiran, karena memang takdirnya berbeda. Begitu juga dengan anak, tentu saja juga jauh berbeda, karena mereka masih anak-anak.

.

Kalau kita sebagai seorang pribadi yang tidak dapat mengendalikan diri, tentu riak-riak kecil ini akan menjadi pemicu munculnya masalah yang lebih besar. Tidak ada rumah tangga yang tidak memiliki masalah. Kalau tidak memiliki masalah dalam rumah tangganya, biasanya karena belum sadar saja bahwa itu masalah.

.

Sebagai manusia biasa tentu kita kadang emosinya meluap berlebihan. Jika hal ini dibiarkan terus terjadi, khawatirnya akan mempengaruhi stabilitas keluarga dan lebih penting kejiwaan diri kita sendiri.

.

Sebenarnya apa sih yang membuat masalah-masalah besar datang dalam keluarga kita?

.

Silahkan dituliskan, lalu beri arti baru untuk mencegah masalah yang lebih besar datang. Misal sebagai contoh,

.

Mertua terlalu cerewet, kita beri arti baru bahwa itu bentuk perhatian namun salah caranya

Suami cuek, kita beri arti bahwa suami adalah hasil pola asuh keluarganya yang kadang kurang tepat

Anak rewel, kita beri arti sebagai bagian dari pembelajaran praktek dari Tuhan agar kita mampu menyelesaikan masalah secara cepat

.

Banyak hal yang ada dalam keluarga memerlukan keahlian kita untuk memberi arti baru yang positif. Ketika arti yang kita berikan positif, tindakan kita mengarah ke hal positif, sebaliknya ketika arti yang kita berikan negative, pola tindakan kita pasti akan cenderung mengarah ke hal-hal yang negative.

.

Nah sekarang waktunya praktek, cari 2 kejadian yang harus kita berikan arti positif untuk kemajuan diri kita dalam keluarga. Ketika kita sudah sering mempraktekkan ini, kecpatan untuk memberikan arti baru menjadi lebih cepat.

.

Dampak paling menonjol adalah kita tidak mudah baper ketika mendapati kejadian yang tidak sesuai dengan pemikiran kita, lebih mudah maklum dan lebih bijaksana menemukan solusinya.